JEP 45

1.4K 256 10
                                    



















*




Tiga hari berlalu dan kota kekaisaran masih di selimuti duka atas kabar kematian sang Kaisar agung yang bahkan baru saja memegang kuasa. Banyak orang yang mengutuk atas kabar tersebut, menyebar kabar bahwa hal tersebut pantas di terima olehnya sebab dia adalah titisan iblis yang penuh dosa akan pembantaian orang orang tak bersalah dinasti Goryeo.

Sebenarnya, kematian Kaisar Jeon JungKook belum dapat di pastikan secara pasti sebab dimana mayatnya belum juga di temukan, namun dari pihak menteri istana terus mendesak untuk segera melangsungkan bela sungkawa, dengan bukti kematian berupa di temukannya pedang kebanggaan Kaisar Jeon JungKook itu sendiri di aliran sungai bersama mayat sang musuh- Jung Jae Hyun yang di temukan dalam kondisi tubuh telah membusuk.

Jasad Jung Jae Hyun yang di kenal sebagai buronan kerajaan dan juga keturunan terakhir klan dinasti Goryeo akhirnya berhasil di tumpas dan di semayamkan di tempat dimana rombongan kerajaan Goryeo di kubur. Tidak ada yang istimewa di karenakan jasad Jeon JungKook yang masih belum di temukan, jadi kabar hal tersebut terus di telan oleh kerajaan.

Wajah Kim Taehyung pucat, meskipun dia ikut duduk bersimpuh di kaki dupa, tapi di dalam hatinya dia terus berkeyakinan bahwa Jeon JungKook tidaklah mati. Meskipun dadanya sesekali masih akan merasakan sakit dan berdenyut ngilu, Kim Taehyung tetap yakin bahwa Jungkook masih hidup. Namun begitu, dia tetap memperhatikan kondisi tubuhnya sendiri, demi putranya yang belum lahir. Ini adalah bukti cinta mereka yang harus dia jaga.

Berbeda dengan Kim Taehyung, Permaisuri Park Jimin justru terlihat jauh lebih santai daripada di hari pertama dimana dia menangis meraung tidak terima bahwa suaminya di kabarkan tiada.

Kim Taehyung tidak bodoh untuk membaca semuanya dari wajah Park Jimin. Dia memang bersedih karena kehilangan cintanya, tapi itu jelas bukan cinta sejati, dia lebih cenderung pada dendam dan kekuasaan. Park Jimin jelas telah merencanakan sesuatu di balik layar bersama para pendukung nya.

" Selir Kim- waktunya untuk beristirahat."

Kim Taehyung d bantu oleh para pelayannya untuk bangun dan menuju Paviliun nya untuk beristirahat, tapi sayangnya baru satu kaki dia injak ke halaman dua orang prajurit datang menjemput nya.

" Selir Kim- anda di minta untuk segera menghadap Yang Mulia Permaisuri- di aula istana! "

Kim Taehyung dengan langkah pelan mengingat kondisi perutnya yang sudah sangat besar terus berjalan di kawal oleh dua prajurit tadi dan para pelayan nya menuju aula istana. Sesampainya disana, tidak hanya Permaisuri Park Jimin tapi juga keseluruhan menteri duduk di mejanya masing masing, menatap kedatangan Kim Taehyung dengan berbagai pandangan yang rumit.

Kim Taehyung sudah bisa menebaknya dan dia tetap tenang, hal inilah yang justru membuat Park Jimin yang duduk di kursinya tanpa sadar mengepalkan kedua tangannya.

" Selir Kim- duduklah. "

Kim Taehyung duduk, menatap orang orang disana dengan tenang, kulitnya yang pucat membuat sebagian dari mereka merasa iba. Selir Kim- tengah mengandung tapi sayangnya sang Kaisar telah pergi bahkan sebelum melihat kelahiran putra yang di impi impikan olehnya.

Salah seorang menteri, yakni menteri Kim yang tak lain adalah Ayah dari Kim Yeri, selir Kim- sebelumnya yang di temukan tewas itu menatap Kim Taehyung dengan pandangan sinis. Dia masih menyimpan dendam kepada Kim Taehyung, selalu mendoktrin hatinya bahwa kematian putrinya dan jatuhnya derajat keluarga nya tak lain di sebabkan oleh Kim Taehyung!

Park Jimin mengangkat satu tangan nya dan segera aula menjadi tenang, dia lantas berdiri dengan pandangan angkuh, berbicara beberapa patah kata dan arah yang jelas bahwasanya dia ingin menjadikan dirinya sebagai Ratu di istana tersebut. Beberapa dari mereka berteriak setuju termasuk menteri Kim yang berteriak setuju paling keras, dia jelas sangat bersemangat untuk itu, dia sangat ingin melihat kejatuhan Kim Taehyung setelah pengangkatan Park Jimin sebagai Ratu mereka selanjutnya. Tapi sebelum itu, Ajudan Jung Hoseok adalah yang pertama berseru tidak setuju.

ᴊᴇᴏɴ ᴇᴍᴘɪʀᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang