MP 60 (𝑒𝑛𝑑)

463 47 6
                                    

Meen menatap koper-koper besar, kotak dan juga beberapa bungkusan yang disusun rapi didepannya.
Tutupnya juga sudah dibuka semua.

Meen memasang sarung tangannya, sebentar lagi pasti ada polisi dan keamanan lainnya, Meen tidak mau mengambil resiko berurusan dengan negara .

Meen jalan mendekat, dengan langkah tegap dan kaca mata hitam yang masih di pakainya Meen mengangkat satu senjata api . Tentu dengan Kualitas terbaik.

Disana juga ada jenis senjata yang lain  ,dan obat-obatan terlarang,mulai dari yang sudah siap edar maupun belum , tanaman liar, hewan liar, pokoknya semua jenis barang ilegal berkumpul disana.

Meen benar-benar tidak menyangka bisnis sang daddy mengerikan seperti ini, tidak tepatnya bisnis kembaran sang daddy, yakni pamannya.

"Aku sudah lama tidak melihat tuan Dirga, apa dia sudah mati. ? "

"Mungkin saja." jawab Meen santai, bahkan pria di depannya ini tertawa mendengarnya.

"Ck, apa sifatmu ini kau dapatkan dari tuan Krittanun , tuan muda.... ? " seolah tak percaya Meen yang dikenal dekat dengan sang daddy malah menyumpahi daddynya mati.

"Itu bukan urusan mu. " jawab Meen membuat pria di depannya kembali tertawa. Meen tidak peduli.. " hanya ini? " tanya Meen padahal yang di depannya sudah bernilai hampir 7 triliun.

Pria itu mengangguk. Meen menaikkan tangannya menyuruh anak buahnya membuka koper berisi uang.

Meen bisa melihat mata pria yang lebih pendek darinya dan badannya dipenuhi tatto ular naga itu berbinar.

Meen membawa uang asli tentu saja, tidak ada penipuan darinya.

Mereka mendekat mempersilahkan lawannya untuk memeriksa uang itu palsu atau bukan , cukup atau tidak.

Sudah merasa cukup, bawahan pria itu mengambil semua koper uang milik Meen,  begitu juga Meen yang hendak menyuruh anak buahnya mengangkat barang namun dia ditembak dari jauh. Dan mengenai lengannya.

Sial " batin Meen, karna lawannya mulai duluan. Dia berlari kebelakang sebuah perahu menekan lengannya yang mengeluarkan darah. Dia tidak menyangka bakalan ditembak.

"Bubar... !" pria itu ingin berbalik, namun anak buah Ping lebih dulu menyergap nya, memberi tembakan tepat dikaki pria itu.

Pertempuran tidak dapat dielakkan, mereka saling bertarung dan banyak dari mereka tertembak karna dari jauh sniper dari anak buah Meen juga membantu.

"Tuan muda anda tidak apa-apa? "

"Baik, apa Ping disini? "

"Ya tuan, tuan krittanun sudah ada di dermaga. "

Meen mengangguk, dia membalut lukanya menghentikan pendarahan, lalu menerima pistol dari tangan anak buahnya.

Meen ikut bertempur , mereka berpencar dan Meen juga tidak berniat mencari Ping, karna Ping bilang dia akan menghabisi Antonio malam ini.

Sementara itu di tempat balapan.

Ledakan! " perintah anak buah Antonio. Yups benar mereka meledakkan tempat balapan sebelum balapan selesai. Apalagi melihat pembalap yang selalu mereka pantau hampir menang.

Tidak lama , ledakan besar terdengar, banyak yang jadi korban disana termasuk penonton yang tidak bersalah.

Semua pembalap pun kena imbasnya, entah apa yang mereka fikirkan  , pembuhunan kejam seperti ini jika tidak dihentikan mereka akan menjadi bukan.

Ping sendiri salah perkiraan, dia malah mengejar Antonio ke dermaga dan meninggalkan anak buahnya dalam balapan yang sekarang jadi korban.

~~

Ping mengejar Antonio yang memacu motor nya dengan cepat di belakangnya juga beberapa anak buah Antonio mengejar Ping, mereka melepas tembakan di sepanjang jalanan sepi itu.

"Sial! " gumam Ping karna tidak akan ada ujungnya,Ping mengeluarkan pistol kecil dari sakunya.mempercepat laju motor nya Lalu berdiri diatas motor.menjaga keseimbangan sebentar sebelum menembak...

Dooor.... "Ckkiiiittt........ "

Motor yang dikendarai oleh Antonio pecah ban karna tembakan Ping yang tepat sasaran.

Ping kembali duduk dimotornya, dia melihat kebelakang Antonio berguling dibawa oleh motornya sendiri.

Ping kembali memutar motornya, berhenti didepan Antonio yang dengan kasar melepas helmnya.

"Brengsek, lo.....! " tunjuk nya pada Ping yang masih diatas motor , tentunya Antonio belum tahu siapa pria di depannya .

"Ping!!! Teriaknya saat Ping membuka helm dan turun dari motor.

Ping menatap Antonio lalu sebentar dia mendapat laporan di earphones yang dipakainya.

*Appaaa tempat balapan meledak...? "

Emosi Ping semakin naik, dia menatap Antonio dengan tatapan murka. Dia tidak menyangka Antonio sangat kejam. Ledakan itu tidak terlintas difikiran Ping sama sekali karna banyaknya orang di sana.

"Pi... Pi... Ping kenapa lo, kenapa lo bisa disini? " teriak Antonio saat Ping mendekat.

Belum Ping bicara, anak buah Antonio datang menembakan beberapa tembakan pada Ping.

Tentu saja Ping menghindar dan lagi mengeluarkan pistolnya ,namun satu tembakan mengenai pundak Ping.

Dia menunduk sebentar, dia melihat Antonio berdiri dibantu oleh anak buahnya dan mendekat kearah Ping.

"Cih, seharusnya gue dari awal bunuh lo dirumah sakit krittanun! " geram Antonio menendang pundak Ping yang tertembak.

"Aargghh " Ping memegang bahunya , satu hal tiba-tiba terlintas dipikiran Ping hingga dia tidak fokus.

Kenapa kritt tidak muncul setelah dia mengalami kekesalan dan luka parah seperti ini, apa kritt benar- benar hilang .

Ping menurut saja saat Antonio menarik jaket yang dipakainya , juga membiarkan Antonio memukuli wajah nya berulang kali. Ping hendak melawan tapi fikirannya masih di penuhi pertanyaan dimana kritt berada.

*kritt , kamu benaran ninggalin aku? " batin Ping disela pukulan Antonio padanya.

Darah sudah mengalir di pelipis dan mulut Ping, tapi kesadaran Ping belum juga kembali. Membuat Antonio mendorongnya lagi ke tanah.

"Hahah.....Pria cantik seperti lo sayang ngak sih langsung dibunuh? ." ucapan Antonio hanya angin lalu bagi Ping.

Dia menatap kosong kearah Antonio yang sudah membuka jaket yang dipakainya.

Kriiitt datanglah! " gumam Ping memejamkan matanya. Berharap jiwa nya itu kembali.

»»————> 𝑇𝐵𝐶. <————««

MY PINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang