mp22

1.2K 85 2
                                    

Ping memacu motornya membelah jalanan sepulang sekolah, tadi dia sudah pamit pada Meen yang lagi latihan basket, dia akan menemui Miki, Tofan dan yang lainnya untuk membahas hadiah semalam.

Tidak lama Ping menyadari ada dua mobil yang mengikutinya dari belakang, dia bisa melihat 2 mobil sedan hitam dari kaca spion motor nya.

"Siapa lagi sih ini?." gumam Ping dibalik helm besar miliknya, dia memacu lagi motor besar itu dengan cepat,jalanan yang sepi memudahkan Ping untuk menjaga jarak dari orang-orang yang mengejarnya.

Sekarang masih jam kerja jadi jalan raya sepi apalagi jalan tol.

"Berhenti lo!. " bukan mobil tapi motor yang Ping tau salah satu kelompok dari Lawannya semalam . 4 motor dan dua mobil yang mengejar Ping.

"Sial mereka terlalu banyak! " lagi Ping memacu motornya kencang , tidak mungkin  dia berhenti sekarang.

Sementara Meen dilapangan basket terdiam ditempatnya karna telfon dia sedari tadi tidak diangkat oleh Ping, seharusnya Ping sudah sampai dicafe yang tidak terlalu jauh dari sekolah mereka.

"Kenapa perasaan gue ngak enak! " Meen bergumam tapi didengar oleh Marco.

"Lo kenapa ? " Marco duduk disamping Meen tanpa menatap pria tampan yang sedang gelisah ditempatnya.

"Ping nggak angkat telfon gue! .

"Lah , bucin banget lo , Ping pergi baru 30 menit yang lewat Meen, mungkin saja dia mampir dulu."

"Perasaan gue nggak enak co. "

"Ya udah telfon Miki coba, temannya.! "

"Lah benar juga. "

"Tolol lo. "

"Anjg! "

Marco hanya mengeleng melihat Meen , pintar sih tapi bego kalau udah urusan nya Ping.

*Haah? Ping belum sampai? *

*baiklah, gue coba susul dulu. "

*iya Miki. Thanks!. *

Meen beranjak bangun membuat Marco kaget, Gerakan cepat Meen juga tak luput dari tatapan teman-temannya yang lain.

"Meen lo mau kemana?." Tanya Marco menghalangi langkah Meen.

"Perasaan gue ngak enak co, gue mau nyusul Ping. "

"Meen, tenang dong , tidak akan terjadi apa-apa, tunggu sebentar lagi, ngak ada kabar kita susul sama-sama. "

Meen mengalah dan akhirnya mengangguk, mungkin benar dia berfikir berlebihan  .

Tidak menyadari , dua jam berlalu karna terlalu fokus  bermain basket, Meen tersentak kaget saat melihat 30 panggilan tak terjawab saat dia mengambil ponselnya, sudah waktunya istirahat.

"Sial! "

Drtth drtth, ponsel Meen kembali bergetar.

"Miki*

*berita apa? *

"Meen! " Marco meneouk pelan pundak Meen.

Meen hanya menatap kearah Marco,lalu

Mengambil ponsel yang ada ditangan sahabatnya itu .

"Tidak ini tidak mungkin. ! " Meen segera berlari meninggalkan lapangan basket setelah mengambil kunci motor nya, meninggalkan semua teman-temannya yang belum tau apa yang terjadi .

MY PINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang