JEP 31

1.6K 224 7
                                    



















*


Jeon JungKook mengerutkan keningnya dengan perasaan kesal, hari ini suasana hatinya sedang tidak baik, dan sebagai akibatnya beberapa para pejabat pun tak luput dari amukan marahnya. Mereka semua menunduk ketakutan, tidak ada yang berani berbicara atau bahkan sekedar mengangkat kepalanya, tidak tahu apa yang menjadi penyebab pasti tersulut nya amarah Kaisar mereka.

Sudah cukup lama, sikap Kaisar Jeon JungKook yang terkenal tegas dan pemarah itu teredam semenjak dia menikah dengan Selir Kim Taehyung, dan baru hari ini, atau mungkin semenjak kemarin sore setelah pulangnya mereka dari perburuan?

Beberapa dari mereka menebak dengan kuat itu pasti berkaitan dengan Selir itu sendiri-

Melihat tidak adanya minat sang Kaisar Jeon untuk melanjutkan pekerjaannya dan kelesuan di setiap wajah orang orang di seberangnya, sang penasihat- Jeon Wonwoo pun berinisiatif untuk berbicara kepada para menteri tersebut.

" Hari ini cukup sampai disini, terimakasih atas kerja kerasnya, silahkan kembali besok pagi! "

Mendengar tuturan sang penasihat barusan, seperti sebuah suntikan darah ayam yang mana membuat mereka langsung bersemangat. Tak membuang waktu, mereka pun lantas segera bergegas mengemasi barang lalu dengan sopan satu persatu mengundurkan diri setelah memberi salam penghormatan kepada JungKook.

Jeon Wonwoo menoleh ke arah JungKook, dia tahu pria itu sedang memikirkan sesuatu dan hal itulah yang membuatnya sedari tadi selalu uring-uringan dan melampiaskan nya kepada para menteri itu.

" Yang Mulia- adakah sesuatu yang ingin saya kerjakan lagi? "

Jeon JungKook meliriknya sekilas sebelum menghembuskan nafas kasar, mengibaskan tangannya dan berbicara dengan nada kesal, tapi untungnya sebagai penasihat sekaligus orang kepercayaan dan yang telah bersamanya untuk waktu yang lama, dia setidaknya cukup mengenali nya dengan baik, sehingga dia tidak mudah tersinggung akan sikapnya yang terkenal sangat kasar ini.

" Panggilkan Ajudan Jung untukku! "

Beberapa saat kemudian, tak butuh waktu lama untuk sesosok ajudan Jung Hoseok muncul dengan langkah tegap, membungkuk- memberi hormat kepada JungKook.

" Ajudan Jung menghadap Kaisar- "

Jeon JungKook bangkit, turun lalu berjalan mendahuluinya, Jung Hoseok dengan sigap dan patuh mengikutinya.

" Siapkan makanan dan semua kebutuhan ku, aku akan menginap di kediaman Selir Kim- malam ini. Dan katakan pada Permaisuri Park- tidak perlu untuk menunggu ku setelah ini. "

Ajudan Jung sejenak menatap punggung tegap Jeon JungKook yang di balut jubah naga emas dengan sedikit kebingungan. Tidak biasanya Kaisar Jeon JungKook akan bertindak seperti ini. Dia tidak pernah berpaling dalam setiap keputusan nya. Sebelumnya dia sempat berkata bahwa dia akan tidur di kamarnya sendiri dan bahkan menolak undangan sang Permaisuri- di karenakan emosinya yang tidak stabil, Jeon JungKook hanya tidak ingin melampiaskan emosinya kepada pemuda manis itu, terlebih lagi ada putrinya- Jeon Ji disana, itu akan sangat buruk. Tapi saat ini, Jeon Jungkook dengan cepat berpaling dan memutuskan untuk menginap di kediaman Selir Kim-

" Baik! "

Jung Hoseok membungkuk, memberi penghormatan kepada Jeon JungKook meskipun tidak dilirik hingga punggung itu benar-benar menghilang dari pandangan nya.







*








Kim Taehyung baru saja keluar dari kamar mandi, dia hanya mengenakan pakaian dalam putih tipis dan rambutnya yang agak panjang di biarkan tergerai karena masih basah. Menyela nya dengan handuk kecil dan bergerak ke arah meja rias, niat hati ingin mengambil sisir sebelum suara lantang dari luar mengejutkan nya sehingga Taehyung terdiam di tempat menatap ke arah pintu kamar nya yang terbuka begitu saja memperlihatkan sesosok pria yang beberapa hari terakhir ini membuat suasana hatinya tidak senang. Dan begitupun dengan saat ini, raut wajah Taehyung bahkan tidak tahan untuk menatapnya jengah.

" Yang Mulia- "

Meskipun Taehyung merasa jengkel, dia tetap tidak bisa menolak kehadiran Jeon JungKook saat ini, dia masihlah seorang Kaisar, dan dirinya hanya seorang Selir yang bahkan masih begitu rendah di bandingkan permaisuri. Kim Taehyung memberi salam dengan suara enggan, sedikit menundukkan kepalanya, dan meletakkan satu tangan di perut bawahnya, dia tidak lagi bisa membungkuk dengan bebas mengingat janin muda di perutnya.

Jeon JungKook menatapnya sejenak lalu berbalik dan duduk di kursi malas ruangan tersebut.

" Malam ini aku akan tidur disini. "

Kim Taehyung menyembunyikan kedutan halus di wajahnya dengan cepat, sedikit ragu dalam berbicara, " Lalu, bagaimana dengan Permaisuri- "

Taehyung tidak bodoh untuk mengetahui bahwa Jungkook sebelumnya sempat menolak ajakan Permaisuri- dan memilih untuk tidur sendirian, tapi dia benar-benar tidak mengira kalau pria itu akan berbalik dengan cepat mendatangi nya.

" Aku sudah menolaknya. " Ucapan gamblang Jungkook membuat Taehyung terdiam. Matanya melirik ke arah kamar mandi, dia ingat dengan jelas kalau dia sudah membakar mayat sebelumnya hingga bersih tapi dia tidak yakin apakah air bercampur darah belas rendaman nya tadi benar-benar telah hilang tanpa jejak. Sedikit berdebar, perasaan tidak menentu membuat reaksi terhadap janin di perutnya dan Taehyung tanpa sadar sedikit menekan perutnya dengan satu tangan, sedangkan pandangan masih tertuju pada pintu kamar mandi tersebut.

Jeon JungKook juga memperhatikan hal tersebut dan dia berpikir bahwa Taehyung sedang mengalami kesulitan, lantas berdiri mendekati Taehyung lalu ikut meletakkan satu tangan nya di punggung tangan Taehyung pada perut bawah itu.

" Apakah perut mu terasa tidak nyaman? Butuh toilet? Ayo, aku akan membantumu-

" Tidak! "

Sanggahan keras dan cepat membuat JungKook terdiam, begitupun dengan Taehyung yang terkejut akan suaranya sendiri, dia dengan gugup menatap JungKook lalu berucap pelan.

" A-aku tidak butuh toilet, aku hanya lapar. Ya, lapar. "

JungKook menatapnya cukup lama dan hal itu membuat Taehyung sedikit waspada tapi sesaat kemudian senyum tampan terbit di bibir Jungkook, segera di menarik tubuh Taehyung ke dalam pelukannya.

" Kamu lapar? Katakan padaku, apakah ada permintaan khusus dari anak kita untuk menu makan malam ini? "

Jantung Taehyung berdebar cukup kuat dan JungKook jelas merasakannya, tapi dia justru berpikir bahwa Taehyung mungkin merasa malu saat ini.

" Aku ingin sup ayam dan beberapa daging lainnya. "

" Baik! "








*






Di sisi lain, Park Jimin yang baru saja mendapat kabar bahwa Jungkook memilih untuk menginap di kediaman Selir Kim- di bandingkan dirinya lantas tidak bisa menahan kesal di hatinya. Namun begitu dia masih bisa menahannya untuk tidak meledak di depan orang orang tersebut. Tersenyum lembut menyembunyikan emosi di dalamnya lantas berkata,

" Begitu...., tidak apa. Selir Kim- saat ini tengah hamil muda, wajar untuk Kaisar lebih memanjakan. "

Pelayan itu menatap wajah Park Jimin dengan senyum teduh, dia berpikir betapa baiknya permaisuri mereka ini dan justru merasa sedikit tidak senang ketika mengingat betapa arogan nya Selir Kim- setiap kali bertemu dan berbicara dengan sang Permaisuri-

" Permaisuri- anda begitu baik hati. Kaisar sangat beruntung memiliki anda di sisinya. Selir Kim- dia- saya tidak tahu harus berbicara seperti apa. Dia tampak lembut di permukaan tapi bunga mawar tetaplah bunga mawar yang berduri. "

Park Jimin tersenyum penuh arti, mengetuk untuk jarinya pada permukaan meja kayu yang sangat berkelas itu.

" Apa yang kamu bicarakan? Meskipun aku Permaisuri- tapi Selir Kim- adalah istri favorit Kaisar- terlebih lagi dia saat ini tengah mengandung, dan itu pasti adalah seorang putra? "

Hati para pelayan merasa tercubit, mereka semua lantas mendongak menatap Park Jimin yang masih tersenyum teduh dengan mata pedih.

" Permaisuri, kamu jangan berkecil hati. Kami yang rendah ini akan selalu setia padamu. Tidak peduli Selir Kim- kelak akan memberikan Kaisar seorang putra dan menjadi istri favorit nya, kami akan selalu mencintaimu! "

Dengan begitu senyum di wajah Park Jimin semakin mekar layaknya bunga Peony di luar sana.








TBC!!!

ᴊᴇᴏɴ ᴇᴍᴘɪʀᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang