MP 8

1.6K 107 0
                                    

           Hahah, Ping meledakkan tawa didalam Mobil mengingat wajah Rayyan, bisa-bisanya pria tampan seperti itu mencak-mencak kayak wanita yang lagi patah hati karna omongannya.

Meen hanya mengeleng dibuatnya, "lucu ya? " tanya nya tanpa melihat kearah Ping , dia lagi menyetir.

"Lucu banget, astaga, geli gue, bisa-bisanya lo kenal sama orang kayak gitu phi, banci!. "

"Ping."

"Sorry-sorry, gue cuma ngak tahan aja lihat mukanya. "

"Enak lo dapat hiburan , ngak ngerasa jadi gue sih! ."

"Enak lah,,,,,,,, hah apa. ? " Ping memutar badannya kearah Meen, apa artinya ucapan terakhir.

"Ya mikir dikit dong kalau ngomong, nggak hargain perasaan gue banget. "

Ping menaikkan alisnya, dia menyangka Meen marah karna dia ngetawain Rayyan.

"Maaf, bukan gitu maksud gue, gue nggak akan ketawain dia lagi!. "

"Apa? "

"Ya ,Jangan marah dong phi, janji deh ngak ngetawain lagi, siapa tadi Rayyan ya,"

"Dia teman kakak gue ."

"Ohh, "

"Tapi bukan itu maksud gue, " Ping mengedipkan mata nya berulang, kalau bukan Rayyan terus?

"Jadi? " dari pada penasaran lebih baik dia bertanya.

"Ya lo merengek manja kayak gitu, lo fikir bagi gue yang suka sama lo biasa saja, hah. ? "

Ping menatap kearah depan sedikit berfikir,terlihat jalanan agak ramai malam ini.

"Maksud lo apa phi,gue nggk ngerti!. " lelah berfikir Ping tidak menemukan jawabannya juga.

"Ck, Ping lo buat gue makin jatuh cinta sama lo tau nggak , pacaran aja lah kita! ."

"Lebay lo anjirr phi, ngeri gue! "

"Kan? , Tadi nanya lo. " Ping tidak menjawab lagi, stres mah kakak kelasnya ini.

Meen menghela nafas berat,entah kenapa kepala nya sedikit pusing dan tubuhnya gatal,dia ingin bicara lebih tapi suara Meen serak,tengorokannya juga sakit ,bahkan dia sudah menggaruk bagian lengan bawahnya beberapa kali.

Namun dia harus fokus menyetir, hendak bicara lagi tapi Ping mendahuluinya.

"Tunggu dulu deh phi, kenapa suara lo berubah? Dan... " Ping mendekat kearah Meen.

"Lo ,lo mau ngapain? " Meen gugup, hembusan nafas Ping terasa dilehernya. "Ping jangan macam-macam gue lagi nyetir! ."

"Shit, diam deh lo, lagian ini lampu mobil lo gelap. Banget,biar gampang ciuman sembarang tempat nih kayaknya . "

"Mau nyoba? "

"Anjg"

"Heh! ."

Ping mengeleng, lalu mengeluarkan ponselnya , menyalakan lampu flash dan kembali mengarahkan pada leher Meen.

"Kenapa sih,gue lagi nyetir Ping ,bahaya. ? " tanya Meen lagi melihat Ping memegang leher nya,menyenteri semua hingga wajahnya juga.

"Phi jangan bilang lo ada alergi sama gue! "

"Apa? ,,,Tidak? Gu gue nggak ada riwayat alergi. "

"Terus kenapa badan lo merah-merah, leher lo ada bintik-bintik merah juga! "

"Gue ngak apa-apa , dingin aja kali cuacanya "

"Ngak phi , kita kerumah sakit sekarang!,anjirr lo ngak bilang, parah banget sih. "

Wajah khawatir Ping terlihat jelas membuat Meen menyungingkan senyumnya, perasaan senang menjalar didalam hati Meen saat ini.

"Kenapa senyum,? phi lo kenapa sih? , anjir ini benaran, gantian nyetir sini! ." panik, Ping mulai membuka  seatbelt nya.

"Ping calm down, ok,gue ngak punya alergi . " tegas Meen memegang tangan Ping, meyakinkan dirinya baik-baik saja.

akhirnya Ping mengangguk, dia juga nggak bisa memaksa Meen untuk itu, berharap aja dia , Meen benar-benar tidak ada pantangan sama makanan.

~~

        Paginya Ping menunggu mobil Meen diparkiran sekolah, sudah hampir masuk kelas Meen belum juga datang.

Dia sangat khawatir ,dari semalam Ping juga sudah menghubungi Meen tapi nggak diangkat, Mau nanya teman-temannya malas.

Tok Tok . Ping sedikit kaget mendengar ketukan dikaca mobilnya.

"Anjirr, mobil baru ni! " Miki langsung bicara setelah Ping membuka kaca jendela mobil.

Mendengar itu Ping hanya memutar mata malas.

"Kusut amat tu muka, kenapa lo? "

"Nunggu phi Meen!. "

"Hah? "

"Lihat phi Meen kagak? "

"Ngapain lo nyari phi Meen, udah pacaran lo berdua? "

Bukannya menjawab Ping malah mendorong pintu mobilnya tiba-tiba hingga membentur badan Miki.

"Ping bego ,anjg, sakit!  Lo kenapa dah?."

Teriak Miki lalu melihat tatapan mata Ping, diparkiran khusus milik Meen and the gang sudah dipenuhi oleh mereka tapi Meen tetap tidak terlihat.

"Astaga kemana sih dia? " gumam Ping.

"Nggak ada phi Meen tuh! "

"Gue tau, ayo masuk kelas."

Ping mengunci pintu mobil lalu  melangkah menuju kelasnya, Miki hanya mengikuti malas juga dia bertanya seperti yang terlihat sahabatnya itu lagi ada masalah dan nanti juga cerita sendiri.

~~
   
       Waktu berasa lambat, Ping sudah mengecek jam tangannya berapa kali, tapi bel sekolahnya belum juga berbunyi.

Tidak lama, Ping berdiri dan langsung ke luar begitu bel terdengar, malahan mendahului gurunya hingga sang guru mengeleng.

Ping berjalan cepat menuju parkiran, benar saja anak kelas tiga memang cepat keluarnya untung belum terlambat.

"Permisi Phi! "

Ping mendekat kearah teman-temannya Meen, ditatap beragam ekspresi mata membuat Ping sedikit mundur.

"Wess, ada adek kelas galak nih! , mau cari Meen ya. ? " jelas terdengar dari suara itu lagi mengoda Ping.

Dan apaan tadi adek kelas galak, sebutan macam apa itu.

"Tidak phi, gue mau minta alamatnya phi Meen, boleh tidak, gue mohon. "

"Ciee, mainnya rumah ni, kenapa, kalian berantem? "

"Phi Meen nggak masuk hari ini kan phi? "

Semua temannya Meen saling menatap, benar sih kenapa Ping bisa tau.

"Loh kok tau?."

"Ya tau aja,jadi boleh ngak nih phi? "

"Kasih nggak ya! " Lagi-lagi mereka mengoda Ping, jika tau tadi ,dia harusnya minta bantuan paman Teo saja. Menyebalkan.

"Sudahlah guys,jangan goda dia terus,ketahuan Meen dihajar kalian,,Nong udah gue kirim keponsel lo! "Jelas Marco ,(orang kepercayaan Meen)  membungkam teman-temannya.

"Baiklah phi, makasi ya! "

Marco mengangguk, Dengan senyum Ping pergi dari sana.

"Anjir bisa senyum dia ternyata, mana manis lagi! "

"Wajar sih Meen doyan ! "

Mereka tertawa setelah mengatakan itu, nggak sayang nyawa memang, seandainya Meen tau.

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•
Tbc.

MY PINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang