JEP 40

1.6K 233 13
                                    




















*





Kim Taehyung mengambil jubah coklat yang biasanya dia gunakan untuk penyamaran, memakainya lalu sekali lagi memastikan bahwa Jeon JungKook tidak akan kembali dalam waktu dekat dan juga tidak akan yang datang ke kediamannya barulah dia pergi.

" Putraku lapar, eum? "

Kim Taehyung bergumam sendiri dengan mengusap permukaan perutnya yang sudah bulat besar. Ada guncangan kecil disana yang mana mengundangnya untuk tersenyum lebar- anak nya sudah sangat aktif dan tentunya sehst. Kim Taehyung lalu cukup melukai ujung jarinya dengan giginya sendiri lalu mengoleskan darah pada tepat tengah tengah perpotongan kedua alisnya seketika tubuhnya pun menghilang di telan gumpalan asap hitam.







*







Di tempat lain, sosok Jung Jae Hyun berdiri di sudut pasar, duduk di salah satu teras kedai yang cukup ramai di isi beberapa orang yang tentunya untuk minum minum. Ya, itu adalah kedai minuman keras. Dia memesan se-kendi arak dan pelayan toko dengan loyal menyuguhkan biji melon sebagai pendamping. Melihat dia seperti bukan orang biasa, pelayan itu pun juga tak segan untuk menawarkan menu yang lain, tapi sayangnya sang target seperti tak ingin memakan umpan mereka. Menolaknya dengan alasan dia masih kenyang dan hanya ingin minum bebas.

Jung Jae Hyun menunduk, menatap cawan cangkir yang dia pegang dengan tatapan rumit, lalu tersenyum kecil. Tapi senyum itu jelas tak biasa karena pada pasalnya ada perasaan marah bercampur kebencian juga obsesi yang terbendung di sana.

" Kim Taehyung..... Bagaimana caranya aku bisa mendapatkan mu? " Bisiknya pada dirinya sendiri, nadanya sangat frustasi tapi sorot matanya justru memancarkan obsesi. Meremat cawan tersebut sampai hampir saja pecah, untungnya Jae Hyun dengan cepat meletakkannya kembali ke atas meja, cukup kasar dan mengundang beberapa pasang mata yang menatapnya dengan tidak puas bercampur dengan penasaran tapi sayangnya Jae Hyun tidak peduli dan justru memilih bangun setelah meninggalkan sepotong koin emas di atas meja lalu pergi.

Langkah nya membawanya menuju ke dalam hutan, karena di sanalah dia selama ini tinggal dan bersembunyi dari kejaran tentara kekaisaran. Jelas, dia telah menjadi buronan kekaisaran saat ini. Oleh sebab itu Jae Hyun tidak bisa lagi bertindak leluasa selain terus menyamar dan bersembunyi, keluar hanya untuk memenuhi kebutuhan biologisnya (makan).

Tidak ada lagi pasukan yang membantunya, Jung Jae Hyun hanya bisa bekerja sendirian. Tidak memusingkan bagaimana nasib dari para rekannya yang telah tertangkap, kemungkinan besar mereka semua mati, pikirnya dengan pasti. Jung Jae Hyun tidak punya rasa simpati dan hanya memikirkan nasibnya sendiri dan tentunya dengan tujuannya selama ini. Dia menginginkan Kim Taehyung untuknya sendiri........

Tapi....... Ketika dia mengingat siapa orang yang berdiri di belakang pria pujaan hatinya itu seketika membuat darah di seluruh tubuh Jung Jae Hyun mendidih.

" Jeon JungKook......... Kenapa harus kau yang selalu memiliki Kim Taehyung selama dua kehidupan ini...!? "







*







Sosok Kim Taehyung muncul tepat di samping sebuah bangunan rumah bordil yang sangat terkenal di kota kekaisaran. Ada banyak pengunjung disana dari berbagai kalangan dan lebih banyak lagi itu adalah para pejabat istana. Tentu saja Kim Taehyung kenal dengan wajah mereka mengingat sudah sangat seringnya Kim Taehyung bertemu mereka di istana. Kim Taehyung menyeringai, benar-benar pejabat otak selangkangan.

Kim Taehyung melangkah keluar dari persembunyiannya, dia mengenakan jubah besar yang mana menyembunyikan perut besarnya, memakai cadar menutupi separuh wajahnya, beberapa orang seketika menoleh padanya dengan penasaran. Tapi Taehyung tidak peduli dan terus melangkah maju melewati mereka semua sampai salah seorang dari mereka mengujinya dengan maju untuk pergi menyapa-

" Tuan ini ingin ku temani? "

" Tidak. "

" Sungguh? Saya merekomendasikan diri saya sendiri, gratis. Bagaimana? "

Langkah kaki Kim Taehyung berhenti membuat senyum pria di belakangnya terbit, berpikir bahwa umpannya seperti nya akan membuahkan hasil. Kim Taehyung berbalik menatap pria yang terus membujuknya itu dengan satu skis terangkat tampak cukup tertarik.

" Benarkah? "

" Ya! Ya! Tentu, bagaimana? "

" Satu kamar untukku."

Pria itu menyeringai, berbalik lalu dengan cepat pergi memesan kamar sedangkan pria lainnya yang melihat mendadak bersiul menggoda. Sedikit informasi, di rumah bordil ini tidak hanya menyediakan pelayanan dari pihak wanita saja tapi juga pria baik sub bahkan dominan......

Kim Taehyung dengan langkah tepat mengikuti langkah pria itu bersama dengan tangannya yang di genggam oleh pria itu membawanya ke sebuah ruangan yang di yakini adalah sebuah kamar. Ruangan itu cukup luas dan di fasilitasi lengkap tanpa kekurangan, sangat cocok untuk mendapatkan gelar sebagai rumah bordil paling terkenal dan berkelas di kota kekaisaran tersebut.

Mereka melangkah semakin jauh masuk ke dalam dan dapat di lihat sebuah ranjang cukup besar berbalut kain merah serta aroma yang jelas akan merangsang seksual setiap orang. Tapi satu hal yang tak pernah pria itu sadari atau mungkin memang tidak tahu apa apa pasalnya ruangan yang mereka tempati saat ini tanpa di ketahui telah berubah sedikit demi sedikit pada setiap langkah yang Taehyung bawa ke dalam ruangan tersebut.

" Bagaimana? Apakah tuan ini merasa nyaman dengan- "

Pria itu berbalik dan tersenyum lebar kepada tuannya tapi di detik berikutnya dia justru di kagetkan dengan gumpalan asap hitam pekat yang menyelimuti punggung Taehyung.

Kim Taehyung tersenyum padanya, melepaskan pegangan pria itu pada tangan nya dan perlahan senyum cantiknya berubah menjadi seringaian.

" Untuk hidangan pembuka, pria muda tampan seperti mu ku rasa tidak masalah-"

" Apa-? "

Belum sempat pria itu merespon nya dengan cepat gumpalan asap hitam yang sedari tadi berada di balik punggung Taehyung menyerbu tubuh pria itu, menggulungnya seperti serangga ganas yang terus menggerogoti mangsanya. Suara jeritan kesakitan mengaung di udara tapi tidak bisa di dengar oleh pihak luar karena pada nyatanya Kim Taehyung telah lebih dulu memanipulasi tempat tersebut. Ruangan yang mereka tempati saat ini hanyalah sebuah ilusi sementara guna menjebak mangsanya, Kim Taehyung tersenyum dengan lembut mengusap perutnya yang di balut jubah berbulu lembut lalu menepuk kecil di mana gerakan aktif itu muncul.

" Bagaimana, apakah Ibu sudah memuaskan mu? "

Sepasang mata merah Kim Taehyung berkilat, menatap gumpalan asapnya yang perlahan memudar dan kembali ke belakang punggungnya, memperlihatkan bangkai kerangka kering yang sangat buruk di pandang teronggok di lantai kayu tersebut. Kim Taehyung hanya menatapnya datar sampai bangkai tulang itu perlahan hilang di makan oleh api hitam. Bersamaan dengan itu tubuh Kim Taehyung pun juga ikut menghilang menyisakan ruangan yang semula rapi menjadi sebuah ruangan reot layaknya bangunan lama tak berpenghuni.









TBC!!!

ᴊᴇᴏɴ ᴇᴍᴘɪʀᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang