JEP 53

1.6K 225 18
                                    






























*

" Mama? "

" Eung? "

Tangan gemuk itu terulur dengan setangkai bunga kertas yang sudah kusut bahkan satu kelopak nya patah, Kim Taehyung tersenyum, menerima bunga pemberian Jeon Ji dengan lihai menyelipkannya ke telinga si cantik seraya membersihkan butiran salju yang perlahan mencair dan membasahi rambut serta gaun kecil nya.

Saat ini sudah memasuki musim dingin dimana salju turun lebih awal, kebanyakan dari mereka jelas akan lebih banyak menghabiskan waktu berdiam diri di dalam rumah dan hanya sesekali akan keluar untuk memenuhi kebutuhan. Sama halnya dengan orang orang di istana, selain mereka yang di tugaskan untuk berpatroli, mereka akan bekerja menjaga di dalam.

Kim Taehyung saat ini duduk di ruang depan bersama bayi ViDen di pangkuannya yang sibuk bermain mainan anak-anak hadiah dari Kim MingYu Minggu lalu- yang kebetulan dia bersama Shin Ryujin datang berkunjung sekedar melihat keponakannya- sedangkan Jeon Ji sibuk berlarian kesana kemari entah apa yang dia cari.

Keduanya sangat dekat, Jeon Ji tidak pelit untuk selalu berbagi dengan sang adik, bahkan selalu bersamanya dengan sangat protektif, hal ini mengingatkan nya akan kenangan nya dulu bersama dengan sang adik- Jennie Kim. Kini, meskipun reinkarnasi sang adik kembali dan itu di tubuh Shin Ryujin, tapi mereka tidak bisa untuk bisa sedekat dulu, selain kondisi tempat tinggal, juga statusnya. Selain itu, Shin Ryujin juga telah menolak undangan nya untuk ikut tinggal di istana dengan alasannya tersendiri. Namun dia berjanji akan selalu menyempatkan diri untuk datang berkunjung ke istana.

Sejauh ini perilaku putranya- ViDen terlihat selalu baik padanya, tapi akan berbanding terbalik bila itu berhadapan dengan Ayah Kaisar nya. Bayi gemuk itu akan bertingkah bar-bar dan tidak ragu untuk memberikan tatapan permusuhan kepada Ayahnya. Contohnya saja seperti saat ini, tepat ketika suara Ayahnya terdengar oleh mereka-

" Apa yang kalian lakukan? "

Jeon ViDen yang sedari tadi terlihat tenang dan nyaman bersandar pada Ibunya lantas langsung menegakkan tubuhnya, mengintip kedatangan sang Ayah dengan pandangan tidak suka. Wajahnya yang bulat penuh lemak bayi terlihat menggemaskan meskipun kini bayi gemuk itu tengah berusaha keras agar terlihat marah\ keren di hadapan mereka semua.

Jeon Jungkook yang baru saja datang dan bertemu pandang dengan mata kelam putranya seketika tidak tahu harus berekspresi apa, haruskah dia menangis marah atau tertawa bahagia. Seperti biasa, pikirkan untuk menggodanya langsung terlintas di benaknya. Melangkahkan kakinya mendekati keluarga kecil, pertama Tama dia akan membubuhkan ciuman manis di keningnya begitupun dengan putri nya Jeon Ji, tapi ketika di hadapkan dengan wajah Jeon ViDen yang menatapnya dengan mata bulat hitam besar, melotot, Jeon JungKook tidak ragu untuk mengapit ketiaknya lalu mengangkat nya ke udara, mendekapnya dengan ciuman gemas pada wajah, dan seketika itu pula suara pekikan Jeon ViDen menggema di ruangan tersebut bahkan sampai terdengar oleh orang orang diluar kamar.

Kedua Ayah dan Anak itu selalu seperti itu, baik Kim Taehyung maupun lainnya tidak lagi heran apabila harus sampai terkejut, karena hal seperti ini sudah terlampau biasa. Entah Ayah Kaisar yang suka menggoda atau sebaliknya Bayi gemuk yang selalu mencari permusuhan dengannya. Kim Taehyung bahkan hanya menatap pemandangan itu dengan malas sedangkan Jeon Ji dengan semangat menyoraki adiknya untuk terus berjuang di pelukan sang Ayah.

Apa yang sebenarnya terjadi adalah Jeon ViDen seperti sangat enggan di peluk oleh Ayahnya, dia berusaha sekuat mungkin untuk menyingkirkan wajah JungKook yang terus berusaha menciuminya itu. Bukan nya jijik, hanya saja ViDen sangat malas!

Dan jurus terakhir adalah menangis.

Ya.

Menangis.

Sama halnya dengan bayi lainnya yang jika terus di goda dengan ketidaksenangan mereka, jelas akan menangis. Dengan mata bulat hitam, hidung memerah, pipi merah muda menggembung, bibir itu sengaja di majukan dengan ekspresi semenyedihkan mungkin, menatap ibunya dengan memohon.

" Hiks... "

" Yang Mulia- "

Jeon Jungkook meringis, meskipun dia sudah sering dan bahkan hapal dengan setiap ending dari apa yang mereka lakukan, JungKook seperti tidak jera dan bahkan tidak pernah bosan untuk melakukannya berulang kali. Dan setiap kali berakhir seperti ini, dia akan selalu di tegur oleh Kim Taehyung.

Kim Taehyung bangkit, merebut putranya dari pelukan Jungkook lalu membawanya cukup jauh dari JungKook guna menenangkan bayinya yang sudah terisak pelan, menyembunyikan wajahnya yang imut di leher sang Ibu.

Sebagai gantinya, Jeon JungKook pergi mengangkat putri nya, dia telah berjanji untuk bertindak adil kepada kedua anaknya, tidak peduli siapa ibunya dan bagaimana kisahnya, Jeon Ji tetaplah putrinya, anak pertamanya di kehidupan ini. Begitupun dengan Taehyung, dia juga tidak akan membeda-bedakan kasih sayangnya kepada kedua anaknya, baginya, Jeon Ji tetaplah putrinya. Dia sama sekali tidak bersalah, bahkan Jimin juga tidak, semuanya salah LaLisa yang telah merampas semua kebahagiaan mereka.

" Yang Mulia- jangan menggoda nya lagi.."

Tapi sayangnya bukan menurut, Jeon JungKook pun semakin gencar menggoda putranya tersebut sampai membuat tangisan ViDen semakin keras.

Taehyung, "............."

Taehyung, " Yang Mulia...... "

" Oke Oke, aku tidak akan menggodanya lagi. ViDen, berhentilah menangis, seorang pangeran tangguh tidak boleh terlihat lemah dengan menangis!? "

Kim Taehyung seketika melirik JungKook dengan sinis.

JungKook, ".............."

JungKook, " Apa? Apakah aku salah? "

" Yang Mulia- apa yang Yang Mulia- ucapkan sama sekali tidak salah, tapi disini Pangeran- putraku masih kecil, menuntutnya seperti itu agaknya sedikit tak berperasaan. "

" Bagaimana mungkin itu tidak berperasaan? " Jeon Jungkook menatap Taehyung dengan satu alis terangkat, sedikit membenarkan posisi putrinya yang rupanya telah tertidur di pundaknya.
Lantas melanjutkan, " Yang Mulia ini bahkan sudah di tuntut ini dan itu sejak dini- "

" Kalau begitu, saya rasa juga tidak ada yang salah jika sebulan ke depan Yang Mulia- harus berpuasa dari saya. "

Jeon Jungkook hampir saja mengeluarkan kalimat kotor dari mulutnya, melotot adalah pilihan terakhirnya, menatap wajah Taehyung yang kini enggan melihatnya dan terkesan menghindar dengan putus asa.

" Sayang.... Bagaimana mungkin hal ini harus di sangkut pautkan dengan kehidupan pribadi kita? "

" Kenapa tidak? " Kim Taehyung langsung menoleh menatapnya, " Ini juga menyangkut kehidupan pribadi bahkan masa depan putraku. "

" Oke Oke, jangan sebutkan ini lagi. Putra ini juga putraku, putra kita....."

Dan seperti itulah kisah pertengkaran kecil mereka. Berpelukan layaknya keluarga Cemara. Jeon Jungkook dan Kim Taehyung sangat bahagia.







END???

ᴊᴇᴏɴ ᴇᴍᴘɪʀᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang