JEP 34

1.4K 220 8
                                    




















*

Setelah insiden perdebatan di antara Permaisuri Park Jimin dan Selir Kim Taehyung yang mana harus melibatkan Kaisar Jeon JungKook, kini status di antara kedua istri kaisar tersebut di nyatakan perang dingin. Tapi setidaknya itu jauh lebih baik di bandingkan harus melihat pertengkaran setiap harinya, menurut JungKook.

Permaisuri Park Jimin tidak lagi pergi mengunjungi Selir Kim Taehyung begitupun dengan sebaliknya. Mereka berdua lebih memilih untuk menyibukkan diri dengan kegiatan masing-masing. Seperti Permaisuri Park Jimin yang tidak hanya harus menyelesaikan setiap pekerjaan nya pada anggaran istana, tapi juga harus terfokus pada tumbuh kembang putrinya. Sedangkan Selir Kim Taehyung juga demikian, dia akan fokus pada kehamilannya yang semakin lama akan semakin membesar. Sebisa mungkin Taehyung akan menjaga pola hidup sehatnya agar bayi di perutnya juga tumbuh dengan lebih baik.

Dan untuk Kaisar Jeon JungKook itu sendiri, dia tidak lagi bertindak sesuka hatinya, dia sebisa mungkin akan mengatur keseluruhan waktunya, membaginya antara bersama Permaisuri- selir- putrinya bahkan hingga pekerjaan nya. Jeon JungKook melakukan semua itu dengan sangat baik. Hanya saja untuk tiga hari belakangan ini sosok Jeon JungKook belum juga kembali setelah dia memutuskan untuk terjun langsung ke lapangan setelah mendengar dan mendapat laporan mengenai pemberontakan di beberapa titik kota secara terus-menerus. Pemberontakan yang di lakukan oleh pasukan tanpa identitas itu lebih suka bermain pada daerah perbatasan dimana tidak perlu bertemu dengan banyak orang, tapi setiap orang yang berjumpa dengannya jelas bukanlah orang biasa. Kebanyakan dari mereka adalah para bangsawan yang sedang berjalan jalan untuk mengunjungi kota kekaisaran bahkan para pedagang dari luar kota yang mencoba mencari penghasilan baru. Semuanya raib oleh mereka. Tidak ada yang selamat, baik harta bahkan nyawa sekalipun. Para pemberontak itu benar benar kejam, dan Jeon JungKook bukanlah orang yang lembut untuk berurusan dengan mereka.

Kim Taehyung tengah duduk di taman samping istana yang kebetulan tidak berada jauh dari paviliun nya sendiri. Di depannya ada kolam ikan hias dan Taehyung memerintahkan seorang pelayan untuk memberinya makan. Begitulah pemandangan nya. Perut Taehyung sudah bulat, tidak terasa waktu bergulir dengan cepat dan Taehyung menjadi semakin tidak sabar.

Kakinya yang cukup sering mengalami kesemutan akan membuatnya merasa tidak nyaman, dia juga mudah sekali merasa lapar dalam konteks yang komplit. Tidak hanya makanan sederhana tapi juga yang luar biasa. Sudah seminggu lamanya Taehyung berpuasa untuk tidak membunuh gadis muda. Hal ini di karenakan kehebohan yang terjadi terakhir kali di istana mengenai kasus dimana hilangnya begitu banyak pelayan wanita istana, dan para pelayan yang hilang itu kebanyakan adalah para pelayan Kaisar dan permaisuri itu sendiri. Taehyung tidak mungkin bertindak ceroboh dengan menggunakan santapan nya dari pelayannya sendiri, jelas itu akan menimbulkan masalah besar baginya di kemudian hari.

Kasus telah di selidiki sebelum Kaisar pergi, tapi sayangnya sampai kaisar pergi ke lapangan, tidak ada satupun petunjuk yang di temukan. Sebagai gantinya, para penjaga semakin ketat di lakukan. Oleh karena itu Taehyung, demi keselamatan dirinya harus bisa menahan nafsunya tersebut meskipun sebagai dampaknya dia akan merasa jauh lebih lemah dari biasanya.

Tak jauh darinya, sekelompok pelayan wanita tengah sibuk mencoba untuk menenangkan putri Jeon Ji yang terlihat merengek di pelukan pengasuhnya.

Kim Taehyung meliriknya sekilas dengan pandangan tidak tahan, bangun lalu berjalan ke arah mereka. Para pelayan di belakang punggung Taehyung mencoba menebak apa yang akan tuan muda mereka ini lakukan selanjutnya.

" Apa yang terjadi? "
Suara Taehyung tidak keras ataupun lembut tapi menyenangkan untuk di dengar.

Mereka semua segera berbalik dan agaknya cukup terkejut dengan kemunculan Taehyung yang tiba-tiba.

" Selir Kim- "

Kim Taehyung lebih memilih memfokuskan perhatian nya pada bayi gemuk di depannya yang masih merengek itu, tapi ketika kedua mata mereka saling bertemu, entah bagaimana ceritanya tangis Jeon Ji pun mereda dan di gantikan dengan isakan kecil yang cukup mampu menggaruk hati mungil mereka semua.

" Tuan Putri terus merengek dan tabib berkata itu karena dia baru saja menumbuhkan gigi, normal. Jadi kami mencoba menenangkannya dengan membawanya ke taman ini.... "

Kim Taehyung tidak akan bertanya dimana Park Jimin atau kenapa tidak dia saja yang mengurus putrinya, karena Taehyung tahu, Jimin pasti sedang sibuk dengan pekerjaannya sendiri. Memikirkan sesuatu, pandangan Kim Taehyung terhadap bayi gemuk di depannya lantas semakin berarti.

" Berikan padaku. "

" Ah? Apa? "

" Putri Jeon Ji, berikan padaku. "

" T-tapi, Selir Kim- "

Pengasuh itu jelas merasa keberatan, tidak hanya dirinya tetapi juga pada pelayan lainnya. Namun sayangnya bayi gemuk itu justru bersikap lain, dia seperti mengerti dengan niat dan tujuan dari perkataan Kim Taehyung terhadap nya, oleh karena itu, Putri Jeon Ji- dengan kedua tangannya yang gemuk terulur padanya secara alami.

Kim Taehyung maju dua langkah dan mengambilnya dari pelukan sang pengasuh. Membawanya ke pelukannya dengan gerakan yang lembut.

" Selir Kim-! Hati-hati dengan perut- "

" Aku tahu..... "

Usia kandungan Taehyung tidak lagi muda dan setidaknya itu cukup di katakan kokoh melihat kondisinya yang bulat menembus bayang-bayang baju yang dia kenakan saat ini. Di tambah lagi dengan kondisi bayi gemuk di pelukannya, membuat para pelayan itu beberapa kali harus menahan nafas dan memacu detak jantungnya di setiap kali Kim Taehyung melangkah membawa Jeon Ji bersamanya menuju paviliunnya.





*






Di tempat lain, Jeon JungKook bersama rombongannya tengah mencoba menyelidiki permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakat nya. Untuk menghindari kehebohan masyarakat dan juga demi menghindari kecurigaan terhadap para bandit itu, mereka memutuskan untuk melakukan penyamaran. Mereka berpencar di beberapa titik dan memiliki berjalan kaki di bandingkan harus menunggang kuda. Di setiap pinggang mereka terselip senjata masing-masing, mengenakan pakaian khas seorang pengembara, tidak akan ada yang memperhatikan itu secara nyata.

Jeon JungKook duduk di salah satu kedai minuman, dia memesan beberapa tabung arak untuk di minum bersama kedua rekannya. Mereka bertindak persis seperti para pelanggan umumnya, tapi siapa yang mengira mereka dengan tajam menegakkan daun telinga?

Tanpa bertanya, setidaknya JungKook telah mengumpulkan banyak informasi. Dan salah satunya mengenai sosok misterius di balik kepemimpinan para pemberontak tersebut yang di katakan sangat tampan.

Sangat jarang masyarakat biasa untuk memiliki fitur wajah indah kecuali mereka yang berdarah bangsawan karena memiliki kontak darah asing di tubuhnya. Mereka berspekulasi bahwa pemimpin bandit itu pasti latarbelakang nya juga tidak main-main.

" Yang Mulia- di depan Jendral Kim ingin melaporkan sesuatu. "

Bisik seorang pria yang tak lain adalah pengawal lainnya milik Jungkook yang baru saja muncul dengan langkah cukup tergesa gesa bahkan menarik perhatian beberapa pengunjung lainnya. Jeon JungKook tidak ingin menimbulkan kecurigaan lebih, jadi dia dengan cepat meninggalkan toko tersebut setelah meletakkan tiga keping emas murni di atas meja.


*

" Yang Mulia-! "

" Katakan! "

Jendral Kim Yugyeom melirik sekitar nya lalu berbisik pelan di dekat telinga Jeon JungKook.

" Yang Mulia- Saya menemukan nya...... Orang yang selama ini kita cari..! "

Dengan begitu sepasang mata gelap milik Jeon JungKook segera berfluktuasi, semakin gelap dan tanpa sadar mengencangkan cengkraman nya pada gagang pedangnya.










TBC!!!

ᴊᴇᴏɴ ᴇᴍᴘɪʀᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang