JEP 48

1.3K 249 12
                                    






















*




" Y-Yang Mulia- !!? "

Tidak ada yang mengira dengan kemunculan Kaisar Jeon JungKook kembali ke istana begitu mendadak akan membuat suasana seketika jauh lebih kacau. Peperangan yang didasari atas kosongnya kursi Kaisar meletus tanpa diduga. Mereka yang tidak tahu apa-apa jelas telah menjadi korban, dan bagi mereka yang memang sejak awal telah membuat koloninya sendiri jelas bergetar ketakutan.

Untuk sesaat keadaan sekitar membeku, Wajah Kaisar Jeon JungKook benar-benar tidak bagus, melemparkan sesuatu ke tengah-tengah kerumunan seketika mereka membelah area, dapat di lihat dengan jelas bahwa apa yang baru saja di lemparkan oleh JungKook adalah sebuah Kepala manusia yang baru saja di penggal dengan darah yang juga masih sangat segar.

Jendral Seung Heon, mata terbelalak, kulit membiru dan separuh wajahnya berlumuran darah, mati dengan mengenaskan. Itulah hukuman yang pantas di berikan kepadanya yang telah dengan berani berkhianat.

" Kalian yang telah berani berkhianat pantas mati bersamanya! " Geram Jeon JungKook dengan sorot mata berkilat. Menarik pedang dari sarung di pinggang nya, pedang miliknya yang sengaja di bawa oleh Jendral Seung Heon sebelumnya entah untuk apa. Yang jelas, Jeon Jungkook benar-benar tidak dapat mentolerir mereka yang telah berani berkhianat padanya. Tidak peduli bahwasanya para tentara itu dulunya di rekrut di bawah kepemimpinannya. Pengkhianat tetaplah pengkhianat.

Sebuah tepukan ringan mendarat di pundaknya, Jeon JungKook menoleh dan menemukan bahwa si pelaku tak lain adalah Kim MingYu, pangeran ketiga Kim itu tampaknya benar-benar sama sekali tidak memiliki perasaan takut ataupun segan padanya, dia bahkan berani mengatainya dengan berbagai kalimat kasar secara terang-terangan padanya.

" Lebih baik kau ke dalam dan selamatkan saudaraku! "

Para prajurit di belakang mereka menatap Kim MingYu dengan tidak terima, bagaimana mungkin dirinya yang hanya seorang pangeran dari kerajaan kecil berani memerintah seorang Kaisar besar Jeon JungKook?

Tapi yang hebatnya, Jeon JungKook yang terkenal sangat angkuh dan bengis, pantang di perintah benar-benar menurut pada perkataan Kim MingYu. Mengangguk dan tak buang-buang waktu untuk segera melesat ke arena, memacu kuda dan pedang di tangan kanannya siap untuk menebas para prajurit pengkhianat tersebut.

Kim MingYu akan memulai pertempuran dari depan bersama para prajurit yang datang bersama mereka tadi. Cukup lama sampai suara gemuruh dan angin kabut datang dari belakang mereka.

*Crasss!!

*Bruk!

Seorang pengkhianat tumbang oleh pedangnya, Kim MingYu menoleh dan menyipitkan matanya ketika melihat lebih dari lima ratus prajurit datang seperti ingin mengepung mereka. Kim MingYu segera memasang kuda-kuda, bersiap untuk menyerang karena berpikir bahwa orang orang itu adalah bagian dari pendukung Permaisuri Park Jimin, tapi siapa yang mengira itu justru adalah seorang kenalannya?

" Apakah kamu datang terlambat? "

".......... Kim Namjoon!? "

Kim Namjoon menyeringai, menahan tali pengekang kudanya menatap Kim MingYu yang berdiri di atas tanah dengan sedikit seringaian malas.

" Ayah (Raja Kim Soohyun) memintaku untuk datang membantu kalian. Selain itu- aku tidak sekejam itu untuk membiarkan mereka membunuh saudaraku disini. Membunuhnya sama saja menginjak injak harga diri kerajaan Kim, benar? "

Kim MingYu balas menyeringai,
" Akhirnya pria tua itu sadar? Baguslah jika kalian akhirnya bergerak menggunakan otak. "

Kim Namjoon menggeram marah, sangat ingin menghunuskan pedangnya pada kepala Kim MingYu jika saja dia tidak ingat dengan pesan sang Ayah dan niat awalnya datang ke kota tersebut.

Kim MingYu mendengus, bertindak acuh dan berbalik pergi, berlari ke tengah-tengah kerumunan pertempuran. Seolah-olah tidak ingin kalah bersaing, Kim Namjoon pun juga segera memacu kudanya untuk menyerang.






*






" Bukankah ini sangat menyenangkan? "

Park Jimin bergerak ke samping, dimana ada sepiring buah segar yang belum tersentuh, mengambil sebutir anggur hijau dan melemparkannya ke mulutnya sendiri, mengunyahnya dengan gerakan lembut.

Kim Taehyung pun juga begitu, dia bergerak ke arah sebaliknya, menciptakan jarak yang semakin luas di antara mereka, tapi bedanya dia justru pergi untuk mengamati sebuah lukisan dimana itu adalah lukisan Kaisar Jeon JungKook. Kim Taehyung merindukan nya. Tapi di balik emosinya yang meluap-luap, Kim Taehyung justru juga merasakan perasaan berdebar lainnya, bukan jenis ketakutan ataupun ketegangan seperti sebelumnya, melainkan perasaan dimana dia akan bersukacita penuh kemanisan. Apakah kekasihnya berada di dekatnya?

" Tak perlu berpura-pura, Selir Kim- pasti telah mengetahui siapa diriku sebenarnya- benar? "

Kim Taehyung meliriknya dengan dengusan samar, menyeringai dan membalas, " Hanya orang bodoh saja yang tidak bisa mengetahui siapa dirimu sebenarnya, LaLisa- "

Seketika sepasang mata Park Jimin berbinar cerah, dia bahkan bertepuk tangan heboh seperti seorang guru yang memberi apresiasi atas kecerdasan murid nya.

" Sangat! Sangat cerdas! " Ada helaan nafas samar dari mulut Park Jimin atau LaLisa dengan tubuh Park Jimin. "Tidak heran, sangat pantas di beri gelar seorang V'Queen yang cerdik. "

Park Jimin kembali mengambil sebutir anggur hijau tapi kali ini tidak memakannya, sebaliknya dia justru menghancurkannya dengan meremasnya hingga airnya menetes ke lantai.

" Tapi sayangnya, nasibnya tetap akan mati di tangan ku. "

Kim Taehyung balas menyeringai, merentangkan kedua tangannya dan segera secara ajaib muncul satu pedang dan satu belati di kedua tangannya.

" Salah. Kali ini aku lah yang akan mengubah takdir dengan menikam jantung mu. "

Mata Park Jimin menyipit tajam, rahangnya mengeras, " Kau bukan Kim Taehyung yang asli!? "

Kim Taehyung memiringkan kepalanya menatap nya dengan acuh. " Siapa yang peduli, apakah aku asli atau tidak? Kau saja bisa menggunakan tubuh Park Jimin, lalu kenapa aku tidak? "

Segera keduanya memulai pertempuran, fisik Kim Taehyung yang berhadapan dengan Park Jimin saat ini sangat mirip dengan tubuh aslinya, bagaimana dirinya yang tengah hamil besar, Kim Taehyung palsu pun juga berpostur tubuh sama, namun begitu dia justru dapat bergerak lincah seperti hembusan angin tanpa memiliki masa beban sedikitpun pada tubuhnya. Hal inilah yang membuat Park Jimin semakin geram padanya. Berapa kali mencoba menyerang, Kim Taehyung berhasil menghindar dan menangkisnya sebaliknya Park Jimin lah yang berhasil di telan mundur olehnya.

Selagi bertarung, Park Jimin mencoba mencari titik kelemahan Kim Taehyung palsu, dia bukanlah wujud aslinya, jelas pasti memiliki kelemahan tersendiri, tapi sayangnya dia belum berhasil mendapatkannya selain hanya bisa terus mencoba bertahan.

Sebenarnya cukup tidak adil, bagaimana Park Jimin yang hanya menggunakan satu pedang berbeda dengan Kim Taehyung yang memiliki senjata ganda di tangannya, tidak hanya itu, dia bahkan juga memiliki ilmu sihir yang tidak dimiliki oleh lainnya. Meskipun LaLisa dalam tubuh Park Jimin juga bisa menggunakan ilmu sihir, namun itu dalam jumlah yang sedikit, beberapa kali di gunakan sama sama menguras setengah dari tenaganya.

" Kim Taehyung sialan!! Jika hari ini aku tidak berhasil membunuh mu, jangan panggil aku LaLisa! "

" Dewa mengutuk mu!! "









TBC!!!

ᴊᴇᴏɴ ᴇᴍᴘɪʀᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang