*
" Berani membuat keributan di Istana Zhen, mencari mati? "
Seketika suasana udara di sekitarnya menjadi beku. Mereka semua seakan secara otomatis langsung menahan nafas dan bahkan tidak berani sekedar bergerak memutar bola mata. Baek Jiheon yang tangannya telah di tangkap di udara bahkan jauh lebih buruk kondisinya. Tubuhnya membeku tapi di detik berikutnya dia justru bergetar, menggigil ketakutan. Suara itu begitu mencekam layaknya guntur di siang hari yang seketika mengguncang banyak orang.
Kim Taehyung justru sebaliknya, dia justru menatap sosok yang baru saja muncul begitu tiba-tiba itu dengan pandangan yang sangat dalam. Kedua pasang mata segera bertemu, dan Kim Taehyung adalah yang pertama mengalihkannya dengan menunduk sopan, namun sayangnya tindakan nya ini justru membuat sosok itu mengerutkan keningnya tidak senang.
" Yang Mulia Kaisar- "
Taehyung adalah yang pertama menyapanya, dia membungkuk begitu hormat, dan membuat pose layaknya menyembah dewa keberuntungan begitupun dengan orang orang di sekitarnya. Mereka semua seketika bersujud ketakutan, hanya Baek Jiheon lah yang masih berdiri, di tahan oleh sosok itu yang tak lain adalah Jeon JungKook.
JungKook pun sebenarnya juga tidak mengerti kenapa dia bisa bergerak ke tempat ini. Pada awalnya dia hanya pergi berjalan-jalan bersama beberapa para menteri untuk membahas mengenai pengambilan selir Kim Taehyung besok pagi, tapi entah mengapa hatinya selalu berdetak, berbisik lembut seakan menyuruhnya untuk segera menemuinya di ruangan tersebut. Dan inilah yang dia temukan setelah melihatnya.
Masih tanpa mengubah raut wajahnya, Jeon JungKook melepaskan cengkraman tangannya pada tangan Baek Jiheon dengan sedikit kasar. Ada jejak merah cerah di permukaan kulit putih mulus gadis itu, dan itu terlihat sangat mencolok.
Baek Jiheon tidak kuasa menahan kegigihan nya, lantas menjatuhkan dirinya dengan sujud mencoba mencari pengampunan.
" Ampun Yang Mulia- "
Jeon JungKook belum mengatakan sepatah katapun untuk mereka, alih alih mengeksekusi Baek Jiheon yang semula memancing emosinya, Jeon JungKook justru terus memperhatikan sosok Kim Taehyung yang terus menunduk, memperlihatkan rambutnya yang tampak begitu sangat lembut dan tengkuk yang indah, Jeon Jungkook tidak bisa untuk menahan menggerakkan tenggorokan nya menelan ludahnya sendiri.
" Tinggalkan kami berdua. "
Tanpa di tanya lebih jelas pun, mereka semua tahu siapa yang di maksud oleh Jeon JungKook barusan yang tak lain adalah Kim Taehyung. Karena mereka semua sejujurnya tidaklah buta untuk tidak mengetahui bahwa sejak kemunculan Jeon JungKook di ruangan tersebut, dia bahkan sama sekali tidak mengubah arah pandangan matanya dari sosok Kim Taehyung.
Secara perlahan semua orang orang disana mulai bergerak mundur keluar ruangan guna memberi ruang kepada Kaisar mereka untuk berbicara dengan calon Selir nya tersebut. Tapi sayangnya tidak dengan Baek Jiheon yang masih mempertahankan posisi bersujud nya di depan kaki Jeon JungKook. Dia diam diam menggertakkan giginya, marah. Dia tentu saja tidak akan membiarkan hal itu terjadi, bagaimana mungkin dia bisa membiarkan Jeon JungKook- orang orang begitu dia sukai justru memilih orang lain alih-alih dirinya yang sempurna ini?
Semua orang telah mundur dan menyisakan mereka bertiga, Jeon JungKook adalah tipe orang yang tidak penyabar, tentu saja melihat ketidakpatuhan Baek Jiheon membuatnya seketika kembali tidak senang.
" Apa yang kau lakukan disini, keluar! "
Baek Jiheon tersentak, dia dengan hati-hati mengangkat kepalanya dan perlahan bangkit, tapi tetap tak bergerak dari tempat, sebaliknya dia mencoba menatap Jungkook dengan lebih jelas.
" Yang Mulia- saya Baek Jiheon. Sebelumnya, saya dengan segala hormat ingin menanyakan sesuatu kepada Yang Mulia- Apakah..... Apakah tidak ada kesempatan bagi saya untuk bisa terpilih oleh Yang Mulia-? "
Kim Taehyung tetap tenang, tapi tidak dengan Jeon JungKook yang justru melihat wanita di depannya semakin tidak sabar. Sedikit mengibaskan tangannya yang di balut jubah besar, di sentak.
" Beraninya kau meragukan keputusan Kaisar!? "
" Ampun Yang Mulia-!! " Baek Jiheon kembali terjatuh dan bersujud, dia tidak menyangka Jeon JungKook akan membentaknya seperti itu. Rumor yang mengatakan bahwa Kaisar berhati dingin dan jelas tidak memandang gender rupanya bukan lah bualan semata. Baek Jiheon menggigil ketakutan, terlebih lagi setelah tidak sengaja melirik ke arah belati tajam bersarungkan kulit harimau di pinggang itu,.....
" Keluar lah sebelum aku membunuhmu. "
Segera setelah itu, Baek Jiheon tidak lagi berani bertanya apalagi sekedar membantahnya, bisa saja sedikit saja dia memperlihatkan aksi berontak nya, dia akan mati di detik itu juga.
Setelah kepergian Baek Jiheon, Kim Taehyung pun berinisiatif untuk membawa JungKook duduk di kursi santai di ruang terbuka tersebut dan segera menyeduh teh untuknya. Jeon JungKook sejauh ini juga menurut, sangat jelas jauh berbeda dari apa yang dia lakukan sebelumnya.
" Yang Mulia- "
Kim Taehyung dengan gerakan sangat terampil dan anggun menyerahkan secangkir Ter hijau yang beraroma sangat menyegarkan di paru-paru. Jeon JungKook pun dengan senang hati menerimanya lalu menyesapnya sedikit berhubung itu masih cukup panas.
" Apa yang terjadi sebelumnya, kenapa wanita itu ingin menyerang mu? "
Ini adalah kalimat terpanjang yang pernah JungKook ucapkan untuk sekedar basa basi, karena sejujurnya JungKook sangat tidak menyukai berbicara omong kosong selain berbicara mengenai politik. Tapi sepertinya untuk kali ini semua itu harus di patahkan ketika sudah di hadapkan dengan Kim Taehyung.
Kim Taehyung menatapnya sejenak lalu menurunkan kelopak matanya dengan tatapan teduh dia pun berkata, " Nona Baek sepertinya tidak menyukai saya atas keputusan Kaisar.... "
Jeon JungKook meletakkan cangkir teh nya ke atas meja, lalu menatap Kim Taehyung yang masih tidak berani menatapnya dengan sedikit tidak puas.
" Apakah pantas bagimu untuk berbicara dengan seseorang tanpa menatap matanya? "
Kim Taehyung terdiam, dia dengan hati hati mulai mengangkat wajahnya memperlihatkan sepasang mata yang sangat indah di balik kelopak mata ganda miliknya bersama sapuan sayap kupu-kupu dari bulu mata tersebut. Untuk sejenak Jeon Jungkook tertegun. Beberapa kenangan acak seperti sebuah memori yang telah lama tersimpan tanpa tahu siapa pemiliknya segera menghampirinya, Jeon JungKook sedikit mengerutkan keningnya, dia justru yang pertama memalingkan muka.
" Kau tahu kenapa aku memilih mu? "
" Menjawab pertanyaan Kaisar- Saya tidak tahu' "
Jeon JungKook kembali menyesap teh nya, dan membiarkan cangkir kosong itu dia genggam di udara.
" Upacara akan di adakan besok pagi di aula Kaisar. Lakukan yang terbaik dan pergi sapa permaisuri untuk menyeduh kan teh untuknya. "
Taehyung tentu saja tahu akan hal tersebut, tapi dia tidak banyak berkomentar selain mengangguk patuh.
Jeon JungKook yang melihatnya sedikit puas, dia lantas bangkit dan tak lupa sedikit mengibaskan jubahnya, berbalik pergi.
" Aku akan pergi, gunakan istirahat mu. "
*
Baek Jiheon terduduk di dalam ruangannya yang sudah di bersihkan oleh pelayanannya. Dia duduk dengan pandangan menerawang ke depan. Tidak ada yang tahu dengan apa yang tengah dia pikirkan, tapi yang jelas dia sedang tidak baik-baik saja. Kedua tangannya mengepal dan setitik air mata jatuh ke kulitnya yang mulus.
Baek Jiheon jelas masih tak terima akan keputusan Kaisar Jeon dalam memilih Kim Taehyung alih-alih dirinya.
Pada awalnya, dengan tersingkir nya para pesaingnya bahkan hingga kematian selir sebelumnya- Kim Yeri telah membuka peluang besar baginya untuk segera duduk di istana tersebut. Tapi siapa yang mengira bahwa kaisar Jeon justru lebih melihat ke arah Taehyung daripada dirinya?
Tapi apa yang harus dia lakukan saat ini untuk menggagalkan rencana Kaisar Jeon dalam menikahi Kim Taehyung, tanpa harus di ketahui orang lain terlebih lagi Kaisar Jeon JungKook itu sendiri.??
TBC!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴊᴇᴏɴ ᴇᴍᴘɪʀᴇ
Fantasyᴊᴜᴅᴜʟ : ᴊᴇᴏɴ ᴇᴍᴘɪʀᴇ ᴀᴜᴛʜᴏʀ : @ᴅɪᴀᴢᴏᴋᴛᴀғɪǫɪ ɢᴇɴʀᴇ' : ʙʟ | ʀᴇʙɪʀᴛʜ | ᴋɪɴɢᴅᴏᴍ ʀᴇǫᴜᴇsᴛ: @skomalasari508 ᴅᴇsᴄʀɪᴘᴛɪᴏɴ_ [~» Jeon JungKook atau di kenal sebagai masa kejayaan Jeon Empire merupakan raja pertama Dinasti Joseon, Korea, dan figur utama di...