Sebuah mobil berhenti di tak jauh dari sekolah Zee, setelah kaca nya terbuka terlihatlah Shani yang masih mengamati keadaan di depan gerbang sekolah, tapi Shani tak sendiri.
"Jadi kamu tau semuanya?" Tanya Shani
"Gracia yang meminta aku untuk mencari dimana keberadaan anak kamu sekaligus mencari tau tantang kehidupan kamu Sha, karena satu hal"
"Apa?"
"Dia merasa kamu ga bahagia dan dia selalu mau kamu bahagia"
"Kebahagiaan aku saat ini cuma Zee, aku mau peluk dia setiap hari Jinan"
Kesedihan Shani terlihat dari cara ia menatap sosok Azizi yang baru saja turun dari bus.
"Sabar dulu, yang Zee tau keluarga kamu udah bunuh ayah kandung nya, dia termakan fitnah Cio, Cio yang susun semua nya dengan sangat rapi selama ini, padahal Christy dan Zee adalah anak kandung nya sendiri"
Shani menggelengkan kepalanya menahan air matanya yang ingin menerobos keluar, Jinan terlah menceritakan semua penyelidikan nya pada Shani kecuali keberadaan Gracia yang belum bisa ia berikan.
"Aku mau peluk anak ku Jinan, aku mau peluk dia"
****
"Azizi!!"
Semua mata tertuju pada Zee yang baru saja bangun karena suara teriakan guru nya di kelas.
"Begadang kamu semalam? Sana cuci muka, jangan masuk pelajaran saya sampai akhir!"
Zee tak melawan atau mencari alasan, ia tau posisinya salah disini dan Zee hanya bisa berjalan keluar dengan mata yang masih sayu.
Zee mencuci muka nya berkali-kali, sedikit lebih segar dibandingkan tadi tapi sepertinya tubuh Zee memang meminta untuk istirahat saat ini.
Karena tidak diijinkan ikut pelajaran lagi sampai jam istirahat, kini Zee memutuskan untuk naik rooftop sekolah, tempat yang biasanya sering di kunjungi Marsha.
"Lah lu ngapain?"
Rupanya Adel sudah lebih dulu berada disana.
"Dihukum gara-gara ketiduran"
Adel tertawa, ia tak menyangka jika seorang Zee bisa mendapat hukuman juga dari Guru.
Mata Zee menangkap sesuatu yang di pegang Adel.
"Apa rasanya?" Tanya Zee.
"Hah? Apaan?"
Zee menunjuk benda itu dengan dagunya dan pandangan Adel pun langsung beralih pada sekuntung rokok yang sedang ia pegang.
"Waah.. jangan bilang lo pengen cobain ini? Engga..engaa.. bisa di tampar Marsha gue"
Tapi bukanya menuruti perkataan Adel, Zee langsung mengambil sebungkus rokok dan koreknya dari saku seragam Adel.
"E..eh.. waah jangan gila lu"
Adel mencoba merebut rokok nya lagi tapi Zee dengan santainya mendorong tubuh Adel hingga jatuh dan ia mulai menyalakan sebatang rokok lalu menghisap nya.
Adel yang masih belum sepenuhnya bangun hanya bisa menatap heran dengan perubahan sikap Zee saat ini.
Walaupun ini pertama kalinya untuk Zee tapi sepertinya Zee mampu beradaptasi cepat dengan benda yang saat ini ia pegang itu.
"Lu lagi ada masalah?" Tanya Adel.
"Tiap orang juga punya masalah"
"Masalah berat apa yang ngebuat murid teladan di sekolah bisa jadi urakan kayak gini? Lu lagi berantem sama Marsha?"