Mp 11

1.6K 92 0
                                    

           Agrrhh, setan.......! Lagi Ping mengumpat karna jatuh dari tempat tidur, kenapa dia Mulu sih yang jatuh dari tempat tidur.

        dia memperhatikan sekitarnya benar ini kamarnya, lalu beralih menatap pria tampan yang sedang tertidur lelap diranjang nya juga, ,,Ping rasa tadi dipeluk ,,, bukan Ping yang memeluk pria itu.

"Ping bisa ngak sih lo pagi-pagi itu ngak teriak! Kepala gue sakit! "Suara serak khas bangun tidur Meen kembali menghiasi pagi seorang Ping.

"Phi lo ngapain di kamar gue ha? "Tanya Ping lalu duduk diranjang nya menatap kearah Meen, sedikit menarik selimut karna dia hanya memakai celana pendek kebiasaan kalau tidur.

"Tidur."

"Sianj, jawab yang benar heh, phi lo ngapain semalam? "

"Lo yang ngapain anjirr, nih lihat! ." Meen menunjuk bekas merah dileher nya, Ping sedikit memiringkan kepalanya.

"Bekas ciuman? "

"Nggak bekas digigit anjg! "

Auuuu! " suara arlo terdengar membuat Ping kaget.

"Astaga arlo, lo gigit phi Meen ? "Teriak Ping pada Arlo yang duduk anteng disofa khusus untuknya.

"Hah? "

Seolah mengerti Arlo menatap Meen begitu juga sebaliknya, disini siapa yang bego?.

"Sialan, Ping lo ingat lagi deh, siapa yang Merengek minta jemput di bar semalam hah? Sampe baju gue kotor karna muntahan lo, dan ini ulah lo sialan! "

"Gue! "

Ck, " decak Meen lalu beranjak bangun masuk kedalam kamar mandi, sedangkan Ping masih mengingat semalam.

~
      Semalam Ping yang lagi suntuk karna sudah dua hari ini mencari keberadaan Dewa tidak juga ketemu, memilih untuk minum di sebuah Bar.

Empat belas orangnya disandra oleh Dewa, itu bukan jumlah yang sedikit, dan Ping tidak tau mereka masih hidup atau nggak.

Mereka sudah Ping anggap sebagai keluarga, kalau mereka kenapa-napa Ping pasti tidak bisa memaafkan dirinya sendiri.

Efek alkohol, Ping menelfon satu kontak diponselnya, ternyata panggilan pertama nya adalah phi Meen, menolak diajak ke appart Meen dia malah membawa Meen ke appartnya.

Tidak ada yang masuk kesini kecuali Meen, disela langkahnya juga Ping mengeluarkan isi perutnya mengenai baju Meen,pria itu hanya mengumpat padanya,itu yang Ping ingat.....dan..

"Kapan aku menciumnya? Memberi tanda lagi? " Gumam Ping setelah mengingat semuanya.

Ohhh shit! " Ping akhirnya ingat, dia mengigit leher Meen saat Meen mencoba membuka pintu appart Ping dengan susah karna badan Ping menyandar padanya.

***
           Ping memasak sarapan untuknya dan Meen, dia mandi dikamar mandi bawah menunggu Meen datang, sudah pasti dia malu sekarang.

"Masak apa? " tanya Meen menatap Ping menata sarapan mereka .

"Hanya omelet, sosis goreng, susu! , kita sarapan pake ini ya, aku belum belanja. "

"Okey, nggak masa.....! , apa tadi? aku? " Tanya Meen menatap kearah Ping.

"Kenapa? Ada yang salah? "

"Tidak, aku malahan senang, "

"Ya sudah ayo sarapan! "

"Mmm" Meen mengangguk lalu duduk berhadapan dengan Ping.

Ping dengan malas menyuap makanannya dan itu tidak luput dari pantauan meen.

"Kamu ada masalah? "Meen bertanya akhirnya karna tidak tahan dengan suasana saat ini.

Ping mengeleng, membuat Meen menghela nafas  , dia tau Ping berbohong. Meen memegang satu tangan Ping yang ada dimeja membuat Ping menatap kearahnya.

"Ayolah Ping, berbagi dengan ku, mungkin aku punya solusinya. "

Sejenak berfikir akhirnya Ping mengangguk dibalas senyuman oleh Meen.

"Kemaren markas aku diserang phi! "

"Hah? "

"Mm, dan orang nya adalah Dewa, ketua black tiger, dia membawa 14orang keluarga ku, sampai sekarang belum ketemu tempatnya. "

"Dewa? Yang balapan sama kamu dua bulan yang lalu bukan? " tanya Meen yang hanya diangguki oleh Ping.

"Makan phi, nanti kita bicarain lagi, sudah jam 7! "

"Berikan laptopmu! "

"Hah? "

"Laptop! "

Ping mengangguk lagi, lalu mengambil tasnya yang ada didepan tv mengeluarkan laptop dan menyerahkan pada Meen.

Sebelum itu Meen menelfon seseorang.

*kirimkan gue data balapan dua bulan lalu, termasuk pesertanya! " setelah menunggu jawaban dari sana Meen membuka laptop Ping dan masuk kedalam emailnya yang sudah ada data dari anak buahnya.

"Ping, wait a minute! "

Ping hanya menatap Meen, bukannya lanjut makan dia malah melihat tanda merah dileher Meen.

"Phi apa kamu tidak masalah dengan tanda itu! ." tanya ping ragu.

"Apa? "

"Lehermu! "

"Biarkan saja. "

"Hah, kenapa? Itu jelas lo, pakai lotion juga hilang. "

"Hari ku lebih baik dari sebelumnya. "

Ping diam,Maksudnya apa Ping tidak mengerti, malah dia sendiri yang geli melihat tanda itu, leher Meen putih, tanda itu terlihat jelas.

"Aku menemukannya! , Ping kemarilah! "

Ping segera berdiri dari kursinya lalu mendekat kearah Meen, lalu menatap laptop miliknya yah sudah ada titik merah sebagai tanda lokasi seperti di maps ponsel.

"Phi."

"Ya ini markas Dewa. "

"Benarkah.! "

"Tentu."

Senang tentu saja, Ping mengeser laptop itu kearahnya lalu membagi titik koordinasi  keponselnya dengan cepat.

"Phi terimakasih ya! " Ucap Ping menatap kearah Meen yang juga menatap kearahnya .

"Tidak gratis."

"Haah? "

"Cium aku! "

Meen mengarahkan pipi kanannya pada Ping,seolah mengerti Ping hanya membulatkan matanya.

Tapi hanya pipikan juga tidak Masalah  , Meen sudah membantunya, dengan cepat Ping hendak mendaratkan ciumannya dipipi Meen,tapi Meen malah menoleh kearah Ping.

Bukan pipi tapi bibir  ,kecupan singkat tapi bisa membuat Ping mematung ditempatnya sedangkan  Meen sudah berdiri dan mengambil tasnya .

"U are welcome" bisiknya dengan senyum nakal yang membuat Ping tersadar.

Phi meen anjg,, sialan! . "

══✿══╡°˖✧✿✧˖°╞══✿══
Tbc.

MY PINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang