JEP 29

1.5K 232 14
                                    


















*


Jeon JungKook merasa apa yang terjadi saat ini sudah sangat tidak benar. Hatinya jelas terasa tidak nyaman sejak hari dimana Taehyung memilih untuk tidur di tenda nya sendiri di bandingkan tidur bersamanya seperti biasanya. Ini sudah menjadi hari terakhir mereka di hutan tersebut, mereka semua segera berkemas dan mengangkut barang ke atas kuda.

Selama perjalanan, Kim Taehyung memilih untuk diam dan sebagian besar waktunya dia habiskan untuk tidur sampai kereta mereka tiba di gerbang kota kekaisaran. Kim Taehyung mengangkat sedikit kepalanya dan membuka tirai, melihat ke arah luar, bertepatan dengan itu sosok Jeon JungKook yang seharusnya memimpin di depan justru memilih untuk bergerak si sisi kereta kuda Kim Taehyung. Pandangan keduanya bertemu tapi siapa yang mengira kalau Kim Taehyung dengan kejam segera menutup tirai?

Jeon JungKook tertegun, namun dia dengan cepat pulih dan menyentak tapi kekang kudanya hingga berlari cepat ke depan, kembali memimpin pasukan. Di dalam hati dia pun berpikir, sebegitu kesal kah Kim Taehyung padanya?

Di pintu gerbang istana, mereka di sambut oleh para prajurit, dan di atas pijakan terlihat sosok permaisuri Park Jimin yang tengah berdiri, membawa putri Jeon Ji di dalam pelukannya. Menatap kembalinya Jeon JungKook dengan senyum bahagia, tapi ketika melihat Jeon JungKook tidak membalas sambutan nya dan sebaliknya berjalan menuju kereta kuda membuat senyum cerah di bibir Jimin seketika membeku. Tapi Jimin bukankah tipe orang yang emosional dan dia dengan cepat kembali ke penampilan nya yang semula. Sebagai gantinya, Park Jimin dengan anggun bergerak turun ke bawah bersama mereka.

Pintu kereta kuda di buka olehnya dan sosok Kim Taehyung muncul dengan raut wajahnya yang cukup pucat dan bahkan terlihat lemah, belum sempat dia berbicara Jeon JungKook segera mengambil tubuh itu dan membawanya dalam pelukan. Berbalik untuk menemukan Park Jimin yang datang menyambutnya bersama bayi gemuk di pelukannya.

" Permaisuri Park Jimin. "

Park Jimin tersenyum, " Yang Mulia Kaisar- " matanya pun beralih ke arah Taehyung, " Apa yang terjadi padanya? "

Taehyung tidak ingin di dahului kembali, oleh karena itu dia dengan sopan menjawabnya, " Membalas Permaisuri- Selir ini hanya mereka kurang enak badan dan sedikit kelelahan. Maaf membuat Permaisuri untuk menyambut kami dengan kondisi seperti ini. "

" Aku akan membawanya ke dalam, permaisuri sebaiknya juga begitu. Aku akan menemui mu nanti. "

Jeon JungKook bahkan tidak repot repot untuk menyapa putri nya yang sedari tadi terus menatapnya dengan sepasang mata bulat hitam, ketika JungKook dengan cepat bergegas masuk ke dalam istana membawa Taehyung bersamanya menuju kamar kediaman Selir nya tersebut.

Taehyung tetap patuh diam dalam dekapannya, sampai akhirnya mereka tiba di kediaman Kim Taehyung dan bertepatan dengan tubuhnya yang secara perlahan di letakkan di atas ranjangnya, Taehyung pun dengan cepat berguling, menggeser tubuhnya sedikit lebih jauh dari JungKook dan enggan menatapnya, sebaliknya dia lantas menarik selimut dan bersiap untuk melanjutkan tidurnya.

" Taehyung-  "

" Yang Mulia- saya lelah.... "

Jeon JungKook tertegun dan dia terdiam untuk waktu yang cukup lama sampai akhirnya dia pun menghela nafas setelah melihat Kim Taehyung yang sepertinya bertekad untuk menghindar darinya dan bahkan enggan untuk menatapnya. Namun, melihat kulitnya yang masih pucat dan mendengar suaranya yang lemah, dengan enggan JungKook pun berkompromi.

" Baiklah. Kalau begitu istirahatlah dengan baik. Pelayan akan segera membawakan makanan untukmu, pastikan untuk menghabiskan nya dan tidur yang nyenyak. Yang Mulia ini akan pergi menyambut Permaisuri- "

" .......En. "

Jawaban singkat Kim Taehyung berikan, masih dengan enggan membuka matanya, Jeon JungKook tidak bisa berbuat apa-apa lagi, dia dengan sabar menekan emosinya. Tidak seperti biasanya yang akan selalu marah jika seseorang dengan berani mengacuhkan nya, sepertinya hal ini akan menjadi pengecualian bagi Kim Taehyung, bahkan untuk seukuran Permaisuri Park Jimin yang terkenal sangat di sayangi serta di hormati oleh Jeon JungKook karena telah menemani nya sejak awal pun tidak luput dari emosi pria tersebut.

Sepeninggalan Jeon JungKook, Kim Taehyung baru mau untuk membuka kedua matanya dan menatap jengah ke arah pintu yang tertutup.

Taehyung tidak berbohong mengatakan bahwa dia sedang tidak enak badan dan sedikit lelah, karena pada nyatanya itu adalah kebenaran.

Taehyung terus merasakan lapar dan haus selama berada di lokasi perburuan, tujuan awalnya memang ingin mencari udara segar setelah sekian lama terkurung di dalam istana, tapi dengan kondisi nya saat ini jelas itu takkan mudah.

Di butuhkan setidaknya tiga wanita muda setiap Minggu untuk melampiaskan nafsunya, dan hal itulah yang membuatnya kesulitan. Janin di perutnya benar-benar membutuhkan nutrisi lebih melebihi dirinya. Taehyung telah terikat kontrak dengan roh gaib sejak hari dimana dia melakukan pengorbanan guna membangkitkan ingatan Jeon JungKook akan masa lalunya, dan hal itu semua jelas berefek samping padanya, salah satunya dengan kondisinya saat ini,

Selama sepekan berada di hutan, Taehyung baru memangsa seorang wanita dan itupun juga merupakan pelayannya sendiri. Taehyung tidak berani bertindak gegabah, mengingat situasi dimana dia berada. Selain itu, dia hanya membawa beberapa orang padanya, jika salah satu hilang, tentu saja akan menjadi topik perbincangan, dan hal tersebut lah yang terjadi setelahnya.

Sehari setelah hilangnya pelayan itu, pelayan lainnya lantas mulai curiga dan sibuk bertanya sana kemari, bahkan hal tersebut juga telah di bahas oleh JungKook, tapi untungnya pria itu berpikir sempit dan menganggap kehilangan satu pelayan tidak lah memiliki arti, dia menganggap nya mati di terkam binatang buas tanpa sepengetahuan mereka.

Meskipun dia makan dan minum seperti pada umumnya, Taehyung tetap merasa lemas. Dia membutuhkan segera sesosok wanita muda yang akan menjadi mangsa nya selanjutnya.





*






Di sisi lain, Jeon JungKook yang tengah berada di ruangan Jimin lantas duduk sambil menikmati secangkir teh buatannya dan cemilan ringan sebagai pendamping.

Jeon Ji, bayi gemuk itu sudah mulai merangkak, dan gerakannya belum begitu aktif tapi setidaknya itu berhasil membuat JungKook terkekeh geli setiap kali bayinya itu merengek karena JungKook tak kunjung datang untuk menyambutnya.

Tak tahan melihatnya yang sudah bersiap untuk menumpahkan segala keluh kesahnya, Jeon JungKook membungkuk dan mengambilnya, membawanya ke pangkuan, segera tawa khas seorang bayi mengisi ruangan tersebut.

Park Jimin hanya diam, diam-diam memperhatikan itu semua dengan senyum tenang.

" Apa yang putri ini tangisi? Jadilah tangguh di masa depan? "

" Putri Jeon Ji masih kecil saat ini, tapi di masa depan dia pasti akan tumbuh menjadi putri yang membanggakan. "

Jeon JungKook mengangguk setuju, menepuk pelan punggung bayi itu dan berkata kosong, " Ya, dan dia akan mendampingi putra mahkota di istana ini."

Park Jimin tersentak, menatap fitur wajah JungKook dari samping dengan pandangan rumit, " Yang Mulia Kaisar- tampak begitu yakin dengan kehamilan Selir Kim? Seorang putra? "

" Sangat yakin. Aku dapat merasakannya dan kelak dia akan menggantikan ku menjadi pemimpin negeri ini. "

Park Jimin tanpa sadar meremat kedua jemari tangannya di atas pangkuan, sedikit ragu untuk berbicara, " Yang Mulia- bagaimana...., bagaimana jika bayi itu juga perempuan? "

Jeon JungKook sedikit mengernyitkan dahinya dan tampak tengah berpikir sebelum menjawabnya dengan nada suara acuh. " Tidak masalah. Itu tetap anakku. "

Jimin ingin menyela tapi dia terdiam ketika Jungkook kembali melanjutkan kalimatnya, " Tapi aku berharap itu adalah laki-laki. Dan aku yakin itu laki-laki. "






TBC!!!

ᴊᴇᴏɴ ᴇᴍᴘɪʀᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang