mp15

1.8K 101 0
                                    

             Ping berjalan keparkiran dengan ponselnya yang terus bergetar sedari tadi, padahal dia baru saja keluar dari kelas.

"Hallo!  " Ping mengangkat telfon yang tak lain dari Meen ,dengan kesal.

"Aku baru saja keluar dari kelas, brengsek! " maki Ping tidak tahan dengan kebawelan Meen, dia hanya pergi 8 jam untuk sekolah, tapi Meen seolah menuduhnya pergi selama setahun.

"Baiklah, aku akan pergi ke rumah dan bicara pada kak Saras, istirahat phi, mau aku bawain apa nanti? ." tanya ping seolah bicara sendiri, itu tak luput dari penglihatan teman-teman Meen.

Ping hanya mengangguk, lalu memasukkan telfon yang kedalam saku baju seragamnya bersiap untuk  masuk kedalam mobil.

"Hai,, adik kelas galak!. "

Pergerakkan Ping yang sedang memasukkan tas kedalam mobil terhenti karna sapaan itu,Ping memutar badannya menatap tiga orang temannya Meen disana.

Ping hanya menaikkan satu alisnya menatap tajam kearah mereka, tapi itu hanya pandangan mereka saja karna Ping memang orang seperti itu.

"Ooo jangan tatap kami begitu!  , phi cuma mau nanya Meen dimana, telfon phi dari kemaren nggak diangkat?."

"Rumah sakit. "

"Hah? , Ping lo apaain Meen haa, kok bisa masuk rumah sakit.? " tuduh mereka yang membuat ping memutar matanya malas, tak heran sihh.

"Gue tusuk pake pisau.!"

"Anjg! ".umpat mereka serempak.

Ping hanya menarik senyum smirknya kearah mereka membuat mereka merinding.

"Gue bercanda phi, Meen lagi dirawat dirumah sakit X, kesana gih biar dia cerita sendiri!"

"Hadeuh nong, jangan lagi-lagi deh kayak gitu. ! "

Ping hanya mengangguk, ketiga teman Meen akhirnya pergi dari sana, tidak ada Marco entah kemana pria itu.

~~

        Ping disambut Saras dengan satu pelukan hangat, Ping sedikit risih tapi dia senang juga karna dia tidak punya saudara.

"Meen dimana Ping? " tanya Saras menatap ponsel Ping yang terus saja berdering.

Ingin rasa nya Ping berteriak pada Meen, apa-apaan sih dia,,Ping kembali hampir subuh kerumah sakit meninggalkan Meen sendiri , Meen ngambek sama tidak Mau bicara Dia tapi Ping tidak peduli.

Lihat hasilnya sekarang Meen juga yang mengalah padanya, menghubungi nya setiap Lima menit sekali, kesal dia.

"Meen ya? " tanya saras lagi, yang dijawab anggukan oleh Ping.

"Saras, siapa? " suara Diana mengangetkan Saras dan Ping,  tumbenan tante dari Meen itu pulang siang.

"Bunda! . "

Mendengar nama bunda tubuh Ping mematung, dia tidak menyangka akan bertemu dengan diana, meski bukan orang tua Meen yang jelas Meen dibesarkan olehnya.

Mana dia sendiri lagi, sial seharusnya dia tidak menyangupi usulan Meen tadi untuk menjemput baju Meen kerumah dengan alasan dia malas pulang.

"Ping! " bukannya menyapa Saras, Diana malah jalan cepat menuju Ping .

Ping hanya senyum kikuk kearah Diana sedikit membungkuk untuk memberi salam, tidak sesuai pikiran Ping,Diana sudah tau namanya .

"Hallo tante, aku... "

Tidak sempat Ping bicara Diana sudah memeluk dirinya, kembali tubuh Ping tegang, sedangkan Saras sudah tertawa kecil melihatnya.

"Ping kenapa baru kesini sih, tante senang banget bertemu kamu, akhirnya! "Ucap diana mengebu melepas pelukannya pada Ping, menatap wajah manis itu dengan senyuman mengembang.

"Ini kedua kalinya Ping kesini bunda, bunda sih sibuk terus. "

"Yah gimana, tapi ya sekarang bunda happy, hilang sudah capek bunda ketemu anak manis ini, but dimana Meen?."

"Phi meen dia lagi ada urusan tante, katanya lagi males pulang!. "Ping sengaja berbohong tidak. Mau pula dia bikin keluarga ini panik mendengar meen masih dirumah sakit.

"Yah , tante tau alasannya, tapi sesekali tolong bujuk Meen pulang ya Ping. "

Ping mengangguk, lagi Diana tersenyum padanya, Ping jadi penasaran apa saja yang diceritakan Meen pada tantenya ini.

~~~

      Ping memasukkan koper Meen kedalam bagasi mobilnya , dia hendak masuk lagi kedalam tapi suara Clara menghentikan nya.

"Ngapain lo disini? "

Ping hanya menatap pada gadis itu, tidak berniat menjawab juga.

"Punya mulut kan lo, jawab anjg. ! "

"Clara apa-apaan sih lo,kasar begitu!" Saras yang menjawab.

"Phi ngapain dia disini? "

"Urusannya apa sama lo?".

"Ck, pria miskin numpang hidup sama phi Meen aja lo baikkin!".

"Bicara apa kamu, ini rumah saya , saya bisa membawa siapa saja kerumah saya termasuk Ping. "

Mereka bertiga menatap kearah Diana yang keluar membawa beberapa makanan untuk Meen.

"Ish Apasih tante, kok belain pria miskin ini?."

"Jaga bicara kamu, kalau bukan karna kakak saya , kamu juga miskin! ."

Clara membulatkan matanya mendengar ucapan Diana, dia merasa terhina tapi Diana tidak peduli malah dia mendekati Ping.

Ping memakai mobil yang hanya dipakai oleh dua orang saja didunia, sebegitu tidak tau kah Clara sampai bilang Ping miskin, fikir Diana.

Tapi dia tidak Peduli juga Ping miskin atau tidak, Diana hanya suka kesopanan Ping padanya dan sebahagia apa Meen menceritakan Ping padanya .

Diana hanya butuh itu,kebahagian yang di masa lalu tidak pernah dia dapatkan tidak akan dia berikan pada Saras ataupun Meen.

"Ping, titip salam sama Meen ya , tante akan berkunjung ke appartnya lain kali. "

"Baik tante, Ping pergi ya.! " Ping menyalami Diana lalu memeluk Saras,Itu tak luput dari pandangan Clara,

"Cih,menjijikan pergi lo sana jauh-jauh .! " usir Clara tapi diabaikan saja oleh mereka.

«────── « ⋅ʚ♡ɞ⋅ » ──────»
Tbc.

MY PINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang