Keesokan harinya, Ping melakukan perawatan pada kakinya, Meen yang berdiri agak jauh dari Ping segera mendekat karna tidak tega melihat Ping kesakitan.
"Cukup dokter, hentikan! "
Dokter yang memegang lengan Ping langsung menoleh, ini baru 10 menit , latihan nya akan berlangsung 25 sampe 30 menit, tapi kenapa Meen menghentikan nya.
"Tuan muda, waktunya.... "
"Tidak perlu waktu, kekasihku kesakitan, jangan paksa dia, kita masih ada hari lain...! "
Ping yang mendengar itu menghembuskan nafas lega, dia benar kesakitan wajahnya sudah pucat meski kakinya mati rasa, namun
Ping tetap merasakan sakit saat mencoba melangkah.Melihat itu Meen mendekat kearah Ping,memegang lengan Ping menuntunnya untuk duduk di kursi roda .
Ping melihat tatapan khawatir Meen yang duduk berjongkok didepannya, setelah menaikkan kaki Ping keatas pijakan dengan lembut Meen membelai wajah Ping .
"Ping, kamu tidak perlu memasakkan untuk bisa berjalan , phi tidak suka wajah sakit ini..."ucapan Meen membuat Ping senang,Ping menyandarkan pipi nya ke telapak tangan Meen yang cukup hangat menurutnya.
"Aku hanya ingin cepat sembuh dan keluar dari sini phi" jawab Ping masih dengan posisi yang sama.
"Sayang, kamu akan sembuh , phi akan melakukan semua cara untuk membuat mu berjalan lagi, tapi tidak dengan rasa sakit... Kamu mengerti...! "
"Iya phi, Terima kasih...."
"Mau jalan-jalan ke taman lagi ? " tanya Meen setelah menjawab dengan anggukan ucapan Ping.
"Apa boleh...? "
"Tentu saja, phi akan membawa mu ke taman. "
Meen dengan segera berdiri , lalu menatap dokter yang akan bicara terlebih dahulu.
"Berikan dokumennya pada ku setelah ini..! "
"Baik tuan muda..." dokter itu sedikit menunduk membiarkan Meen yang sudah mendorong kursi roda Ping melewatinya.
~
Taman rumah sakit.Ping menghirup udara yang sangat segar ditaman yang berbeda dari taman yang mereka kunjungi sebelumnya , banyak pasien seperti dirinya yang juga sedang menikmati suasana indah taman rumah sakit yang dihuni Ping.
Taman rumah sakit ini dirawat dengan baik, banyak rumput yang ditata dengan rapi, dan juga berbagai. Macam bunga warna warni memancarkan harum yang memanjakan hidung.
"Kamu suka? " tanya Meen menyamakan tingginya dengan Ping, bahkan Ping bisa merasakan hembusan nafas Meen di lehernya.
"Mmm, taman ini indah phi... "
Meen mengangguk, dia kembali berdiri lalu mendorong kursi roda Ping menuju bangku yang tidak jauh dari mereka, di depan itu ada kolam kecil di tepinya dihiasi bunga juga.
Ping benar-benar takjub melihat nya, bagaimana bisa ada kolam kecil seindah ini. Apa ditaman sebelumnya juga ada.
"Ini milik Elang Crop kenapa bisa kaget? " tanya Meen mengelus pundak Ping.
"Ya aku tidak memperhatikan aset papa selama ini. " jawab Ping jujur, Meen hanya mengangguk kekasih kecilnya memang secuek itu.
Meen juga sudah duduk di bangku membiarkan Ping menikmati indahnya taman ini.
Meen mengeluarkan ponselnya mengambil beberapa foto Ping , dia tidak menyangka hari ini akan datang lagi, hidup bersama Ping adalah tujuan Meen.
Meen akan melakukan segalanya, jika Ping ingin sembuh dia akan mendatangkan dokter terbaik untuk melatihnya, jika Ping dinyatakan tidak bisa berjalan lagi dia akan menerima semua kekurangan Ping.
Ping adalah segalanya buat Meen, dia akan menebus semua kesalahan nya selama ini, dia akan membahagiakan Ping , dia tidak akan lagi membiarkan Ping nya terluka.
"Phi....! " panggil Ping memutar kursi roda nya menghadap Meen.
"Kenapa hm? " tanya Meen menarik kursi roda Ping mendekat kearahnya. Juga membuat wajah mereka mendekat. Meen bahkan mencium bibir Ping singkat.
"Ish, phi jangan ambil kesempatan.." Ping memukul lengan Meen, lalu mendorong bahu Meen membuat jarak diantara mereka. Meski tidak ada orang , mereka masih diluar.
"Ambil kesempatan apa, kamu milikku, hidung ini!" Meen menoel hidung Ping, beralih pada mata Ping. "Mata ini.. Semuanya milik phi apalagi bibir ini..." gumam Meen lembut yang masih bisa didengar oleh Ping. "Semua milik phi" tambahnya mencubit pipi Ping tentu saja tidak keras.
"Phi... "
"Hmmm" Meen memegang jemari Ping, memainkannya sambil menunggu ucapan Ping.
"Apa phi lupa kalau kita sudah tidak memiliki hubungan lagi.. "
"Ya....., hah? " Sadar Meen lalu menatap Ping dengan wajah datarnya, Ping terkekeh melihat wajah Meen kenapa bisa berubah begitu cepat.
"Kita sudah putus sebelum...... "
"Tidak, tidak ada kata putus, jangan ucapkan itu... "
"Tapi itu kenyataannya phi... "
"Huuh.." Meen menghela nafas, meski benar tapi dia tidak mau putus, jika dia mengajak Ping pacaran lagi apa mereka harus memulai dari awal, arggh Meen tidak mau.
"Ping , kamu miliki phi, anggap saja yang kemaren itu orang lain yang mengajak mu putus bukan phi. "
"Jadi aku memiliki dua pacar..? "
"Heiii... " Teriak Meen tidak percaya dengan jawaban Ping, bagaimana bisa dia berfikir seperti itu.
"Haha, aku cuma bercanda phi, "
"Ck, ping candaan mu tidak lucu, kamu hanya milik phi, okey, "
Ping mengangguk , Meen tersenyum puas melihat anggukan Ping, senang tentu saja mereka akan kembali seperti dulu, bahkan lebih dari dulu.
"Ping, maafin phi yang bersifat kekanakan dulu, mulai saat ini, phi akan menjaga Ping dengan baik, phi mencintai Ping "
"Iya phi." Ping menggenggam tangan Meen yang juga menggenggam tangannya, bahagia tentu saja selama ini Ping juga mencintai Meen.
"Ayo kembali kekamar, kamu harus istirahat.. "
Tanpa menunggu jawaban Ping, Meen sudah berdiri dan mendorong kursi roda Ping menuju ruangam Ping berada.
~~~
Tidak jauh dari rumah sakit .Antonio memilih beberapa buah dan bunga untuk Ping, dia akan menemui lelaki itu untuk kembali mendekatinya, dia yakin Ping tidak tahu kalau dia ikut dalam penyerangan dan tidak mungkin Meen menceritakan pada Ping.
Meen tidak punya bukti.
"Bagaimana? " Tanya nya pada sang anak buah yang baru saja datang.
"Sebentar lagi dia akan keluar bos"
"Bagus, hadang dia sampai aku bisa bicara dengan Ping. "
"Baik bos.. "
Antonio tersenyum, lalu menghirup aroma apel yang dipegangnya bahkan dia membayangkan wajah manis Ping di apel itu.
"Manis sekali.... "
»»————> 𝑡𝑏𝑐 <————««
MP🖤🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PING
RomanceMeen, ketua basket terkenal di high school internasional,anak tunggal kaya raya,yang tiba-tiba menyukai adik kelasnya yang notabenya adalah seorang laki-laki "bernama Ping, dia mengklaim Ping adalah miliknya padahal Ping sudah menolaknya berkali-kal...