MP4

2.5K 147 0
                                    

Hotel asmara

Meen masuk kedalam hotel terbesar milik keluarga nya karna Tante Diana menelfon Meen tadi,Entah untuk apa yang pasti Meen harus datang.

"Bunda ! " panggil Meen saat dia melihat sang Bunda ada disana, dia segera bergegas untuk memeluk wanita yang sudah melahirkannya itu. Cukup lama semenjak mereka terakhir kali bertemu,

"Sudah ku bilang untuk tidak memeluk istriku lebih dari dua detik Son! " Suara Dirgantara ,yang tak lain adalah Daddy Meen,juga baru datang membuat Meen melepas pelukannya pada Elyn ,sang bunda.

"Daddy, tumben pulang? Dan apa itu tadi ? Daddy selalu saja cemburu! " omel Meen lalu beralih memeluk sang Daddy.

"Karna dia istriku! "

"Dia bunda Meen Dad, " bantah nya cepat lalu melepas pelukan sang Daddy.

"Sudah-sudah kalian ini, seperti anak kecil saja! "

"Daddy yang mulai bunda."

"Ayo duduk! "

Sang Bunda menengahi pertengkaran dua pria terhebat dalam hidupnya itu, mereka duduk disofa yang ada disana .

"Kenapa kamu baru datang? "

"Biasa Dad, dari arena. "

"Jadi bagaimana? Mau diresmikan sekarang? "

"Belum Dad, biarkan saja dulu, lagian Meen juga masih sekolah Dad, terlalu ramai orang juga tidak bagus. "

"Benar juga, hubungi daddy jika butuh sesuatu, kamu masih punya orang tua Meen,ingat itu."

"Yes Dad itu pasti! . "

"oh ya meen satu lagi, daddy mau mengenalkan kamu......! "

"Meen tidak mau Dad. "

" Heii, bahkan daddy belum selesai bicara! Tidak sopan!."

"Meen tau Daddy mau menjodohkan Meen lagi kan? "

"Bukan, dengarkan Daddy dulu makanya, anak siapa sih kamu? ."

"Anak daddy bukan sih.?."

"Benar juga. "

Elyn yang mendengar perdebatan suami sama Putranya itu hanya mengeleng, lagi serius juga masih saja bisa bercanda.

Sang Daddy menghela nafas panjang, dulu kehidupan mereka belum seperti ini, waktu itu Dirga dan Elyn ditipu oleh orang terdekat mereka, sampai Dirga harus menjual rumah dan perusahaannya karna membayar hutang.

Meen yang masih berusia 5 tahun juga terpaksa dititipkan pada Diana , adik kandung Dirga. Mereka tidak ingin melihat Meen kesusahan bersama mereka . Cukup lama mereka untuk berjuang hingga sekarang mereka jadi salah satu orang terkaya dinegara ini.

Disela kebangkitan mereka ada seorang sahabat yang membantu Dirga, orang itu meminjamkan sedikit dana untuk Dirga.

Dirga sudah mengembalikan nya lebih dari yang pernah dipinjamkan, namun sepertinya orang ini sedikit tidak tau diri.

Dia sudah meminta rumah, uang, mobil dan sekarang dia minta Meen untuk menjaga anak gadisnya.

"Meen bantulah Daddy,ini hanya sampai dia pulang dari LN. "

"Dad aku tidak mau, Daddy kan tau aku sedang mendekati seseorang, kalau dia ada pasti nanti terjadi salah paham. "

"Lelaki manis itu? " sekarang sang Bunda lah yang bertanya.

"Iya Bunda, "

"Belum juga jadian.?"

Meen mengeleng, jangankan jadian mau bicara saja Meen susah, Ping selalu saja marah-marah.

"Susah bunda, dia tidak mau Meen dekatin"

"Lupakan dia, apa kamu tidak mau mencoba bukit kembar sama goa dulu sebelum adu pedang sama dia Meen? . "

Ucapan sang Daddy membuat Meen dan Bunda nya terdiam, namun tidak lama telinga sang Daddy ditarik oleh Diana.

"Aau auu, sakit! ,sakit Diana! ,astaga telinga phi putus ini! ."

"Biarin ,Apa yang phi ajarkan pada Meen ha? "

"Tidak , phi cuman bercanda , lepas! "

Meen hanya tertawa melihat sang Daddy kesakitan begitu juga dengan Elyn, selain istrinya , Dirga juga takut pada Adik semata wayang nya ini.

"Kenapa dia menitipkan Putrinya pada phi? " tanya Diana yang tadi sekilas mendengar ucapan Dirga.

Meen mengangguk menyetujui pertanyaan yang diajukan tantenya.

"Entah lah , sepertinya dia tidak tau diri, phi tau phi berhutang padanya tapi, phi sudah membayar melebihi apa yang dia hutangkan dulu pada phi"

Meen mengepal tangannya,masih saja ada orang seperti ini didunia.

"Apa perlu Meen lenyapkan Dad? "

"Tidak usah Son, kita ikuti dulu satu kali lagi, jika masih sama saja , Daddy yang akan menghabisinya. "

"Meen, setidaknya dia juga bisa membantu mu mendapatkan pria manis itu? " kening Meen berkerut mendengar ucapan sang Tante.

"Maksud kamu apa? " tanya Elyn mendahului Meen.

"Jika dia tertarik padamu, dia akan cemburu pada wanita yang mendekatimu! "

Meen mengangguk, benar juga kata Tantenya, setidaknya dia bisa melihat ping cemburu, meski kecil kemungkinannya.

~~
Meen segera menganti mobilnya dengan motor sport berwarna black miliknya dimarkas.

Sebelumnya Dia mendapat pesan dari anak-anak markas kalau Ping sedang balapan di jalan raya, tentu saja Meen marah, balapan di jalan raya sangat berbahaya.

Meen memotong jalan kebelakang ,dia tahu pasti Ping akan lewat jalan itu nantinya, benar saja dia melihat Ping menoleh kebelakang seolah ada yang mengejarnya.

Meen turun dari motornya lalu melangkah ke tengah jalan , dia bisa melihat Ping kaget dan membanting stang motornya kekiri hingga motor itu rebah membawa tubuh Ping.

"Sial! " maki Ping yang didengar oleh Meen, dengan santai dia mendekat kearah Ping.

"Enak? "

"Brengsek,Phi kau mau mati haaa? "

Ping mencoba mengeser badan motor yang menghimpit kakinya, dia akan mengajar pria jangkung di depannya ini sekarang.

***

Tbc.

MY PINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang