*
Keesokan harinya, sesuai tradisi kerajaan bahkan kekaisaran, setiap istri- Selir yang baru saja memasuki istana sebagai istri sang raja (Kaisar) harus pergi menghadap ke Permaisuri Kaisar untuk menuangkan teh untuknya. Tradisi ini telah di terapkan secara turun-temurun dari jauh jauh zaman dahulunya.
Kim Taehyung- yang telah bersiap sejak pagi pun dengan langkah tegap dan anggun bergerak bergegas menuju kediaman Permaisuri Park Jimin. Di belakang tubuhnya ada sekitar sepuluh pelayan wanitanya yang dengan setia mengikutinya kemanapun dia akan pergi.
Sejak semalam dia di sahkan menjadi satu-satunya selir di istana tersebut, pelayanan yang dia dapatkan jauh lebih baik dari sebelumnya dan Kim Taehyung jelas tidak akan sopan untuk menerimanya. Bagi Kim Taehyung, yang telah terbiasa mendapatkan perlakuan istimewa selama dua masa kehidupan pun jelas tidak lagi canggung bila di perlakukan cukup berlebihan oleh pelayanannya.
Kim Taehyung berdiri tegap di depan pintu kediaman Permaisuri Park Jimin, dua penjaga berbadan tegap dengan tegas menghadangnya dan Kim Taehyung sama sekali tersinggung, sebaliknya dia justru tersenyum ramah kepada orang orang di depannya tersebut, sebagai gantinya salah satu pelayan milik permaisuri dengan cepat bergerak ke dalam untuk pergi mengadu kepada Park Jimin.
" Salam Yang Mulia Permaisuri- Selir Kim Taehyung datang menghadap- "
"................." Park Jimin yang sebelumnya tengah membaca di dekat jendela dengan pemandangan pohon bunga sakura yang bersemi itu pun lantas mendongak, menutup buku yang tengah dia baca lalu berbicara dengan pandangan kosong. "Biarkan dia masuk."
Mendengar persetujuan dari Permaisuri, pelayan itu tidak lagi banyak bertanya dan langsung bergegas kembali ke depan.
" Selir Kim di persilahkan untuk masuk. "
Dengan begitu dua pengawal itu segera membuka jalan, membiarkan Taehyung masuk ke dalam. Para pelayan segera menyingkir namun dengan tetap membentuk dua kubu yang berbeda.
" Selir Kim mengunjungi Permaisuri Park-"
Park Jimin mengangkat tangan kanannya dan mengangguk, dengan gerakan mata Kim Taehyung segera tahu bahwa salam nya telah di terima dan dia di perkenankan untuk ikut duduk di kursi kosong depan sang permaisuri. Di batasi hanya sebuah meja bundar kecil, Kim Taehyung tidak ragu untuk segera bertindak untuk mulai meracik dan menyeduh daun teh ke dalam poci kecil yang di panaskan dengan bantuan tungku pemanas di dekat meja. Park Jimin memperhatikannya dalam diam dan tidak bersuara sedikitpun, hanya cukup membiarkan Taehyung bertindak dengan apa yang ingin pemuda manis Kim itu lakukan. Sampai akhirnya poci itu mulai mengeluarkan uap dan mendesis kecil, Taehyung sekali lagi dengan terampil mengambil, lalu menuangkan isi cairan teh ke dalam cangkir kecil di hadapan Park Jimin. Cairan teh yang di seduh oleh Kim Taehyung berwarna hijau Ambar namun beraroma kuat, Park Jimin pun sedikit mengangkat alisnya, tidak di pungkiri, daun teh yang baru saja di racik oleh Kim Taehyung dan daun teh racikan milik pelayannya sebelumnya adalah sama, namun kenapa hasilnya cukup jauh berbeda?
" Yang Mulia- tolong terima teh pemberian yang rendah ini- "
Park Jimin menerimanya dengan tenang, tapi tidak langsung meminumnya, dia terlebih dahulu menghirup aroma teh yang menguar dari cairan teh hangat pada cangkir di tangannya, namun begitu pandangan matanya sama sekali tidak lepas dari raut wajah Kim Taehyung di depannya yang juga tak kalah tenang. Seolah-olah Kim Taehyung sama sekali tidak ragu akan tindakannya tersebut termasuk dalam racikannya itu.
Jimin menyesap sedikit, dan dalam hati memuji dengan jujur bahwa teh yang dia sesap itu sama sekali tidak mengecewakan. Tidak hanya aroma, tapi rasa juga tidak perlu di ragukan. Jimin sekali lagi menyesapnya, kali ini ia sesap sampai hampir habis. Namun di balik itu semua, jujur Jimin merasa sedikit curiga bahwa Kim Taehyung sepertinya telah begitu terlatih dalam meracik teh.
Dengan gerakan anggun, Park Jimin lantas meletakkan cangkir di tangannya ke atas meja, dan Kim Taehyung dengan senang hati kembali mengisinya dalam batas normal untuk kalangan orang berkelas seperti mereka.
" Aku menerima mu, untuk kedepannya tolong jangan terlalu formal padaku. Bagaimana pun juga kita telah menjadi saudara. "
" Yang Mulia- bagaimana mungkin saya bisa bertindak seperti itu? Yang Mulia- adalah seorang Permaisuri agung, sedangkan saya hanyalah seorang Selir yang kebetulan Kaisar dengan baik hati menolong saya..... "
Park Jimin tersenyum tipis, memainkan bibir cangkir dengan ujung jarinya, lalu tanpa suara dia lantas mendengus pelan.
" Sangat pandai berbicara, tidak heran Kaisar jelas memilihmu dari sekian banyak peserta. "
Park Jimin berbicara dengan sangat santai seperti dia tidak memiliki niat terselubung di balik kalimatnya, tapi siapa yang tahu dengan Kim Taehyung justru seperti telah menangkap sesuatu di belakangnya.?
Kim Taehyung tetap tersenyum, dia mengambil cangkir teh miliknya dan menyesapnya tanpa rasa malu ataupun canggung, tidak peduli dengan siapa dia duduk di depannya saat ini. Park Jimin bahkan sampai-sampai harus menatap wajah Kim Taehyung dengan lekat. Jujur, Park Jimin sedikit terkejut dengan tindakan Kim Taehyung barusan, bahkan kepada Kim Yeri disaat wanita itu baru saja menyandang gelar selir di istana tersebut akan sangat sopan padanya, bahkan di saat-saat seperti ini pun, Yeri tidak akan berani menantang wajah dan matanya, lalu tidak pernah berani minum ataupun makan sebelum Park Jimin mendahului mereka.
Tapi sepertinya itu semua tidak akan berlaku kepada sosok Kim Taehyung. Sejak awal, Park Jimin telah mendapatkan firasat bahwa sosok Kim Taehyung ini jelas sangat berbeda dari yang lain, bahkan mungkin disaat dia benar-benar diterima pun Kim Taehyung tidak akan mudah di tundukkan dengan mudah.
" Terimakasih atas pujian Yang Mulia Permaisuri- yang rendah ini sangat tersanjung. Terlebih lagi, yang rendah ini sangat bahagia karena Yang Mulia Kaisar- dengan murah hati memilih saya. Dan yang rendah ini juga akan berusaha lebih keras di kemudian hari untuk menyenangkan Yang Mulia Kaisar- dan Permaisuri. "
Park Jimin sedikit menyipitkan matanya menatap Kim Taehyung yang masih tersenyum padanya, tapi senyum itu jelas tidaklah lagi sama dengan jenis senyum sebelumnya.
Kim Taehyung menatap Park Jimin dengan senyum semakin lebar, bahkan dia dengan provokatif memajukan tubuhnya sedikit dan berbicara dengan nada riang.
" Yang Mulia Kaisar- semalam sangat bersemangat. Beliau sangat berharap yang rendah ini untuk bisa segera memberikan seorang putra mahkota untuknya. Yang Mulia Permaisuri- mohon bantuannya? "
TBC!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴊᴇᴏɴ ᴇᴍᴘɪʀᴇ
Fantasyᴊᴜᴅᴜʟ : ᴊᴇᴏɴ ᴇᴍᴘɪʀᴇ ᴀᴜᴛʜᴏʀ : @ᴅɪᴀᴢᴏᴋᴛᴀғɪǫɪ ɢᴇɴʀᴇ' : ʙʟ | ʀᴇʙɪʀᴛʜ | ᴋɪɴɢᴅᴏᴍ ʀᴇǫᴜᴇsᴛ: @skomalasari508 ᴅᴇsᴄʀɪᴘᴛɪᴏɴ_ [~» Jeon JungKook atau di kenal sebagai masa kejayaan Jeon Empire merupakan raja pertama Dinasti Joseon, Korea, dan figur utama di...