MP 10

1.8K 103 1
                                    

         "Yah pa , masa mau Ping bawa Arlo kekamar Ping, dia ngak nyaman nanti. "

Meen menatap Ping yang sedang menerima telfon dari sang papa setelah tadi memakinya.

"Baiklah, kasihan juga dia, Ping akan jemput Arlo kerumah, Papa hati-hati.".

Ping mengunci ponselnya lalu beralih menatap Meen yang masih duduk diranjang.

"Phi, lo mending istirahat deh, kirim tagihannya sama gue, nanti gue transfer. "

"Mau kemana? "

"Jemput Arlo."

"Arlo ,Siapa? " Meen menaikkan alisnya melihat Ping memasang jaket yang tadi sempat dibuka.

"Pacar gue!. "

"Hah! ."

"Anjg."

Meen Binggung, apa yang sekarang dibicarakan pria manis di depannya.

"Pacar lo anjg? ". Tanya Meen terdengar konyol.

"Lo dong, "gumam Ping menghentikan pergerakkanya lalu melihat reaksi Meen yang masih menatap kearah nya binggung  ."hmm, Arlo itu anjg kesayangan gue dirumah, gue titipin ma Papa, dah gue pergi dulu ! " tambahnya.

Ping mengambil kunci mobil lalu hendak  keluar dari kamar Meen dengan cepat, suara Ping pelan tadi tentunya Meen tidak mendengar kalimat pertamanya ,mana dia lagi nunduk masang resleting jaket.

Ping ini tipe pria bicara asal, singkat tapi ngak jelas, kadang butuh waktu bagi orang memikirkan apa yang diucapkannya, begitu juga dengan Meen, tapi menurut Ping nggak semua harus ada penjelasan kan, fikirkan sendirilah biar paham.

"Ping tunggu !. " panggil Meenencoba untuk bangun dan mengejar Ping tapi kakak nya lebih dulu datang.

"Mau kemana Ping? "

"Ohh, phi Saras,Ping Mau pulang dulu phi ada urusan!. "

"Yah, padahal phi udah masak , makan dulu ya. ! "

"Aduh, "Ping menatap jam tangannya,jam 4 sore,Papa nya sudah berangkat 10 menit yang lewat.

"Ya Ping, ya,,ya ,,ya udah masak juga, kita tinggal makan! "

Melihat tatapan memohon dari kakaknya Meen, Dia tidak tega juga, akhirnya dia mengangguk membuat Saras tersenyum padanya.

"Meen, bisa turunkan , Mau gabung? " tanya Saras yang diangguki cepat oleh Meen.

Mendengar itu Ping melihat kearah Meen, dia hendak bangun , Ping segera mendekat.

"Gue bantu, Hati-hati jalanya. "

"Gue cuman alergian bukan lumpuh! "

"Bawel ah, buru!. "

Ck, Meen memakai sendal lalu jalan beriringan dengan Ping menuruni tangga menuju meja makan.

~

Mata ping berbinar menatap makanan yang ada dimeja, dia lapar dari semalam dia tidak memakan nasi, hanya cemilan mana kenyang.

"Ping Mau makan apa? ." tanya Saras memberikan piring pada Ping .

"Aku bisa makan apa saja phi, nggak ada pantangan,! "

"Nyindir!. "

Mereka hanya menatap kearah Meen yang duduk di kursi utama yang biasa diduduki tante Diana, lalu kembali mengambil makanan tanpa membalas Meen, makanan didepan mereka lebih menarik.

MY PINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang