6

3.1K 313 12
                                    

"haatssyuuu..."

Marsha meringis melihat Zee yang sejak tadi tak henti-henti nya bersin, ia menjadi bersalah karena ia yang membuat Zee harus hujan-hujanan sore tadi.

"Kamu ga bilang kalau punya alergi dingin" ucap Marsha.

Zee tak menghiraukan nya, sejak tadi ia sibuk memijat kening nya yang terasa pening.
Sebuah mobil pajero berhenti di depan mereka berdua. Marsha berdiri dan menoleh kearah Zee yang masih duduk di kursi halte depan sekolah.

"Ayo.." ajak Marsha, Zee menoleh bingung.

"Hah? Kemana?" Suara Zee terdengar parau membuat Marsha kembali meringis, ia tak menyangka akan separah itu.

"Kamu ga mau pulang? Mau mati disini?" Sarkas Marsha.

Pintu mobil pun terbuka, tampak seorang lelaki paruh baya keluar dengan memakai payung dan memegang payung lain di tangan kanan nya.

"Ayok non"

Marsha meraih payung yang diberikan Pak Bowo, supir pribadinya. Ia membuka payung itu lalu menggenggam pergelangan tangan Zee.

"Ayok"

Zee yang sudah merasa lemas langsung menuruti ajakan Marsha.
Baju keduanya masih basah, dan rupanya hujan masih enggan untuk berhenti, membuat flu Zee semakin parah.

Sepanjang perjalanan Zee hanya meringkuk berselimutkan jaket Marsha yang kebetulan ada di mobilnya.

Kening Zee berkerut, mobil berhenti di depan bangunan yang jelas bukan rumah nya. Mata Zee terbuka, menatap takjub saat mobil masuk kedalam gerbang dan terlihat lah sebuah bangunan megah dengan halaman yang sangat luas.

"Rumah kamu?" Tanya Zee

Kali ini Marsha membalas Zee untuk mengabaikan nya, ia keluar duluan dari mobil, berjalan memutar untuk membuka pintu mobil samping Zee lalu membantu Zee untuk keluar.

Zee masih menatap takjub bangunan di depan nya.

Seorang wanita cantik berdiri di teras depan, terlihat elegan dan wajahnya mirip dengan Marsha membuat Zee langsung berfikir jika itu adalah ibu Marsha.

"Eh.. Sha.." Zee menahan tangan Marsha yang masih menggenggam pergelangan nya saat Marsha hendak masuk dan mengabaikan wanita tadi, ia hanya heran karena Marsha bersikap kurang sopan pada orang tua nya.

"Sore tante" sapa Zee dengan ramah.

Wanita itu tersenyum, sementara Marsha hanya menatap dingin ke arahnya.

"Sore, teman Marsha pasti ya? Kalian kehujanan?"

"Iya tante tadi.. haa..hasyuu... Aduh, maaf tante maaf"

"Ya ampun nak, kalian ganti baju dulu ya nanti turun buat makan dan minum obat, kamu flu itu"

Zee mengangguk dengan sopan, sementara Marsha langsung menarik tangan Zee lagi tanpa memperdulikan ibunya.

Lagi-lagi Zee dibuat takjub saat masuk kedalam kamar Marsha, sangat luas bahkan kamar Marsha lebih luas dari ruang tengah di rumah Zee.

"Ini.." Marsha memberikan beberapa pakaian pada Zee.

Zee menerimanya, ada kaos kesayangan nya yang ia pinjamkan pada Marsha, ada celana panjang dan..

"Eh.. sama underwear juga, kita..."

Tak...

"Jangan mikir aneh-aneh, itu masih baru, belum pernah aku pake, emang di dalam sana ga basah apa?" Ucap Marsha setelah berhasil menyentil kening Zee, takut jika Zee berfikir macam-macam.

AludraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang