JEP 30

1.5K 229 11
                                    



















*


Permaisuri Park Jimin hampir sama kehilangan kesabarannya ketika menghadapi putrinya- Jeon Ji yang sedari tadi tidak juga kunjung berhenti menangis. Bayi cantik itu- entah apa yang salah dengannya, dia terus merengek bahkan bertambah parah ketika Park Jimin mulai mendekatinya yang mana membuat Park Jimin menatapnya dengan tidak sabar. Tidak seperti biasanya, bayi itu begitu patuh, tapi kali ini tampaknya akan menjadi pengecualian. Dia seakan menolak kehadiran Park Jimin tanpa di ketahui penyebabnya.

" Permaisuri- "

Park Jimin tidak tahan lagi, sebelum kesabarannya benar-benar habis dan berakhir pertengkaran lebih dia mengusir bayi itu dulu.

" Bawa Putri Jeon Ji keluar, sepertinya dia ingin pergi jalan-jalan di taman... "

Pengasuh serta pelayan itu tidak berani membantah, selain itu, melihat raut wajah tidak lagi senang Park Jimin membuat mereka tak mampu bicara, terlebih lagi bayi cantik itu tidak seperti biasanya bertindak semaunya saat ini. Dengan hati-hati pengasuh itu membungkuk sedikit di hadapan Park Jimin.

" Kalau begitu, kami akan membawa Tuan Putri keluar- "

Park Jimin tidak peduli, dia dengan acuh mengibaskan lengan bajunya dan membiarkan orang orang itu pergi membawa si Bayi berisik.

Park Jimin memalingkan muka menatap langit cerah dari ambang jendela dan berniat melakukan sesuatu. Bangkit lalu berbelok menuju ruang ganti,-






*







Sesosok pria tengah menyamar di antara kerumunan warga di tengah pasar lokal. Dia mengenakan jubah coklat kusam mengikuti gaya masyarakat sekitar, memakai topeng di separuh wajahnya menatap pada tumpukan aneka sayur di depan lapak yang tengah dia kunjungi. Jelas sekali niatnya saat ini tengah berbelanja bahan masak. Meskipun tampilan nya sangat sederhana tapi siapa yang mengira dia begitu royal ketika mengeluarkan kepingan uang? Bahkan si penjual itupun harus tercengang dan tidak sempat untuk bereaksi beberapa waktu, dan ketika dia sadar, si pembeli misterius itu telah pergi, lantas dia pun dengan semangat melambaikan tangannya.

" Tuan! Datanglah kemari lain kali!? "

Sosok itu terus melangkah di antara kerumunan, dengan membawa dua kantung belanjaan, berjalan lurus menuju salah satu kedai langganan nya- setidaknya langganan semenjak dia berada di kota kekaisaran tersebut.

Itu ada sebuah kedai yang menjual minuman dan beberapa hidangan makanan. Seperti biasa, si pemilik toko akan langsung bergerak cepat ketika melihatnya yang sudah begitu mereka hafal dalam setiap menu andalannya.

" Seperti biasa? "

Pria itu mengangguk, meletakkan kedua kantung belanjaan nya di sisi meja makan yang dia tempati. Meja itu hanya setinggi lutut dan dia duduk sambil menunggu pesanannya siap. Mengedarkan pandangannya dan secara tak sengaja menemukan sesuatu objek yang mana membuat keningnya berkerut secara halus.

Objek yang dia temui secara kebetulan berada tak jauh darinya, meja mereka bahkan hanya berjarak dua kali dari yang dia tempati saat ini. Tidak sendiri, melainkan bersama dengan sesosok pria yang sama sama mengenakan pakaian penyamaran. Dia tidak bodoh untuk tidak mengenali mereka, tapi satu hal yang membuatnya benar-benar terkejut, kenapa sosok itu bisa berada di sini? Di tempat yang jelas sangat jauh dari tempat kenyamanannya?

Keduanya berbincang bincang dengan sangat serius, bahkan suara pun tak bisa terdengar barang sedikit, mereka berbicara seperti sedang berbisik.

" Tuan, pesanan anda? "

Pelayan toko itu menyapanya dan dia mau tak mau harus memalingkan wajahnya, menyerahkan beberapa koin dan menerima barang lalu pergi.

Sedangkan di sisi lain, sepasang pria yang tengah berdiskusi itu lantas terdiam ketika salah satu dari mereka mengangkat satu jari telunjuk nya.

" Ada apa? "
Tanya si pria yang duduk di seberangnya, menatap lawan bicara dengan heran, dia bahkan harus sedikit mengedarkan pandangannya mengikuti arah teman bicaranya ini menatap.

" Ada apa? "
Tanya nya sekali lagi.

" Tidak- Hanya saja aku merasa seperti ada yang tengah mengawasi kita sebelumnya? "

Pria itu menatap rekannya dengan pandangan aneh lalu sekali lagi mengedarkan pandangannya sebelum berbicara jengah.

" Tidak ada. Itu hanya perasaan mu. Ada banyak orang disini, siapa yang mau repot repot memperhatikan kita? "

" Aku serius! "
Bentaknya dengan nada jengkel, tapi melihat situasi yang tidak memungkinkan, dia pun lantas memelankan suaranya, jelas tidak ingin menimbulkan kecurigaan.

" Sudahlah. Mungkin kau benar. Kalau begitu jalankan apa yang telah kita rencanakan tadi. Aku harus kembali sekarang. "

" Secepat ini? "

Gerakannya terhenti sejenak, menatap rekannya dengan pandangan mencibir.
" Aku tidak sama seperti mu. Aku jelas memiliki status yang tinggi disini... "

" Ya Ya Ya pergilah, jadilah boneka cantik sampai kau bertemu dengan api. "







*






" Oh, kau sudah kembali? "

Melihat Kim MingYu kembali, Shin Ryujin lantas segera mendekat, menuangkan secangkir air untuknya lalu menggeser kantung belanjaan yang di beli MingYu tadi di pasar, memeriksa satu persatu barang yang telah dia beli. Melihat semuanya sesuai dengan apa yang dia inginkan, Shin Ryujin lantas mengangguk puas. Hendak menyanjung pria itu tapi seketika batas setelah melihat raut wajahnya suram.

" Hei~ Ada apa denganmu? "

Kim MingYu meletakkan cangkir kosong itu ke atas meja, menatap Shin Ryujin yang duduk di seberangnya dengan jengah.

" Aku baru saja bertemu seseorang. "

" Kenalan? Siapa? Atau anggota keluarga mu? "

Kim MingYu menggeleng, " Tidak. Lebih tepatnya, mungkin musuh? "

" Ha? Apa maksudmu dengan musuh? "

Kim MingYu sedikit ragu, menatap Shin Ryujin dengan lekat lekat, " Apakah..... Apakah kau ingat dengan Jung Jae Hyun?"

" Jung Jae Hyun? " Gumam Shin Ryujin, dengan gerakan mencoba menerka-nerka siapa orang yang menjadi pemilik nama tersebut hingga harus membuat kulit wajah seorang pangeran Kim MingYu tidak bagus?

Merasa cukup familiar, jika Kim MingYu menanyakan nya dengan raut wajah begitu serius saat ini jelas bahwa sosok itu pasti berkaitan dengan kehidupan mereka sebelumnya. Sekelebat bayangan muncul di benaknya, seketika tubuh Shin Ryujin kaku, menatap Kim MingYu dengan kaget bercampur aduk.

" Jangan katakan itu Jung jae Hyun yang telah- "

" Ya, itu dia. "

" Bagaimana mungkin!!? "

Kim MingYu juga tak jauh berbeda dengan Shin Ryujin, dia juga berpikir demikian, dia kira di dunia ini selain Kim Taehyung dan Jeon JungKook- tiga tokoh penting di kehidupan lampau yang bereinkarnasi utuh, tidak akan ada yang lain, tapi siapa yang mengira akan ada sosok Villain lainnya?

" Dan kau tahu dia bersama siapa? "

" ...........Siapa? "
Bohong jika Shin Ryujin mengatakan bahwa perasaan nya saat ini baik-baik saja, dia jelas sangat cemas. Satu persatu Villains di masa lalu muncul, dan apakah semuanya akan terulang kembali? Dia tidak ingin! Dan yang pasti, dia masih ingin melihat sang Kakak- Kim Taehyung hidup bahagia bersama seluruh impian nya.....

" Permaisuri Park Jimin. "














TBC!!!

ᴊᴇᴏɴ ᴇᴍᴘɪʀᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang