42

1.5K 196 12
                                    

"apa kepalanya masih pusing?"

Gracia menggelengkan kepalanya dan itu di sambut senyuman hangat oleh Ara.

"Aku seneng semakin hari kakak semakin membaik"

Ara menarik kursi dan duduk dengan posisi cukup dekat dengan Gracia. Setelah bangun dari koma nya, Gracia tak banyak bicara karena tubuhnya pun masih terlihat lemah, beruntung ia masih ingat namanya saat Ara tanya.

"Ini seperti bukan rumah sakit" ucap Gracia yang akhir nya ia lontarkan setelah beberapa hari merasa aneh dengan tempat ini.

"Ini rumah ku, aku cuma tinggal sendiri disini kak, maaf aku ga bisa bawa kakak ke rumah sakit karena.." ucapan Ara terhenti, ia menunduk takut jika Gracia akan marah padanya saat tau Ara lah yang membuatnya koma selama ini.

"Kamu pengendara audi R8 warna hitam itu?"

Ara tercekat, ia kaget dengan daya ingat Gracia.

"Ngh.. i..iya kak, kak maafin aku.. aku ga sengaja nabrak kk saat itu, jangan laporin aku ke polisi" Ara menyatukan kedua telapak tangan nya, seperti memohon ampun yang teramat sangat pada Gracia.

Dengan tenaga yang tersisa Gracia hanya tersenyum.

"Boleh aku tinggal disini untuk beberapa waktu? Sampai aku siap untuk pulang"

Sorot mata Ara berubah, ia langsung menganggukkan  kepalanya menyetujui keinginan Gracia, entah apa yang akan Gracia rencanakan tapi Ara yakin jika ada  bahaya yang sedang mengancam Gracia.

"Sebagai penebus kesalahan ku, aku juga mau rawat kakak sampai benar-benar sembuh.. oh iya.. ini kak"

Ara memberikan sebuah gelang milik Gracia yang ia simpan selama Gracia koma.
Gracia meraih gelang itu dari tangan Ara dan menatap nya cukup lama, sorot matanya terlihat berbeda seperti ada kesedihan yang tersirat di dalam nya.

"Kak, aku harus pergi sekarang, kakak apa gapapa aku tinggal sendiri? Kalau perlu sesuatu kakak bisa panggil mba lewat telepon itu" tunjuk Ara pada sebuah telepon di atas nakas, Gracia hanya tersenyum kecil dan menganggukan kepalanya sementara itu Ara langsung saja pamit untuk pergi.

Dengan tergesa Ara langsung keluar dari mobilnya di sambut seorang lelaki memakai seragam serba putih yang berdiri di samping mobil nya, Ara memberikan kunci mobilnya dan segera masuk kedalam sebuah hotel mewah dengan sesekali membetulkan bagian blazernya yang sedikit tak rapi karena tadi ia tergesa-gesa memakainya.

Rupanya sudah banyak orang di dalam dan lebih banyak orang asing yang tak ia kenal. semua berpenampilan rapi sesuai tema yang sudah di tetapkan oleh ayah nya.

"Kak.. "

Ara menoleh, ia akhirnya bisa bernafas lega saat tau orang di sebelahnya adalah adel.

"Kesini di paksa papa mu kan?" Tanya Ara sambil mengambil segelas wine dari seorang pelayan yang sengaja berkeliling menawarkan minuman kepada para tamu undangan.

Adel mengangguk dan menyesap habis jus jeruk yang sejak tadi ia genggam.

"Mau nyoba itu dong, tadi ada papa jadi ga bisa aku ambil itu" tunjuk Adel pada minuman di tangan Ara.

"Ngaco.. kamu mau di gantung papa mu karena pulang dengan bau alkohol?"

Adel hanya bisa mendengus, kenyataan nya papa nya memang lebih kejam dari apapun, itu pula yang membuatnya tak bisa berkutik saat di paksa ikut datang kesini.

"Sejujurnya aku ga ngerti ini acara apa" bisik Adel dan Ara hanya tersenyum kecil sambil sesekali meminum wine yang tadi ia ambil.

"Ini ulang tahun papa ku" jawab Ara dan itu justru membuat Adel menoleh tak percaya.

AludraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang