*
Hari itu cuaca sedikit mendung, langit berawan dan cukup berangin, di prediksi akan turun hujan dalam waktu dekat.
Kim Taehyung duduk di kursi santainya, menghadap hamparan kolam teratai di sisi kamarnya. Sepi. Tidak ada seorangpun di ruangan tersebut selain dirinya. Hal ini di karenakan beberapa hari terakhir ini suasana hati nya cukup bisa di katakan buruk. Taehyung sedikit sulit mengontrol emosi bahkan enggan bersuara jika dia tidak menginginkan sesuatu. Para pelayan nya yang tidak tahu apa yang telah terjadi pada tuan Selir mereka ini lantas hanya bisa saling menerka nerka, dan bahkan beberapa di antara mereka berpendapat bahwa hal tersebut pasti berhubungan dengan Kaisar mereka.
Hal tersebut di perkuat dalam seminggu yang lalu dimana Taehyung dengan terang-terangan membentak sang Kaisar tanpa rasa takut sedikitpun, bahkan untuk ukuran seorang Permaisuri- Park Jimin hanya bisa termenung memelototi Taehyung akan sikapnya yang sembrono. Penyebabnya bisa di katakan sangat tidak masuk akal, tidak lain karena Jungkook yang seakan lupa untuk mengunjunginya sedangkan Kaisar itu sendiri sibuk bermain dengan Permaisuri nya berserta putri mereka.
Katakanlah Taehyung itu sangat egois dan bahkan sangat tidak tahu diri. Sudah tahu posisinya saat ini hanyalah seorang Selir, masih berani cemburu pada Permaisuri?
Tapi siapa Taehyung? Dia bahkan sangat tidak perduli dengan omongan omongan yang orang orang bisikkan diluar kamarnya tersebut. Dia hanya mereka tidak senang, sebagai reinkarnasi dari seorang Ratu agung di masa lalu, dan berkuasa begitu absolut, beraninya mereka mengacuhkannya?
Semenjak dimana Taehyung membentak Jungkook, dia tidak lagi pusing-pusing memikirkan bahkan bertanya kepada para pelayannya kenapa sang kaisar masih belum juga pergi mengunjunginya hingga saat ini.
Seperti sebelum sebelumnya, setelah makan, Kim Taehyung akan memilih untuk duduk bersantai di kursi tersebut, memandangi kolam teratai yang kebetulan saat ini beberapa sudah mekar membuatnya terhanyut dalam lamunan.
Tok Tok Tok
" Tuan, pelayan ini membawa yang Tuan inginkan..! "
Dari luar pintu, seorang pelayan datang bersama beberapa toples berisi cemilan ringan di pelukannya. Beberapa saat yang lalu, Kim Taehyung secara tiba tiba menginginkan cemilan buah dan itu harus buah asam manis yang telah di proses dalam pengasinan.
" Masuk! "
Pelayan itu dengan hati-hati membuka pintu dan melangkah masuk mendekati Taehyung, meletakkan toples toples tersebut ke atas meja kecil di dekatnya. Taehyung tanpa ragu mengambil satu tapi di kunyahan yang ketiga, dia mendadak bangun lalu terbatuk keras.
Suasana segera menjadi suram, pasalnya apa yang dia keluarkan tidak hanya serpihan buah melainkan ada darah segar hidup hidup yang meloncat dan jatuh ke lantai kayu. Pelayan itu pucat pasi, dia lantas berteriak keras.
" Tuan!! Tuan!! YANG DILUAR, TOLONG!! "
*
Beberapa waktu kemudian, suasana suram sebelumnya di ruangan Taehyung tidak juga kunjung reda, sebaliknya justru semakin mencekam. Beberapa pelayan termasuk pelayan yang berteriak sebelumnya serta para koki dapur yang telah membuat cemilan tersebut kini tengah berlutut di tengah-tengah ruangan tersebut, siap menunggu hasil dan eksekusi apa yang akan mereka terima setelah ini.
Kulit wajah mereka semua pucat dan bahkan beberapa di antaranya menangis ketakutan, bergumam ampunan serta sanggahan bahwasanya mereka sama sekali tak bersalah.
Kim Taehyung, sang tokoh utama di balik suasana mencekam tersebut, saat ini tengah terbaring lemas di atas ranjangnya, di dampingi Jeon JungKook yang sebelumnya telah di beritahukan oleh salah seorang prajurit bahwasanya Selir Kim Taehyung jatuh sakit secara tiba-tiba, membuatnya kalang kabut bahkan meninggal rapat para menteri kerajaan yang tengah dia lakukan siang menjelang sore tersebut.
Selain dirinya, juga terlihat sang permaisuri Park Jimin yang berdiri di sisi JungKook, menatap lurus kepada Taehyung yang kini masih dalam proses pemeriksaan oleh tabib istana mereka.
Pria tua dengan kulit keriput itu dengan pelan namun bersungguh-sungguh dalam menjalankan pemeriksaan, menghayati bahkan beberapa kali menekan urat nadi dengan jarinya yang bergetar.
Setelah beberapa saat dan yakin akan keputusannya, tabib tua itu perlahan mundur lalu jatuh duduk di lantai, bersujud di hadapan mereka semua.
" Selamat Yang Mulia- Selir Kim di nyatakan Mengandung! "
Untuk beberapa saat tidak ada suara yang tercipta dari hasil pengakuan tabib tersebut, bahkan Isak tangis para pelayan itupun harus mereka tahan guna ikut mendengarkan dengan jelas, hal gerangan apa yang telah menimpa selir mereka tersebut.
" Mengandung? "
JungKook mengulang kata terakhir sekali lagi, meyakinkan dirinya bahwasanya dia tidak salah dengar dan memahami arti dari kalimat tersebut.
Tabib itu mengangkat kepalanya sedikit guna menatap kaisar dan tersenyum sopan.
" Benar Yang Mulia- Selir Kim Taehyung saat ini tengah mengandung! "
Setelah mendengar hal tersebut, JungKook mulai bereaksi, dia dengan cepat melangkah dan mendudukkan dirinya di sisi kepala Taehyung, mengambil satu tangannya dan menggenggamnya erat, menatap wajah pucat Taehyung dengan senyum lebar.
" Kau dengar itu? Kau mengandung! Selir Kim- terimakasih! "
Kim Taehyung tidak banyak bereaksi selain anggukan samar, tapi pandangannya sama sekali tidak tertuju pada pria di sampingnya, sebaliknya dia menatap langit langit ruangan tersebut lalu tanpa alasan berbalik menatap Park Jimin.
Pria itu juga sama halnya dengan Taehyung, tapi Taehyung tidak buta untuk tidak melihat ada kilat lain di balik lensa matanya. Walaupun itu hanya berlangsung dua detik, tapi Taehyung sangat tahu arti di balik itu semua.
Park Jimin yang di tatap seperti itu oleh Kim Taehyung perlahan maju, menetralkan raut wajah dan suaranya, lantas berbicara dengan agung.
" Ku ucapkan selamat untuk Selir Kim- atas kehamilan mu. Ku harap itu adalah bayi laki-laki yang sehat seperti yang di impikan oleh Kaisar dan kita semua..... "
Tidak ada yang menyadari akan keanehan yang terjadi pada kalimat Jimin barusan. Mereka yang baik hati pasti akan berpikir bahwasanya Permaisuri mereka ini sangatlah baik dan berbudi luhur, tidak sombong dan iri dengki bahkan kepada Taehyung yang merupakan selir di istananya tersebut.
Taehyung dengan enggan tersenyum, mengangguk lalu menatap Jeon JungKook yang masih setia menatapnya dengan pancaran memuja.
" Kaisar.... Aku sangat tidak nyaman, bisakah malam ini Kaisar menemaninya ku? "
" Tentu! "
Senyum Park Jimin segera membeku, karena jujur sebelumnya Jeon JungKook telah berjanji akan tidur dengannya. Selama ini memang tidur bersama, tapi tidak melakukan hal lain selain tidur yang tekun. Tapi malam ini, Park Jimin telah berniat membawa Jungkook kembali ke kamarnya dan melakukan adegan intim bersamanya. Mereka telah bersama untuk waktu yang lama, dan telah sangat lama pula tidak melakukannya, tidak masalah kan jika dia menginginkannya kalo ini? Bahkan Jimin setelah ini bersiap untuk memberi perintah kepada pelayan nya guna membawa putri Jeon Ji ke kamar yang lain untuk malam ini saja... Namun sepertinya semua itu harus gagal....
TBC!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴊᴇᴏɴ ᴇᴍᴘɪʀᴇ
Fantasyᴊᴜᴅᴜʟ : ᴊᴇᴏɴ ᴇᴍᴘɪʀᴇ ᴀᴜᴛʜᴏʀ : @ᴅɪᴀᴢᴏᴋᴛᴀғɪǫɪ ɢᴇɴʀᴇ' : ʙʟ | ʀᴇʙɪʀᴛʜ | ᴋɪɴɢᴅᴏᴍ ʀᴇǫᴜᴇsᴛ: @skomalasari508 ᴅᴇsᴄʀɪᴘᴛɪᴏɴ_ [~» Jeon JungKook atau di kenal sebagai masa kejayaan Jeon Empire merupakan raja pertama Dinasti Joseon, Korea, dan figur utama di...