MP7

1.7K 113 2
                                    

      Hueekkk...argggh! "Teriak Ping menekan kedua lutut nya dengan tangan di taman belakang sekolah , dia mencoba mengeluarkan semua isi perut nya yang sudah terkontaminasi oleh obat yang tadi diminum.

       "Sialan , obat apaan itu, pahit sekali, week! "Lagi Ping mendumel, menekan perut nya kuat apalagi sekarang tengorokannya sangat perih.

      Kepala Ping juga terasa pusing, namun tidak lama.

       "Terimakasih " ucapnya  , mengambil botol air yang disodorkan oleh seseorang padanya tanpa melihat kearah orang yang memberinya minum.

         Hanya Miki yang tau dia tidak bisa minum obat, sudah pasti Miki mengikutinya, tutupnya sudah terbuka Ping dengan cepat menghabiskan setengah botol dari minuman itu.

         "Hah, lega,,,, akhirnya rasa pahit itu hilang! " gumam Ping, "  Miki gue..... " . Ucapan Ping terhenti saat dia memutar badan dan melihat Meen yang ada disana bukan sahabatnya.

     Malu, itu pertama kali yang dirasakan Ping, sial memang kenapa dia tidak melihat dulu tadi.

"Ping, maaf ."

"Hah?"

"Maaf, gue nggak tau lo nggak bisa minum obat, sampai lo seperti ini juga, maaf . " tambah Meen membuat Ping bungkam.

      Meen, minta maaf padanya,, ping menatap kearah mata Meen seolah mencari kesungguhan , tapi benar Meen sunguh minta maaf padanya terlihat jelas ada rasa bersalah dimata pria tampan yang hanya sedikit lebih tinggi dari Ping .

"Ping! " panggilnya sekali lagi.

"Aghh, sudahlah lupakan , gue pergi!. " Malu sebenarnya tapi Ping mencoba biasa saja .

"Ping! ." 

"Lepas! " Ping menghentak tangan Meen yang memegang pergelangan tangannya.

"Maafin gue dong,apa yang harus gue lakuin biar lo maafin gue? "Meen memohon tanpa melepas gengamannya.

"Sudahlah,  gue juga tidak apa-apa phi, obat itu juga nggak bakalan buat gue mati. "

"Ping."

     Ping melepas tangan Meen, lalu berbalik namun ucapan Meen membuat nya kembali berhenti.

"Bagaimana kalau phi traktir kamu makan sepuasnya, phi benar-benar minta maaf Ping. "

      Meen mengubah tutur katanya, dia benar-benar merasa bersalah, Ping orang yang disukainya, masa seperti ini dia tidak tau.

      Bagaimana Meen bisa menjaga Ping nantinya,Meen menunduk pasrah saat Ping tidak menangapinya.

"Benarkah phi, lo janji?." Ping malah antusias dan itu cukup membuat Meen terlonjak kaget.

"Hah? "

"Kesambet lo berarti, " Ping mengeleng lalu berbalik lagi hendak berjalan melihat Meen bengong .

"Tunggu Ping, iya phi janji, ayo mau makan di mana?,kamu tentuin. "

    Ping tersenyum tanpa berbalik, kesempatan buatnya karna dia sudah lama tidak makan banyak.

"Jangan sampai lo nyesal phi. " ucapnya lalu pergi dari sana.

Meen hanya mengeleng, dia tidak mau Ping marah padanya, saran Miki berhasil, hanya makanan yang bisa membuat Ping luluh.

***
Malam hari.

         Meen melongo melihat pasar malam didepannya,tidak lebih tepat nya pasar kuliner,yang terlihat hanya gerobak makanan,sedangkan ping menatap dengan mata berbinar.

"Ping , lo yakin disini? "

"Kenapa? Phi tidak pernah makan disini.? "

        Meen mengeleng, dia suka bersih tentunya dia tidak makan ditempat seperti ini apalagi makanan disini tidak sehat, cepat saji semua.

"Ayo kita makan enak! ." Ping menarik tangan Meen, tapi pria itu menahannya .

"Wait Ping, mending cari tempat lain,makanan disini tidak ada gizinya! ."

          Meen hendak menarik tangan Ping keluar dari pasar itu membuat Ping mengeleng.

"Apa sih, lo kira gue kurang gizi apa? , pergi sendiri sana, gue mau makan! . "

"Ok ok Ping, jangan gitu, ayo phi temenin. "

"Nah gitu dong, disini makanannya bersih kok, meski tidak banyak gizinya tapi enak. "

          Meen hanya mengangguk, dia tidak menyangka Ping akan membawanya ketempat seperti ini, alih-alih restoran mewah.

           Meen hanya melihat Ping makan dengan lahap, berganti makanan, mencoba setiap stan makanan disana, dia bukan jijik tapi dia memang belum pernah makan seperti ini.

"Coba phi! "

"Hah? "

"Coba ini! " Ping menyodorkan sosis besar yang sudah digoreng kedepan Meen,namun dia malah mengeleng dengan cepat.

"Tidak , lo aja? "

"Ck, sini! " Ping menarik Meen mendekat kearahnya, mengarahkan sosis ke mulut Meen, mau tidak mau Meen mengigit sosis itu.

         Ping melihat wajah meen saat mengunyah makanan, lucu , Ping sedikit tersenyum  "Enakkan?."

"Mmm," Meen mengangguk disela kunyahnya, dia mengambil alih memegang sosis yang sudah ditusuk dengan lidi dan memakan nya sendiri dengan lahap.

          Ping menambah semua junkfood kedalam piring kecil dan menyuruh Meen makan banyak malam ini.

           Meen Yang awalnya ragu akan makanan disana malah lebih antusias memakan semuanya,mereka bergantian terus mencoba makanan yang ada.

"Ughh, gue kenyang! ."

"Kecil banget perut lu phi! ."

"Lah, lu kira dong Ping, kita mencoba semua disini, apa ngak meledak nih perut. " Ping tertawa kecil mendengar omelan Meen.

"Meen! "

         Mereka menoleh saat seseorang memanggil nama Meen, mereka sekarang sudah berada diparkiran hendak pulang.

"Rayyan! , lo ngapain disini?."

"Lo? , heh bicara mu berubah ya sekarang, btw lo makan ditempat seperti ini?." tunjuk Rayyan kearah pasar dibelakang Meen lalu beralih menatap Ping yang masih sibuk dengan makanannya.

"Bukan urusan lo! ."

"Lo punya pacar miskin ya sekarang? Jadi seleranya rendahan. "

       Ping bisa melihat perubahaan wajah Meen, tapi dia tidak peduli, sudah biasa dia mendengar hinaan seperti itu.

"Siapa nama pacar lo Meen?."Rayyan mendekat kearah Ping.

"Siapa phi, mantan? "Bukannya menjawab tanya pria itu Ping  malah balik bertanya pada Meen .

"Bukan, "

"Heh, beraninya lo nggak jawab pertanyaan gue! "

"Lo ngomong sama gue? ."Tunjuk Ping pada dirinya sendiri.

"Brengsek!."

"Wooo,, ooo, santai dong."

"Diam, "bentak Rayyan memukul mangkuk bakso yang dipegang oleh Ping hingga jatuh.

Ping menatap kesal kearah pemuda itu, namun dia malah mendekati Meen alih-alih memarahinya.

"Phi Meen,dia jatuhin makanan aku! ." rengek Ping bergelayut manja ditangan Meen.

Jangan ditanya keadaan Meen gimana sekarang, jantung nya berdetak kencang namun tubuhnya terasa kaku  .

Sialan Ping, mati sajalah aku! .

❀•°•═════ஓ๑♡๑ஓ═════•°•❀
Tbc

MY PINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang