JEP 42

1.5K 243 23
                                    















*

Jeon Jungkook memejamkan matanya, merasakan hembusan angin dan mempertajam pendengaran serta perasaannya terhadap lingkungannya saat ini. Berdiri di antara rimbunan pepohonan hutan liar, tepat berada di perbatasan antara Kota kekaisaran dengan kerajaan Selatan milik Kim Soohyun.

Semilir angin bertiup berlawanan arah dengannya, Jeon JungKook sedikit memiringkan kepalanya ketika mendengar gemercik air dari arah barat dan tamparan daun terhadap angin. Ada sesuatu di depannya dan sesuatu tersebut dengan cepat melesat, untungnya Jeon JungKook yang sejak awal telah bersiaga sehingga sebuah anak panah muncul dan melesat padanya jatuh menancap pada sebuah pohon malang yang berada tepat di belakangnya.

Jeon Jungkook tidak terkejut ataupun bertindak gegabah sebaliknya dia lantas berbalik untuk menarik anak panah tersebut dan menarik selembar kertas yang terbuat dari kulit kayu separuh jadi dan melihat isinya.

' Sungai Barat Daya. '

Jeon JungKook meremat kertas tersebut, mengoyak dan mencampakkannya ke tanah, menginjakkan sinis.

" Ingin bermain-main denganku, huh? "

" Yang Mulia Kaisar-!! "

Jendral Seung Hyun muncul bersama prajurit di bawah komandonya menghadap JungKook yang kini berwajah datar seperti telah terjadi sesuatu sebelumnya padanya.

" Yang Mulia- apakah telah terjadi sesuatu? "

" Tidak. Bagaimana, apakah tenda telah di dirikan? "

Jendral Seung Hyun sedikit termangu tapi dengan cepat merespon balik. "Sudah Yang Mulia-!! "


*



Di tengah malam, udara sejuk pada titik terendah sulit rasanya di terima oleh kulit manusia. Rombongan Jeon JungKook telah berada di dalam tenda masing-masing untuk beristirahat dan hanya JungKook lah yang masih membuka kedua matanya begitu segar.

Jeon JungKook menatap bayangannya dari lampu lilin kecil di dalam tendanya lalu mengulurkan kepalanya keluar untuk melihat situasi keadaan sekitar. Dirasa aman dan tidak akan ada yang mencurigainya Jungkook lantas segera berlalu dari kawasan tersebut.

Udara lembab dari sisa hujan sebelumnya membuat beberapa titik tanah tertutup daun mati tergenang air. Dedaunan basah dan sepatu boots kulit berkualitas tinggi tercemar lumpur menyisakan jejak pada setiap langkah nya, beberapa binatang serangga membuat suaranya gaduh khas kehidupan malam di tengah hutan. Seekor burung hantu memutar kepalanya seratus delapan puluh derajat mengikuti arah pergerakan manusia di bawahnya, sesekali dia akan bersuara gugup untuk menakutinya tapi sayangnya Jungkook bahkan sama sekali tak gentar dalam setiap langkahnya.

Meskipun keadaan sekitar sangatlah kelam tanpa ada sedikitpun cahaya tapi indra pendengaran Jungkook sangatlah tajam, dia hanya bisa mengandalkan hal itu saat ini untuk menentukan setiap arah dan pijakan kakinya menapak bumi. Suara hantaman air terhadap batu sungai semakin terdengar jelas, Jeon JungKook sedikit mengeratkan genggamannya pada gagang pedang di pinggangnya. Aroma air lumpur sangat pekat dan gerimis masih cukup kuat untuk membasahi pakaian yang dia kenakan saat ini. Sekelebat kilat menerangi langit kelam dan dengan itu sepasang mata gelap milik Jeon JungKook dapat menatap dengan jelas bayangan sosok lain yang berdiri tak jauh darinya dengan membawa sebilah pedang di tangan kirinya.

" Lama tidak bertemu, Yang Mulia Kaisar Jeon JungKook? "

Jeon Jungkook tak bergeming dengan sekilas cahaya pedang yang sangat jarang di tampilkan itu muncul, sekelebat cahaya pantulan dari air dan pedang saling bertabrakan.

ᴊᴇᴏɴ ᴇᴍᴘɪʀᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang