JEP 15

1.8K 237 8
                                    


















*

Jeon JungKook berbaring dengan gelisah, bulir bulir keringat telah menumpuk di wajahnya. Sepasang kelopak mata yang melindungi bola mata di dalamnya terus bergerak acak, seolah olah mereka mencoba mencari jalan keluar agar daging tak bertulang itu mau dengan bermurah hati membiarkan mereka terbuka agar keluar dari mimpi yang membelenggunya.

Di alam mimpi, Jeon JungKook harus kembali di hadapkan pada sebuah ruangan yang gelap. Jeon JungKook mengerutkan keningnya tidak paham- dia selalu merasa bahwa dia tersesat dan selalu mengulangi mimpi yang sama pada setiap harinya. Namun begitu JungKook seperti masih begitu buta untuk bisa mengetahui maksud dari di balik arti mimpi tersebut.

Selalu begitu- tidak ada siapapun disana selain dirinya dan juga- Kim Taehyung......

Kali ini masih seperti sebelum sebelumnya dimana sosok Kim Taehyung yang dia jumpai di alam tersebut terlihat sangat agung baik dari segi penampilan namun juga perilakunya. Dia bagaikan seorang pemimpin yang tiada duanya di dunianya ini bahkan mampu mengalahkan Jeon JungKook itu sendiri.

Namun yang menjadi tanda tanya besar lainnya adalah, kenapa Kim Taehyung selalu memperlakukannya seperti Jeon JungKook sendiri adalah budaknya? Misalnya seperti saat ini dan juga sebelumnya-

" Ajudan Jeon- "

Ajudan Jeon-?

Sejak kapan dia menjadi seorang ajudan? Terlebih lagi menjadi ajudan dari seorang Kim Taehyung? Apa yang selama ini yang tidak dia ketahui?

" -Kemari Lah. "

Begitulah. Hanya dengan perkataan sederhana, Jeon JungKook bahkan seperti sebuah robot dimana dia telah di dikte untuk menjadi pembantu dari si penciptanya. Berjalan tegap meski Jeon JungKook pernah terbesit untuk menolaknya, namun sayang, tubuh yang dia tempati saat ini seperti tidak selaras dengan apa yang dia pikirkan.

" Yang Mulia- "

Kim Taehyung tersenyum. Dia mengangkat tangan kanannya dan mengusap sisi wajah JungKook begitu lembut, menatapnya begitu puja, untuk sesaat Jeon JungKook sendiri harus linglung.

" Jangan mengkhianati ku, baik? Aku paling tidak suka di khianati, atau kau akan mati..... "

" Saya tidak akan! "

" Aku tahu..... "

Dalam sekejap mata, wajah Kim Taehyung pun semakin membesar di matanya, dan pria cantik itu tanpa aba-aba lantas menempelkan kedua bibir mereka dengan begitu berani. Jeon JungKook ingin mengelak, tapi tubuh yang dia tempati justru bertindak sebaliknya. Kedua tangannya justru terangkat dan meletakkan nya di belakang kepala Taehyung, menariknya agar semakin dekat dengannya dan semakin leluasa dalam berciuman.

Ciuman di antara mereka sangat panas seperti tidak mengenal adanya hari esok atau mungkin akan ada seseorang yang akan memergoki tindakan cabul mereka ini, meskipun dirasa itu sedikit mustahil....

Dari berciuman, hingga mereka saling berguling di atas ranjang besar berbalut selimut sutra, tirai merah darah menari nari bersama lilin yang berkedip malu malu. Gerakan mereka berdua sangat kasar dan Jeon JungKook seperti telah terpana olehnya hingga akhirnya dia berhasil meloloskan diri dari mimpi erotis itu. Untuk pertama kalinya setelah beberapa malam dengan mimpi yang sama, mimpi kali ini justru terasa jauh lebih nyata hingga dia sendiri seperti masih mampu merasakan suhu dari tubuh Kim Taehyung yang dia dekap posesif. Cumbuan nya hingga perasaan ketika mendominasi nya, Jeon JungKook merasa dia hampir gila.

Bangun dalam keadaan terengah-engah, bulir keringat tidak mampu bertahan hingga mengalir ke sisi terendah dan dia duduk sedikit kasar setelah berhasil membuka kedua kelopak matanya.

" Yang Mulia- apakah kamu baik-baik saja?! "

Jeon JungKook tersentak, dia dengan cepat menoleh dan mendapati raut wajah khawatir Park Jimin di sisinya. Pria itu terus menatapnya, bahkan kedua tangannya juga memegang bisep JungKook seperti itu adalah sebuah pegangan terakhirnya.

" Kamu- apa yang terjadi? "

Park Jimin tampak sedikit ragu, tapi secara perlahan dia mulai melepaskan pegangannya pada tubuh JungKook dan mulai mengatur kosa kata ketika berbicara.

" Beberapa saat yang lalu, Yang Mulia- terlihat sangat gelisah, saya telah beberapa kali mencoba membangunkan tapi gagal- Yang Mulia, apakah anda bermimpi buruk? "

Jeon JungKook tidak langsung menjawab,  mengusap wajahnya dengan kusut, berpikir apakah mimpi yang dia alami barusan termasuk mimpi buruk atau justru sebaliknya. Tapi ketika dia tidak sengaja bergerak dan merasakan sesuatu yang tidak lazim pada tubuhnya terutama tubuh bagian bawahnya, Jeon JungKook tidak bisa untuk tidak membuka kedua matanya lebih horor sampai sampai Park Jimin yang masih dengan setia menatapnya juga ikut berpikir apakah suaminya ini baru saja bermimpi melihat sesuatu yang sangat serius?

" Yang Mulia- "

" Bukan apa-apa. Tidurlah lagi, masih terlalu awal untukmu terjaga. "

Jeon JungKook baru saja akan bangun, sedikit menyingkirkan kain selimutnya dan menutupi kakinya dengan jubah tidur yang dia kenakan ketika tangan pucat milik Park Jimin menahan lengannya.

" Yang Mulia- lalu, bagaimana dengan mu? Bukankah saat ini juga masih terlalu awal untukmu beraktivitas? "

Jeon JungKook tidak perlu repot-repot mencari alasan, dia hanya meliriknya sekilas dan bangun, berbicara sambil lalu.

" Biasa bagiku. Tidurlah, aku akan pergi ke ruang kerja. "

Beberapa malam bermimpi aneh membuat JungKook berpikir bahwa dia mungkin hanya terlalu lelah dengan aktivitas keseharian nya, dan malam itu dia putuskan untuk menginap di kamar Park Jimin sambil melepas rindu dengan putrinya- Jeon Ji. Putri kecilnya itu telah memasuki empat bulan lebih dan Minggu depan akan memasuki bulan kelima, dia telah mengalami banyak kemajuan, membalik tubuhnya sendiri, misalnya dan juga mengoceh beberapa kata acak khas suara bayi, Jeon JungKook setidaknya sedikit terhibur dengan itu.

Malam ini setidaknya cukup tenang di bandingkan dengan malam malam sebelumnya, Jeon JungKook dengan tekun mulai memeriksa lembaran demi lembaran negara yang dia kuasai saat ini. Setelah melepas masalah biologis nya terlebih dahulu di kamar mandi ruang kerjanya, Jeon JungKook barulah bisa bernafas sedikit lega. Mendapat serangan biologis di pagi hari bagi seorang pria adalah hal yang lumrah, tapi bila itu di picu oleh hal hal yang agaknya sangat tidak senonoh membuat JungKook kebingungan sendiri.

Dia dan Kim Taehyung sejauh ini tidak memiliki hubungan apapun selain status nya sebagai kaisar dan juga calon selir nya kelak. Tidak lebih dari itu, bahkan untuk berinteraksi pun, mereka hanya pernah melakukannya dengan kontak mata sekalipun Taehyung pernah menyapanya-

Lalu, apa yang terjadi sekarang? Apakah mimpi mimpi itu merupakan suatu pertanda bahwa Taehyung adalah calon kandidat terbaik yang harus dia pilih besok pagi?

JungKook mengeluarkan dua gulungan kertas dari sisi kiri lacinya, disana hanya tersisa dua peserta dari lima belas calon peserta di awal. Kim Taehyung dan Baek Jiheon.

Keduanya merupakan calon yang cantik dan memiliki daya pikat tersendiri. Sejauh ini JungKook tidak pernah betul-betul memperhatikan mereka. Usulan mengambil selir adalah keinginan dari para menteri dan di setujui oleh permaisurinya- Park Jimin. Dan dirinya hanya menuruti keinginan mereka agar jauh lebih puas. Lagipula tidak ada salahnya dalam mengambil selir lebih dari satu, bahkan di beberapa kerajaan tetangga, selir bisa melebihi dari jumlah dari pada kedua tangannya, tidak peduli apakah dia masih muda atau bahkan telah tua.

Apalagi dirinya sendiri yang saat ini masih begitu muda untuk berjuang sendirian. Dia masih muda, dan juga baru memiliki seorang putri yang begitu kecil dari permaisuri nya, meski begitu tetap saja di kekaisaran seperti dirinya, seorang putra adalah berkah utama dari banyak umat dan dewa langit bumi. Tidak peduli dari siapa putra pertama lahir kelak, dia lantas berpotensi sebagai putra mahkotanya selanjutnya.

Tapi dua hari yang lalu selirnya- Kim Yeri baru saja di temukan tewas, dan istrinya harus kembali jatuh pada Park Jimin seorang diri. Apakah itu berarti dia bisa mengambil kedua selir ini sebagai gantinya atau tetap satu saja?

" Pengawal! Panggilkan penasehat Jeon Wonwoo menghadap ku segera! "

" Baik Yang Mulia-! "





TBC!!!

ᴊᴇᴏɴ ᴇᴍᴘɪʀᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang