Ting..
Zee menoleh menatap notifikasi di layar handphone nya.
AndromedaLT
Kenapa banyak orang lebih memilih menjadikan teman masa lalu nya itu orang asing?Zee meraih handphone nya yang sejak tadi tergeletak di atas meja lalu mengetik sesuatu
Aludra16
Mungkin pernah terluka?Tak perlu waktu lama ia melihat balasan di komentarnya.
AndromedaLT
Apa dia lupa pernah bahagia bersama orang itu?Kali ini Zee terdiam, ia tak membalas lagi.
Beberapa ucapan dari akun AndromedaLT selalu menarik untuk nya."Zee, proposal buat pensi udah jadi nih, kamu cek dulu ya nanti kalau udah oke langsung kamu tanda tangan aja"
Zee mengacungkan jempolnya lalu menerima proposal dari salah satu anggota osis.
Jam pelajaran memang sudah habis tapi sudah jadi rutinitas nya untuk diam di ruang osis sepulang sekolah sambil menunggu guru pembimbing datang untuk latihan nanti."Eh, bu Siska udah dateng tuh katanya, yuk ke ruang latihan" ucap salah satu murid yang juga anggota osis.
Zee mengangguk lalu bergegas keluar tak lupa membawa gitar nya.
Mata Zee langsung tertuju pada seseorang yang berada di atas rooftop, dia terlihat sendirian mengayunkan kakinya tanpa ada rasa takut ketinggian sedikitpun."Zee.."
Zee langsung menoleh dan sedikit berlari saat Bu Siska sudah berada di depan pintu dan memanggil nya.
"Hari ini ibu ada kepentingan mendadak, jadi hari ini libur latihan dulu tapi kalau kalian mau latihan sendiri disini gapapa"
"Iya bu" ucap beberapa murid yang ada disana.
Setelah pamit Bu Siska keluar dari ruangan, beberapa siswa ada yang memilih pulang namun ada juga yang memilih untuk tetap latihan begitupun dengan Zee.
Setelah latihan beberapa siswa lain berpamitan untuk pulang, tinggal Zee sendiri yang baru keluar dari ruangan, ia mengangkat kepalanya melihat kearah rooftop, gadis tadi sudah tak ada disana ternyata.
Zee berjalan menuju gerbang, sekolah pun sudah tampak sepi hanya satpam yang masih terlihat di duduk di pos.
Beruntung belum berjalan terlalu lama, langit rupanya tak ingin Zee pulang secepat itu. Hujan yang tiba-tiba membesar langsung membuat Zee berlari masuk lagi kedalam sekolah, ia tak ingin jika ia pulang dengan keadaan flu lagi.
"Yaah.. deras banget" Zee membuka telapak tangan nya, sengaja membuatnya basah oleh air hujan.
Derap langkah terdengar dari arah belakang. Zee menoleh dan ternyata Marsha berjalan dengan acuh, memasukan kedua telapak tangan di saku jaket nya, lalu menunduk hingga poni nya terlihat menutupi wajah.
Mata Zee terbuka lebar karena kaget Marsha berjalan dengan santai menerobos hujan. Zee yang berada tak jauh langsung menarik lengan jaket Marsha hingga Marsha yang sudah setengah basah kembali mundur.
"Kamu mau sakit?" Ucap Zee.
Marsha mengangkat kepalanya lalu menatap dingin kearah Zee.
"Padahal seru kalau main hujan-hujanan" ucap Marsha sambil menggeser tubuhnya untuk melihat hujan yang masih enggan untuk berhenti.
"Ujan-ujanan yuk" ajak Marsha, tatapan nya kini berbinar penuh harap tapi jelas itu tak bisa Zee penuhi.
"Aku ga bisa, suka sakit" jawab Zee