*
Hari itu, cuaca di luar sana tidak cukup bersahabat, dua hari terakhir ini, semenjak kematian Shin Yuna, langit tampak selalu mendung dan sedikit berangin.
Kim Taehyung adalah orang terakhir yang datang berkunjung ke istana Permaisuri setelah dua calon lainnya di awal waktu. Namun begitu, kedatangannya tetap di sambut dengan sangat baik oleh orang orang disana terutama oleh Sang Permaisuri itu sendiri, Park Jimin.
Park Jimin menyambutnya dengan sangat ramah, menawarkan minum teh bersama dan menikmati beberapa hidangan cemilan mewah disana. Mereka berdua terus berbincang-bincang untuk beberapa waktu sampai akhirnya suara rengekan kecil terdengar dari arah barat. Seorang pelayan datang mendekat.
" Yang Mulia- Putri Ji ingin bersama anda."
Park Jimin dengan senyum lebar segera merentangkan kedua tangannya, menyambut bocah kecil berbalut gaun indah merah muda kulit wajah bulat malu malu itu tersembunyi di dada Ibunya.
Sepanjang proses, Kim Taehyung terus memperhatikannya tanpa terkecuali, dia bahkan juga ikut tersenyum begitu tulus.
" Apakah ini Putri Jeon Ji, itu? "
Park Jimin menyipitkan matanya dan tersenyum senang, masih dalam suasana yang sama, memangku bocah cantik di pangkuannya.
" Ya. Sayang~ beri salam pada Pangeran Kim? "
Bocah itu mengintipnya dengan sepasang bola mata hitam kelam, dia masih terlihat sangat pemalu, tapi untuk dua saat setelahnya dia dengan sama tersenyum lebar memperlihatkan gusi merah muda yang begitu polos tanpa gigi.
" Hallo cantik~ "
"........." Jeon Ji tersenyum lebar dan mengeluarkan suara khas bayi kecil nya, Park Jimin untuk sejenak tercengang, dia tak menyangka bahwa putrinya yang biasanya selalu terlihat cukup kaku seperti Ayahnya (JungKook) akan mau secara suka rela memperlihatkan keimutan nya di depan orang baru, terlebih lagi itu kepada Kim Taehyung yang bahkan belum pernah dia jumpai sebelumnya.
Tak hanya Park Jimin tapi Kim Taehyung pun serupa, dia tanpa sadar melebarkan pupil matanya dan hatinya segera terasa penuh. Melihat bocah tersebut membuatnya seketika terasa kembali pada kehidupan kehidupannya sebelumnya, dimana dia juga pernah mengalami fase dimana dia pernah memiliki anak.
" Permaisuri- Bisakah aku menggendongnya? "
Awalnya Jimin sedikit ragu, tapi kemudian dia mencoba yakin untuknya, karena dia yakin tidak akan ada yang salah dengan itu. " Tentu. " Dengan pelan Jimin mulai menyerahkan anaknya itu kepada Kim Taehyung, dan anak tersebut tampak tetap tenang di pangkuan Taehyung, bahkan anak itu juga diam diam mulai menatap wajah Taehyung dengan seksama.
" Sepertinya Jeon Ji menyukai mu? "
" Benarkah? " Beo Taehyung- dia dengan lembut memeluk tubuh gempal tersebut dan mulai menciumi wajahnya hingga bayi yang baru berusia empat bulan tersebut membuka mulutnya lebar lebar seperti ingin ikut menelan hidung Taehyung yang mana terus menggoda pipinya itu.
Sejenak waktu hanya di habiskan oleh tawa dan gurauan dari Taehyung dan Jeon Ji, sampai akhirnya Taehyung yang seakan telah mengingat sesuatu, segera merogoh bagian belakang punggungnya lalu mengeluarkan sebuah bungkusan yang mana dia serahkan ke arah Jimin.
" Permaisuri, aku ada sedikit hadiah, bukan barang mewah tapi aku benar benar tulus memberikannya. "
Sepasang mata sipit milik Jimin berkedip dan dia menerima bungkusan itu dengan ramah, lalu tanpa ragu membukanya di saat itu juga. Namun, setelah apa yang dia lihat, Jimin lantas tertegun.
" Ini..... Apakah ini kau yang membuatnya?"
Taehyung mengangguk, " Ya. Sebelumnya Yang Mulia (Jimin) pernah mengintruksikan kepada kami untuk membuat kerajinan dari benang ini, dan kebetulan aku masih menyimpan beberapa benang dan jarum di kamar ku. Aku ingat tuan putri Yang Mulia, apalagi di saat seperti ini, yang cuaca tampak mulai sering berubah, jadi aku memutuskan untuk membuatnya khusus untuk tuan putri? "
Hati Park Jimin terasa hangat, dia adalah seorang Permaisuri, dan bayi itu juga miliknya, tapi dia bahkan tak pernah memikirkannya sampai sejauh itu selain dari para pelayannya yang akan selalu berpikir cepat untuk menyiapkan segala keperluan mereka. Hanya saja dia benar benar tak menyangka bahwa salah satu dari calon selir suaminya ini akan dengan senang hati membuatkan nya sepasang kain hangat khusus untuk putri kecilnya.......
Dia terus menatap sepasang kain hangat di tangannya, bahannya halus namun hangat, indah dan membuatnya sangat puas.
" Terimakasih.... "
" Yang Mulia tidak perlu berterimakasih, aku benar-benar tulus membuatkan nya untuk tuan putri kecil yang cantik ini, iya kan sayang? "
*
Di malam harinya, Kim Taehyung yang belum sepenuhnya tidur dengan mata terpejam terus berbaring tenang di ranjang kamarnya. Taehyung dapat merasakan bahwa seseorang tengah mengintainya sedari tadi sore dia keluar dari istana Permaisuri Park Jimin.
Bukannya Taehyung tak peduli, hanya saja dia ingin tahu, akan sampai sejauh mana sosok itu terus membidiknya.
Ini sudah hampir tengah malam, dan Taehyung dapat merasakannya bahwa sosok itu semakin dekat dengannya saat ini, oleh karena itu dia sendiri tengah berpura-pura seperti telah tertidur lelap.
Dan benar saja.
Lima menit kemudian, suara angin yang sedikit kencang masuk ke dalam kamar nya melalui celah jendela yang kebetulan tak tertutup dengan rapat.
Segumpal asap hitam mengambang di udara, berputar-putar lalu mulai bergerak ke arah dimana Taehyung berbaring. Semakin dekat dan sangat dekat. Tepat ketika asap itu hendak menyentuh wajah Taehyung, sepasang mata tajam berwana merah terang terbuka, tangan yang semula terlipat rapi di perut dengan cepat menangkis asap tersebut hingga asap pecah lalu menguap tanpa jejak.
Kim Taehyung perlahan bangkit, pupil matanya tidak lagi Semerah sebelum nya tapi sepasang mata tajam itu menatap pantulan wajahnya di cermin yang kebetulan juga berada tepat di depannya dengan embun beku. Kim Taehyung menyeringai, di telapak tangannya yang baru saja dia buka terdapat sebuah mutiara hitam yang mana baru saja dia dapatkan dari hasil menangkis gumpalan asap hitam sebelumnya. Menatapnya kemudian meremasnya hingga hancur menjadi bubuk lalu dia tebarkan di udara.
" Berani membidik ku? Ingin mati? "
*
Di tempat lain, sesosok yang mengenakan jubah hitam dari ujung kepala hingga ujung kaki tanpa celah itu baru saja terhempas ke sudut ruangan yang dia tumpangi. Terbatuk keras hingga memuntahkan seteguk darah segar di jubah hitamnya tersebut. Matanya yang tajam terlihat berkaca-kaca, meremat dadanya yang terasa sesak seakan baru saja di remas kuat lalu di tempat oleh ribuan ton batu raksasa.
" Brengsek! "
TBC!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴊᴇᴏɴ ᴇᴍᴘɪʀᴇ
Fantasyᴊᴜᴅᴜʟ : ᴊᴇᴏɴ ᴇᴍᴘɪʀᴇ ᴀᴜᴛʜᴏʀ : @ᴅɪᴀᴢᴏᴋᴛᴀғɪǫɪ ɢᴇɴʀᴇ' : ʙʟ | ʀᴇʙɪʀᴛʜ | ᴋɪɴɢᴅᴏᴍ ʀᴇǫᴜᴇsᴛ: @skomalasari508 ᴅᴇsᴄʀɪᴘᴛɪᴏɴ_ [~» Jeon JungKook atau di kenal sebagai masa kejayaan Jeon Empire merupakan raja pertama Dinasti Joseon, Korea, dan figur utama di...