50

1.9K 257 22
                                    

Jinan mengernyit sesekali menutup matanya, tapi Gracia masih menatap fokus pada layar yang menampilkan cctv saat dengan kejam Cio menyiksa bahkan memotong jarinya.

"Gue dapet ini dari Shani, dia minta gue buat cek videonya karena dia pasti ga kuat liat video ini, Gita ternyata ada di pihak kita dan itu cukup bisa ngebuat kita semakin kuat lawan Cio" tutur Jinan

"Dengan bukti ini Cio bisa saja di penjara 8 tahun karena aku masih hidup, tapi itu ga sebanding dengan perbuatan nya selama ini, aku ingin dia mendekam di penjara selama mungkin"

"Untuk itu serahin semuanya sama gue, tugas lo sekarang cuma sembuh dan jaga Shani, dia ga punya siapa-siapa lagi selain Zee Gre.. dan Zee belum bisa terima kenyataan nya, cuma lo yang bisa nguatin dia"

Gracia diam, pikiran nya penuh dengan bagaimana nasib Shani selama ini, ia tau Shani seperti apa. Shani tak sekuat tampilan nya.

"Jinan.."

"Hmm.."

"Bisa bawa Shani bertemu aku sekarang?"

Jinan cukup kaget dengan pertanyaan Gracia, karena sejak mereka bertemu kembali Gracia meminta Jinan untuk merahasiakan keberadaan nya dari siapapun.

*****

"Yang nyampe gerbang duluan nanti siang bayarin makan! Eeeh... Curaaang!" Adel berteriak pada Zee yang sudah berlari sambil menertawakan Adel yang kini mulai mengejar nya.

"Bocah banget deh" sahut Marsha yang hanya berjalan dengan santai menuju gerbang.

"Yes!! Lo bayarin makan" Zee berteriak bangga sementara Adel tentu hanya bisa memasang wajah kesal nya.

"Tapi lo curang"

"Itu trik Del.. eh... Aduh"

Zee nyaris saja terjatuh karena ia berjalan mundur, beruntung ada seorang lelaki yang dengan sigap menahan tubuhnya, dengan jarak sedekat ini Zee dapat menatap dalam mata lelaki itu, karena lelaki itu memakai masker hitam jelas fokus Zee bisa langsung tertuju pada matanya.

"Ekhem!"

Zee yang tersadar dengan suara Marsha langsung bergerak untuk melepaskan diri dari tangan lelaki itu yang masih saja merangkul pinggang nya.

"Maaf.." ucap Zee dengan sopan dan lelaki itu hanya mengangguk dan pergi.

"Tatapan nya dalem banget tuh" sarkas Marsha.

"Eng.. gue duluan, blom ngerjain PR.. bye"

Zee mendengus sebal karena tau Adel sengaja pergi dan tak mau membantunya, apalagi tatapan Marsha yang sangat tajam untuk nya saat ini.

"Refleks lo itu.."

Marsha tak menghiraukan nya, ia berjalan begitu saja melewati Zee dengan tatapan sinis nya, sudah dipastikan jika Zee harus berkerja ektra untuk membujuk Marsha kali ini.

Dengan langkah gontai Zee berjalan di koridor, Marsha sudah tak terlihat begitupun juga Adel. Pagi di awali dengan amukan Marsha membuatnya tak bersemangat kali ini.

"Kamu bisa jatuh kalau jalan nunduk gitu"

Langkah Zee berhenti, mata nya menangkap sepasang kaki jenjang berdiri dihadapan nya dan suara itu sangat jelas Zee kenal.

"Permisi saya mau ke kelas"

Percuma saja, bahu Zee sudah di tahan.
Shani masih dengan senyum nya, tak peduli sekeras apa penolakan Zee terhadap nya, baginya itu bayaran yang setimpal karena telah menelantarkan anak semata wayang nya itu.

"Kamu bisa belajar dengan tenang sekarang, seluruh biaya sekolah kamu sampai lulus udah mama bayar, jadi kamu..."

"Saya ga butuh! Saya bakalan minta bu Feni buat balikin uang anda, dan satu lagi... Stop menyebut diri anda dengan sebutan mama, karena anda bukan mama saya!"

AludraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang