26

2.2K 263 9
                                    

"Susah kak Zee"

"Gapapa pelan-pelan ya aku pegangin kamu kok"

Raisa terlihat kesulitan menggerakkan kakinya, cengkraman nya di bahu Zee semakin erat tapi Zee tetap dengan senyuman nya, meyakinkan Raisa agar mau untuk sedikit melangkahkan kakinya

Sementara Shani yang sejak tadi duduk di kursi taman tak henti tersenyum melihat Zee dan Raisa sepertinya hati nya masih berharap banyak jika Zee adalah anak nya.

"Nah.. iya Raisa gitu, kamu ga akan jatoh, ada aku"

Raisa berhasil menggerakkan kakinya dua langkah walaupun kemudian ia terjatuh di pelukan Zee.

"Gapapa, hari ini udah bagus banget kok, kamu hebat" puji Zee sambil membantu Raisa untuk duduk di kursi roda nya lagi.

"Tante tadi liat kan aku bisa jalan" Raisa tampak sangat bersemangat, Shani pun tak kalah lebar tersenyum padanya.

"Iya kamu hebat, makasih ya Zee" tangan Shani terangkat mengelus kepala Zee yang berada di samping nya membuat Zee tersenyum kecil karena merasakan rasa hangat di hatinya dengan sentuhan kecil Shani. Hal yang tak pernah ia rasakan dari seorang ibu.

"Ya udah, kita ke kamar lagi ya, kamu istirahat lagi oke" ucap Shani dan Raisa oun mengangguk.

"Boleh aku disini sebentar?" Tanya Zee, Shani pun tersenyum dan mengangguk lalu mengantar Raisa ke kamar nya.

Zee mengeluarkan handphone nya, ia tertuju pada aplikasi berlogo huruf W yang sudah lama tak ia buka.

Ini ga update mulu

Thor up dong

Kemana nih author nya

Zee tersenyum membaca komentar-komentar baru di part terakhir ceritanya.
Saat bersama Marsha memang Zee jadi jarang membuka wattpad. Wattpad yang selalu dia jadikan rumah kedua yang membuatnya bahagia sempat tergantikan oleh Marsha.

Zee menggeser layar dengan jempolnya, di room chat terlihat ada pesan dari Marsha yang belum ia buka.

Woi kemana nih?

Eh kak, ceritanya kenapa ga di lanjut ih

Kamu ngasih aku nomor handphone
Tapi ga pernah aktif
Parah banget!

Zee tertawa, memang ia sengaja tak memakai nomor itu saat sudah akrab dengan Marsha, tujuan nya tentu ia tak ingin Marsha sadar jika Aludra adalah dirinya. Tapi senyuman Zee perlahan memudar ketika membaca pesan paling akhir yang Marsha kirim

Aku lagi sedih

Zee terdiam pesan itu terlihat Marsha kirim tadi malam.

"Maaf sha.." gumam Zee, ia merebahkan punggung nya bersandar di kursi taman sambil memejamkan matanya merasakan terpaan angin yang membelai wajahnya.

Dengan mata yang terpejam Zee bisa merasakan ada yang duduk di samping nya.
Zee membuka matanya dan menoleh ke samping.

Shani tersenyum sambil memegang sebatang coklat di tangan nya.

"Ini.." Shani memberikan coklat itu pada Zee.

"Makasih Tante"

Shani hanya mengangguk dan kembali mengelus rambut Zee.

"Tante suka elus rambut aku, tapi aku jarang liat Tante elus rambut Raisa"

Shani mengangkat kedua alis nya, ia sedikit kaget dengan pertanyaan polos yang keluar dari mulut Zee. 

"Kadang ada juga tindakan yang kita lalukan tanpa alasan Zee, tante suka elus rambut kamu seperti ini ya karena Tante suka lakuin itu ke kamu, apa kamu merasa ga nyaman?"

AludraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang