JEP 13

1.7K 247 8
                                    



















Masih di malam yang sama, cuaca tampak semakin mencekam, kali ini tidak hanya angin yang membawa debu, tapi angin juga telah membawa rintikan air hujan yang sangat keras menghantam permukaan bumi, layaknya mereka yang tengah mengamuk pada sesuatu disana. Tidak hanya para penduduk tapi juga para prajurit yang seharusnya bertugas berpatroli di malam hari itu dengan terpaksa harus pergi berteduh di teras istana dan sisanya sibuk menyelamatkan barang-barang apapun yang mungkin saja akan di temukan hancur di keesokan paginya.

Di dalam istana, beberapa titik sudut tampak tidak mengenakkan, selain kamar selir Kim Yeri, kamar lainnya pun juga harus terlibat tak terkecuali kamar sang Kaisar Jeon Jungkook itu sendiri.

Jeon JungKook yang pada awalnya duduk tenang mengerjakan pekerjaan negaranya lantas jatuh tertunduk di tempat duduknya. Memijit pelipisnya dengan raut wajah tidak sabaran. Mulanya JungKook berpikir bahwa rasa sakit yang dia rasakan hanyalah rasa sakit biasanya ketika dimana dia terlalu fokus dengan pekerjaannya hingga melupakan jam istirahat atau sekedar meneguk air, tapi tampaknya apa yang dia pikirkan itu salah, karena pada titik selanjutnya, rasa sakit itu tidak juga berkurang meski dia telah minum dan beristirahat sejenak melainkan menjadi semakin parah. Tidak hanya sakit di kepala, tapi juga tubuhnya di iringi dengan rasa panas di sekujur tubuhnya. Kepalanya terasa seperti di hantam kuat oleh sebongkah batu besar, dan secara mendadak ada begitu banyak bayangan yang tak dia pahami dalam waktu singkat terlebih lagi dengan kondisinya saat ini yang amat sangat jelas tidak begitu memungkinkan.

" AKHHHH!!!! "

Jeon JungKook mengerang kesakitan, untuk pertama kalinya dalam hidupnya setelah sekian lama, dia harus mengakui bahwa dia telah kalah dalam melawan rasa sakit yang di deranya saat ini, bahkan mengalahkan rasa sakit ketika dia berperang di Medan tempur hingga terluka oleh puluhan sayatan serta tusukan di tubuhnya.

JungKook perlahan bangkit, menjauh dari meja kerjanya menuju ranjangnya, merebahkan diri disana dan berguling tak tentu arah membuat selimut kusut, jatuh ke lantai dingin. Lama berjuang menahan rasa sakit, pada akhirnya JungKook kewalahan hingga dia menyerah, pingsan.

Tidak ada seorangpun disana selain dirinya, meskipun diluar pintu kamarnya selalu di jaga ketat oleh para pengawal nya, tapi untuk kali ini tampaknya semuanya menjadi asing karena tidak ada satupun dari mereka yang mendengar dan masuk ke dalam menolongnya. Jika ada yang bertanya, dimana Jimin, bukankah dia permaisuri nya? Jawaban nya adalah mereka tidak tinggal sekamar. Jimin tidur di kamarnya sendiri bersama putrinya- Jeon Ji.

Berbicara tentang Park Jimin- permaisuri Jeon JungKook itu juga sempat merasakan hal yang sama, namun tidak tampak seserius apa yang di alami oleh JungKook. Park Jimin hanya merasakan bahwa detak jantung nya berpacu lebih cepat dari biasanya, sedikit pusing namun masih dalam kategori mampu di atasi.

*PRANG!!!

Tanpa peringatan, kaca rias yang biasanya selalu digunakan olehnya untuk merias diri kini terlihat cukup mengenaskan. Retak besar membentuk beberapa ruang di sekitarnya, Park Jimin memucat, menatap penampilan nya dari retakan kaca yang tak sempurna- satu di antaranya jatuh ke lantai hingga hancur berkeping-keping.

*Uhuk!!!

Park Jimin memuntahkan seteguk darah dan darah tersebut muncrat ke kaca rias yang retak tersebut termasuk pada serpihan kaca di lantai. Di saat Park Jimin melihat bayangannya yang jauh lebih pucat dari sebelumnya, dia segera berbalik, berlari menuju buaian putrinya- menatap wajah bayi cantik yang masih tertidur begitu lelap tak peduli dengan kondisi di sekitarnya yang sudah sangat kacau.

Tidak jauh berbeda- di kamar Baek Jiheon dan Shin Ryujin pun juga demikian, tapi setidaknya Shin Ryujin tidak harus menanggung rasa sakit seperti lainnya. Dia justru hanya merasa sedikit pusing dan jatuh pingsan dalam hitungan detik berikutnya, dan para pelayan nya yang melayani nya pun juga dengan cepat tanggap membopongnya ke ranjang setelah itu memanggil tabib istana. Sedangkan Baek Jiheon justru harus muntah muntah hingga terlihat begitu pucat seperti seseorang yang tengah sekarat. Di tangah malam pun dia harus mendera demam tinggi dengan diagnosa oleh tabib bahwa Baek Jiheon hanya masuk angin karena membiarkan jendela kamarnya di biarkan terbuka terlalu lama di saat-saat seperti saat ini yang jelas tengah di Landa hujan badai.

Semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing, sama sekali tidak menyadari kejanggalan yang terjadi di sekitarnya yang tidak lain adalah telah terenggut nya nyawa seseorang di dalam istana tersebut.










*











Setelah melalui hujan badai yang cukup panjang hingga menjelang pagi, akhirnya semuanya kembali seperti semula. Yang berbeda hanyalah kondisi diluar istana yang tampak sedikit kacau karena hujan badai semalam.

Para prajurit pun segera berlari ke lapangan untuk membereskan kekacauan begitupun dengan para pelayan wanita yang siap untuk melayani tuan mereka.

Namun yang terjadi selanjutnya justru suara pekikan tak terkendali yang terdengar hingga mengundang banyak orang di sekitarnya.

" Apa yang terjadi!? "

Jung Hoseok- adalah yang pertama muncul untuk menangani masalah tersebut. Dia seharusnya pagi ini pergi melapor kepada Permaisuri Park Jimin sebelum menghadap Kaisar Jeon Jungkook, membahas mengenai kelanjutan pelantikan calon selir baru yang akan segera di adakan dalam kurun waktu tiga hari mendatang. Tapi di tengah jalan dia justru harus menjumpai ketidaktertiban yang di lakukan orang orang di depan paviliun selir Kim Yeri, mau tak mau Jung Hoseok harus pergi mengurusnya terlebih dahulu.

Pelayan itu- yang selama ini melayani Kim Yeri dengan begitu setia, menatap Jung Hoseok- begitu ketakutan. Wajahnya tampak kacau dengan derai air mata begitupun dengan pelayan lainnya.

" Ada apa!? " Jung Hoseok mulai tidak sabar, dia harus cepat, para menteri telah menunggu sidang rapat mereka pagi ini.

" Mohon ampun tuan! T-tapi di dalam, Selir Kim- "

Datang itu tak kuasa menahan suaranya, dia lantas jatuh berlutut di lantai, dan kembali menangis tersedu-sedu. Jung Hoseok tidak lagi berpikir bahwa itu sepele, jadi dia dengan cepat melangkah masuk setelah mendorong pintu kamar tersebut cukup kuat. Namun apa yang dia temukan selanjutnya di depan matanya justru membuatnya untuk sejenak tidak bisa berkata-kata.

Sesosok wanita tergantung tepat di tengah-tengah ruangan tersebut. Jung Hoseok melangkah mendekat, dapat di lihat dengan jelas posturnya yang sangat di sayangkan. Wanita itu tampak begitu pucat kebiruan dengan sepasang mata terbuka lebar menghadap langit. Tubuhnya begitu kurus bahkan akan bergoyang ketika hembusan angin pagi tidak sengaja masuk dari arah pintu. Tapi semua orang disana jelas mengenali nya yang tak lain adalah Selir Kim itu sendiri- Kim Yeri.......

Segera- kabar mengejutkan dari kematian selir Kim Yeri menyebar ke seluruh istana. Jung Hoseok yang baru saja keluar dari pintu hendak melaporkan masalah ini ke atas lantas di kejutkan oleh kemunculan menteri Kim- yang tak lain adalah ayah dari Kim Yeri itu berlari masuk untuk melihat hal tersebut.

Pria paruh baya itu menangis, meraung marah, dia terduduk di lantai, tidak bisa menyentuh jasad putrinya yang mengenaskan masih tergantung di atas sana.










TBC!!!

ᴊᴇᴏɴ ᴇᴍᴘɪʀᴇTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang