JEP 16

1.7K 255 17
                                    


















*

Beberapa jam telah berlalu sejak kedatangan penasehat Jeon Wonwoo ke dalam kediaman Kaisar Jeon JungKook. Dua pria saling berhadapan, berbicara dengan raut wajah yang sangat serius sampai pada akhirnya mendapatkan keputusan akhir yang mana segera di setujui oleh Permaisuri Park Jimin.

Beberapa saat yang lalu, setelah mendapat kesempatan antara Kaisar dan penasehat, Kaisar Jeon JungKook lantas memerintahkan kepada Ajudan Jung Hoseok untuk memanggil permaisuri nya ke dalam kediamannya tersebut.

Pembicaraan kembali di buka, dan Kaisar Jeon JungKook tidak repot repot untuk menjelaskannya karena pada dasarnya sang penasehat Jeon Wonwoo lah yang menjelaskannya kepada Park Jimin.

Untuk sesaat Park Jimin memang tidak bereaksi, tapi beliau memilih untuk tidak banyak tanya ataupun berkomentar selain mengangguk setuju akan keputusan tersebut. Dia duduk dengan tenang, wajahnya yang pucat seperti tengah menahan sesuatu, tapi enggan untuk mengungkapkan nya ke permukaan. Jeon JungKook juga memperhatikannya tapi entah mengapa dia pun seakan malas untuk buka suara, bahkan ketika pelayan pribadi Park Jimin berseru di balik pintu luar sana yang mengatakan bahwa putrinya- Jeon Ji kembali menangis pun, Jeon JungKook hanya sedikit mengerutkan kening, membiarkan Park Jimin pergi untuk mengurus putri mereka yang entah mengapa juga akhir akhir ini menjadi sangat rewel.

" Pergilah bersama Ajudan Jung Hoseok menuju kementrian untuk menuliskan dekrit kekaisaran ku pagi ini. "

" Baik! "

Melihat kepergian Jeon Wonwoo, Jeon JungKook lantas mengangkat satu tangan nya untuk memijat pelipisnya sendiri. Hari ini dia sangat tidak fokus, bahkan beberapa kali dia merasa bahwa dirinya telah berbicara dengan berbelit-belit ketika berdiskusi dengan Penasehatnya tersebut. Untungnya, Jeon Wonwoo adalah sosok yang sangat jujur dan dengan sabar mengoreksi serta mengingatnya akan apa yang menjadi titik temu pada masa akan datang pada setiap keputusan yang dia ambil setelahnya.

Dan dalam keputusan nya kali ini setelah melakukan banyak pertimbangan, Jeon JungKook memilih untuk mengambil Kim Taehyung sebagai selirnya dan memulangkan Baek Jiheon ke keluarganya bersama kompensasi yang besar kepada mereka.

Sebenarnya dia bisa saja mengambil keduanya mengingat tidak adanya lagi selir di istana tersebut setelah kematian Kim Yeri, tapi Jeon JungKook enggan untuk melakukannya dengan alasan bahwa dia tidak ingin di pusingkan lebih lanjut perkara hal tersebut. Selain itu, Jeon JungKook juga masih begitu sangat penasaran dengan maksud dari artian mimpinya tersebut. Dia merasa bahwa dengan mengambil Kim Taehyung sebagian selirnya, dia mampu menguak arti mimpi tersebut tanpa harus berusaha lebih jauh dan melibatkan banyak pihak.









*






Siang harinya, ketika berita keputusan untuk mengambil Kim Taehyung sebagian selir Kim di kekaisaran Jeon JungKook melalui dekrit kekaisaran, tidak sedikit orang orang baik di istana maupun di kota yang saling melempar pandang serta pikiran. Terutama bagi mereka yang sejak awal telah mendukung dan memastikan bahwa Baek Jiheon lah yang terpilih tersebut namun gagal, membuat mereka bertanya-tanya apakah ada sesuatu terjadi di istana yang mana membuat ekspetasi mereka meleset?

Tidak hanya orang orang, bahkan Baek Jiheon sendiri saat ini tidak lagi bisa mengontrol emosi nya selain melampiaskan nya kepada barang barang yang dia miliki di ruangannya tersebut. Wajahnya begitu merah dengan urat urat halus perlahan muncul ke permukaan kulit menandakan bahwa dia sangat marah saat ini.

Para pelayan tidak ada yang berani untuk sekedar mendekat apalagi membujuknya, mereka bahkan diam-diam pergi keluar ruangannya dan hanya bisa menunggu dengan putus asa diluar pintu tak berdaya.

" Sialan!! Ini tidak bisa dibiarkan! Ini tidak bisa!! "

Melihat semua barang-barang itu sudah berhamburan di lantai dan tak ada lagi yang bisa dia hancurkan, Baek Jiheon lantas berjalan ke arah pintu, membukanya dan membuat orang orang yang sejak awal berada diluar pintu terkejut bukan main, tapi dia bahkan tak peduli. Dengan langkah tergesa gesa nyaris berlari, Baek Jiheon pergi meninggalkan kediaman nya di ikuti lara pelayan nya dengan panik.

" Nona! Nona!! Anda mau kemana?? "

Seruan dari pelayanannya sama sekali tidak di hiraukan olehnya, tujuannya hanya satu, yakini ke kediaman Kim Taehyung.

Di tempat lain, yang jelas sangat berbeda dengan kondisi kediaman Baek Jiheon, Kediaman Kim Taehyung sangat di isi dengan suka cita oleh mereka semua. Para pelayan itu tidak henti-hentinya memuji Kim Taehyung atas keputusan dekrit kekaisaran beberapa saat yang lalu. Mereka semua sangat bahagia, bukankah itu sangat bagus? Dengan terpilihnya Kim Taehyung, jelas status mereka setidaknya sedikit lebih baik dari sebelumnya..... Terlebih lagi yang memutuskan kali ini adalah kaisar besar mereka langsung tanpa di pilihkan oleh sang permaisuri...... Bukankah itu artinya Kaisar mereka telah menempatkan posisi Kim Taehyung di hatinya? Tidak peduli statusnya kelak yang hanyalah seorang selir, tidak menutup kemungkinan Kim Taehyung juga akan menjadi istri favorit Kaisar Jeon selain Permaisuri Park Jimin yang jelas sejak awal adalah sahabatnya....

Saat ini Kim Taehyung tengah duduk di bangku santai yang langsung menghadap pada kolam ikan hias di belakang kamarnya, kebetulan saat ini bunga teratai di kolam tersebut baru saja mekar memancarkan pesonanya sendiri. Sejenak Taehyung terhanyut dalam lamunan, di kehidupan sebelumnya dia merupakan seorang Permaisuri agung dan juga memiliki kolam pria tidak kalah luas dan indah bersama bunga bunga teratai merah muda dan putih di antaranya, Taehyung seketika merasa rindu, terlebih lagi kepada sosok sang pujaan hati. Meskipun dia telah terpilih dan akan di sah kan secara langsung besok pagi, tapi Taehyung selalu merasa bahwa dia belum puas. Terlebih lagi kepada pecahan jiwa Lisa yang belum semuanya dia musnahkan, perlahan, satu persatu akan dia hancurkan hingga jiwa Lisa tidak akan lagi bereinkarnasi di kehidupan selanjutnya.

Di saat-saat dia tengah begitu menikmati suasana, tiba-tiba suara ricuh segera mengusiknya dari arah depan, dan benar saja, di waktu selanjutnya sosok Baek Jiheon dengan wajah merah padam menghampiri nya seperti burung elang yang melesat dari udara menuju mangsanya. Kim Taehyung tetap tenang, bahkan ketika Baek Jiheon sudah berdiri di hadapannya dan melayangkan tangannya tersebut kepadanya, Taehyung bahkan sama sekali tidak merubah sedikit ekspresi di wajahnya, sebaliknya dia justru dengan mudah menangkap tangan tersebut dan menahannya di udara begitu kuat.

Baek Jiheon tersentak, dia melotot marah kepada Taehyung, mencoba menarik tangannya dengan mengguncang tubuhnya namun cengkraman tangan Taehyung pada tangannya justru seperti besi yang telah di las dan di rekatkan padanya begitu kuat.

" Kamu-!! Lepaskan!!! "

Kim Taehyung mendengus, melepaskan dengan sedikit kekuatan yang mana justru membuat Jiheon yang tidak siap terhuyung huyung mundur ke belakang dan hampir terjatuh ke tanah jika pelayannya tidak sigap menangkap tubuhnya itu.

Kim Taehyung berdiri dengan kokoh bersama raut wajahnya yang angkuh, para pelayan setia nya segera berdiri di belakang tubuhnya hingga kini telah membentuk dua kubu di ruang terbuka yang tidak seberapa luasnya tersebut.

" Berani memasuki tanpa izin dan membuat keributan di kediaman ku, sungguh besar nyali? "

Suara Taehyung terdengar sangat tenang, namun begitu siapa yang tahu hanya dengan kalimat seperti itu justru kembali menyulut api di hati Baek Jiheon?

Baek Jiheon kembali meraung marah, dia dengan kasar menepis tangan para pelayannya yang mencoba menahannya tersebut, lantas mencoba kembali menerjang Kim Taehyung meski pada akhirnya tubuhnya lah yang harus tumbang setelah di tepis kasar oleh Taehyung hingga dia kali ini harus terjerembab di tanah pasir putih membuat debu seketika berkerumun di gaun krem nya.

" Jalang!! Beraninya kau mendorong ku!! Pria rendahan!!! "

Baek Jiheon mengamuk mengambil segenggam pasir dan berniat menyerang Taehyung dengan itu, tapi siapa yang mengira di detik berikutnya pergelangan tangannya yang semula berisi segenggam pasir di tangkap di udara oleh telapak tangan yang jauh lebih besar dan panas?

" Berani membuat keributan di Istana Zhen, mencari mati? "








TBC!!!

ᴊᴇᴏɴ ᴇᴍᴘɪʀᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang