*
Nama Kim Taehyung telah di daftarkan dan dua hari berselang, sebuah kereta kuda dan beberapa pengawal dengan lambang khas dari istana kekaisaran di ibukota datang menjemputnya.
Kim Taehyung telah bersiap, dia sudah mempersiapkan semuanya karena pada dasarnya dia sudah tak sabar untuk segera pergi dari sana.
Ibunya, YeJi menatap sang putra dengan tatapan gelisah, dia tak henti hentinya meremat kedua tangannya dengan perasaan gugup. Taehyung yang hendak menaiki kereta pun sejenak berbalik, menatap ibunya.
" Ibu, apa yang kau risaukan? Aku pergi untuk kita semua, percayalah, aku pasti berhasil. Dan ketika hari itu tiba, aku akan menjemputmu untuk menuju kebahagiaan bersama kami? "
Yeji menggeleng, " Ibu tidak memikirkan soal harta, yang ibu pikirkan hanyalah kamu. Anakku, kau harus berhati-hati, Ibu sedikit tahu orang orang yang ikut serta dalam hal ini, mereka juga tak kalah memiliki latar belakang di balik punggung nya. Mereka bisa saja menindas mu? Ibu sungguh tidak tahan! "
Sekali lagi Taehyung tersenyum, mengusap pipi ibunya dengan ibu jari, begitu lembut. " Tidak akan. Sebelum itu terjadi, akulah yang akan menggulingkan mereka, siapa aku? Aku putra ibu! "
Meski Taehyung telah mengucapkan hal tersebut, Yeji tetap tidak bisa melepaskan sepenuhnya batu di hatinya.
" Jaga dirimu baik-baik, apapun yang terjadi, segera kirim pesan kepada kami."
" Tentu. "
Yeji mundur lalu berbalik pergi, dia tetap tak akan kuat untuk melihat kepergian putranya. Kim Soohyun di depan sana sedang berbincang dengan kepala rombongan utusan kekaisaran tersebut, entah apa yang mereka perbincangkan, Taehyung tak peduli.
Kim Namjoon bersama ibunya berdiri di puncak tangga, begitupun dengan ibu MingYu.
Dan MingYu, dia bahkan sejak awal telah berdiri di samping kereta, menunggu Taehyung untuk menatap dirinya.
" Kau tidak ingin berbicara denganku? "
" Untuk apa aku berbicara dengan mu? "
Kim MingYu mendengus lalu terkekeh pelan, menepuk pundak Taehyung dengan santainya lalu berkata. " Jika nanti kau benar-benar terpilih, jangan lupakan kami, setidaknya ajukan nama saudara mu ini.... "
Kim Taehyung menatap MingYu dengan sebelah mata, lalu membalasnya dengan dengusan pula. " Memangnya apa yang aku dapatkan dengan mengajukan nama mu? Kau sendiri sering ingin menyingkirkan ku? "
Kim MingYu menyeringai, mendekatkan dirinya pada Taehyung dan berbisik pelan. "Setidaknya aku tidak benar-benar menyingkirkan mu, bukan? " MingYu segera menegapkan tubuhnya lalu melanjutkan kalimatnya, " Lagipula, aku mulai berpikir, tampaknya menjadi salah satu orang kepercayaan di kekaisaran ibukota tidaklah buruk. Disana aku bisa bebas, dan yang lebih penting lagi, siapa yang tahu suatu saat aku berguna untukmu? "
Melihat seringai di wajah MingYu, Taehyung mau tak mau ikut terkekeh pelan, dia suka dengan kepribadian saudaranya yang satu ini. " Akan ku pikirkan. "
Kim MingYu mengangguk lalu mundur dengan perlahan, mengangkat tangannya layaknya memberikan salam hormat nya kepada Taehyung.
Sejenak Kim Taehyung terdiam, dia seperti melihat sesuatu yang sama dari gerakan pada tubuh MingYu barusan.
*
Lapangan istana kekaisaran di ibukota kini tampak ramai dengan kereta kuda. Mereka semua hanya bisa berpacu dengan kecepatan lambat, mengingat bagaimana padatnya di depan sana. Saling berdesakan untuk memasuki gerbang istana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴊᴇᴏɴ ᴇᴍᴘɪʀᴇ
Fantasíaᴊᴜᴅᴜʟ : ᴊᴇᴏɴ ᴇᴍᴘɪʀᴇ ᴀᴜᴛʜᴏʀ : @ᴅɪᴀᴢᴏᴋᴛᴀғɪǫɪ ɢᴇɴʀᴇ' : ʙʟ | ʀᴇʙɪʀᴛʜ | ᴋɪɴɢᴅᴏᴍ ʀᴇǫᴜᴇsᴛ: @skomalasari508 ᴅᴇsᴄʀɪᴘᴛɪᴏɴ_ [~» Jeon JungKook atau di kenal sebagai masa kejayaan Jeon Empire merupakan raja pertama Dinasti Joseon, Korea, dan figur utama di...