JEP 6

1.9K 276 9
                                    
















Dalam dua hari selanjutnya, lima peserta dengan resmi gugur, mereka di pulangkan oleh istana karena beberapa hal, di antaranya ada yang yang kedapatan bertindak kasar di depan para pejabat, membuli sesama rekan seperjuangan dengan tidak manusiawi bahkan hingga ada yang mencibir nama permaisuri di belakang permaisuri itu sendiri. Mereka yang melakukan hal hal bodoh tersebut tampaknya sama sekali tidak menyadari bahwa kondisi di dalam istana tidak semudah dengan apa yang mereka bayangkan. Karena semuanya memiliki mata dan juga telinga. Apapun yang mereka lakukan akan segera di ketahui cepat atau lambatnya.

Kini tersisa delapan dan mereka semua telah berkumpul di suatu aula dimana telah di sulap menjadi suatu ruangan yang di bentuk tampak seperti ruang mengajar. Kim Taehyung duduk tenang di mejanya, posisinya di letakkan di paling depan bagian tengah, di apit oleh gadis gadis yang sibuk mengipasi dirinya sendiri dengan wajah acuh. Di sudut belakang, sosok Bambam tampak begitu lemas, dia sedikit pucat dan pria manis lainnya di sampingnya beberapa kali akan berbicara padanya bertujuan untuk membuatnya selalu terjaga.

Tak berselang lama sosok Jung Hoseok muncul dengan senyum matahari, dia masuk bersama beberapa pelayan wanita yang membawa beberapa kotak di tangan mereka. Para peserta dengan kompak berdiri, membungkuk dan memberi salam.

" Pagi Sir! "

" Pagi! "

Jung Hoseok tersenyum, menatap mereka semua lalu mulai berbicara.

" Hari ini Permaisuri berhalangan hadir, tapi tugas tetap berlanjut. " Hoseok berhenti sejenak, mengeluarkan gulungan kertas dari lengannya dan membukanya lalu membacanya dengan suara cukup keras dan sangat jelas.

" Hari ini Permaisuri menitahkan kepada setiap peserta untuk membuat suatu kerajinan tangan berupa sulaman benang. "

Dapat di rasakan pada setiap peserta mulai sedikit tegang, tapi tidak dengan Taehyung, dia dengan santai menerima kota kayu kecil yang baru saja di berikan oleh pelayan wanita itu kemudian membuka, melihat ada tumpukan benang wol dan beberapa jarum di dalamnya, Taehyung dengan tenang menutupnya kembali, menunggu instruksi Hoseok selanjutnya.

" Ada yang ingin bertanya? "

Seorang gadis di belakang Taehyung mengacungkan tangan dan dengan senyum lembut sedikit malu berbicara pelan. " Sir, Apakah kerajinan ini bersifat bebas? Bisakah kami membuat sesuai keinginan kami sendiri? "

" Tentu! Permaisuri tidak menetapkan suatu batasan, itu berarti setiap peserta mendapat kebebasan untuk membuat kerajinan sesuai keinginan masing masing. Waktu akan di mulai dari sekarang, sebelum matahari terbenam, saya akan kembali kesini untuk menagih hasil kerja kalian. DIPAHAMI? "

" PAHAMI!! "

Seperginya Jung Hoseok, semua peserta mulai membuka kotaknya masing masing, beberapa gadis berbisik-bisik di belakang, tampaknya mereka kebingungan dengan apa yang akan mereka kerjakan bersama benang dan juga jarum tersebut.

Tapi tidak dengan Taehyung yang bahkan dengan santai telah berhasil menyatukannya benang pada jarumnya, membuatnya menjadi dua dan bersiap untuk memulai pekerjaan, tapi gadis di belakangnya sedikit menendang mejanya hingga Taehyung tidak jadi bergerak.

" Merajut? Kau pikir hasil karya mu akan di sukai oleh permaisuri? "

Taehyung perlahan meletakkan jarum dan benangnya kembali ke dalam kotak, kemudian menutupnya lalu berdiri, membawa kotak tersebut di dalam pelukannya, menatap sosok itu dengan wajah datar.

" Apakah kau takut? "

" Apa yang ku takuti? Huh, kau pikir rajutan mu bisa sebagus milikku? Kau adalah seorang pria, tanganmu tidak selembut bahkan selihai kami dalam melakukan apapun. Apa yang bisa di lakukan seorang pria ketika merajut? "

Di belakang nya, seorang pria yang duduk di dekat Bambam ikut berdiri ketika mendengar kalimat tersebut. " Hei, kau- Baek JiHeon, apakah kau pikir karena kau seorang wanita maka kau mampu? "

Baek JiHeon yang baru saja di tegur oleh pria lain di belakangnya lantas menoleh dan menatapnya tidak senang. " Lee YoongBok, aku tidak memiliki urusan denganmu! "

" Kenapa? Taehyung juga seperti nya tidak melakukan apapun padamu, tapi ku lihat kau seperti selalu membidiknya dimana-mana? "

Baek JiHeon tersenyum sinis, " Ya Ya Ya, sekarang aku mengerti, kalian sesama pria lemah pasti akan saling membantu. Tidak heran, yang satu putra Selir dan lainnya putra simpanan seorang bangsawan rendah. Kalian berdua sangat cocok! "

" Nona Baek JiHeon, Apakah perkataan mu barusan tidak melampaui batas? " Seorang gadis di sisi kiri Taehyung ikut berdiri, dia juga mulai tidak tenang, baru saja berniat untuk membuat kerajinan tapi mendengar suara gadis di tengah sana terus berkicau membuatnya tidak senang. Dia bernama Shin Ryujin.

Mata Baek JiHeon sedikit membola, menatap sosok wanita yang baru saja ikut menegurnya itu lalu dengan kaku membalasnya. " Nona Shin, aku tidak bermaksud menyinggung mu, aku disini hanya ingin menegaskan kepada para lelaki lemah itu untuk tidak terlalu bermimpi tinggi. "

Baek JiHeon tidak berani menyentuh wanita di depannya itu, Shin Ryujin di kenal sebagai gadis bangsawan yang bermartabat, di kabarkan bahwa Ayahnya merupakan salah satu pejabat tinggi di kekaisaran ini, tapi dia belum tahu yang mana sosoknya.

Shin Ryujin menatapnya lalu menatap Taehyung yang masih berdiri dengan tenang, " Apakah kamu ingin mengerjakan tugas diluar? Maka, ayo berjalan bersama."

Taehyung sebenarnya enggan, tapi wanita di sampingnya tampaknya tidak akan membuatnya rugi. Jadi mereka berdua segera berlalu dari ruangan tersebut. Lee YoongBok mendengus, berbalik dan menyeret Bambam juga ikut keluar dari sana. Tiga wanita lainnya menatap Baek JiHeon dengan tatapan acuh.

Baek JiHeon mengepalkan tangannya, dia menatap punggung Taehyung dengan perasaan rumit, lalu menyambar kotak nya.





*




Diluar, Kim Taehyung dan Shin Ryujin berpisah di persimpangan, Shin Ryujin ingin menghabiskan waktunya membuat kerajinan nya di di sebuah taman dekat kolam ikan, dan Taehyung juga tak ingin mengganggu, dia tidak ingin di kira meniru kerajinan tangan orang lain. Oleh karena itu dia pun beralasan untuk pergi ke kamarnya dan membuatnya disana.

Kini Taehyung sudah duduk tenang di kamarnya, benang dan jarum yang tadi sudah dia siapkan, dia letakkan di atas meja kayu kecil di dekat jendela. Pemandangan dari balik jendela adalah sebuah halaman hijau yang cukup luas. Setiap kamar antar calon memiliki jarak yang cukup jauh.

Semilir angin masuk dan menerpa wajahnya, Kim Taehyung dengan tenang menutup matanya, mengucapkan beberapa kalimat asing lalu di detik dia membuka mata, sepasang mata merah segera menyala, membidik pada benang dan jarum di atas meja yang kini mulai mengambang di udara dan melakukan tugasnya begitu saja.

Senyum miring segera terbit di bibirnya yang indah, " Baek JiHeon, Berani membidik ku, kau akan mendapatkan nya dariku pada akhirnya sebuah hadiah yang sangat istimewa. "




*





Sore pun tiba, ke delapan peserta telah kembali berkumpul di aula. Sosok Jung Hoseok muncul, masih dengan para pelayan wanita sebelum nya, mereka bergerak dengan sangat indah.

Pengawal pria di belakang punggung Jung Hoseok maju, dia bertugas untuk mengumpulkan setiap hasil kerajinan tangan dari para peserta. Di setiap peserta, telah menyelipkan nama mereka masing-masing di sudut barang bersama selembar kertas.

Ketika mendapat giliran Kim Taehyung, dia dengan perlahan membuka kotaknya tadi dan mengeluarkan selembar kain yang cukup panjang dan indah. Beberapa pasang mata segera menatapnya kaget dan terheran-heran, terlebih lagi Baek JiHeon yang berdiri di belakangnya, dia mengepalkan tangannya marah, tidak menyangka bahwa Taehyung akan berhasil membuat kerajinan tangan yang mana, mungkin bisa menjadi saingan beratnya nanti. Karena sejak awal, Baek JiHeon sudah dapat merasakan bahwa sosok Kim Taehyung inilah yang akan menjadi lawannya hingga akhir.







TBC!!

ᴊᴇᴏɴ ᴇᴍᴘɪʀᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang