"kenapa Zee"
Zee yang masih berbaring di ranjang UKS pun menoleh. Bu Shania wali kelas Zee datang untuk melihat murid nya.
"Lagi ga enak badan Bu, kemarin kehujanan" ucap Zee dengan suara yang masih terdengar lemah.
Bu Shania menempelkan tangan nya di kening Zee, suhu tubuh Zee memang panas.
"Ibu denger dari anak-anak yang lain tadi Ashel tampar kamu, bener?"
"Tadi cuma main-main bu, Ashel ga sengaja"
Bagaimanapun Ashel adalah sahabat nya dan akan jadi masalah besar untuk Ashel kalau sampai guru tau yang sebenarnya.Pintu ruang uks terbuka dan munculah Marsha dengan segelas teh di tangan nya.
"Kamu di sekolah topi nya di buka dong Marsha, nanti saya aduin wali kelas kamu kalau masih kamu pake" ucap Bu Shania, hanya gretakan saja, Shania terkenal sebagai sosok yang tegas tapi lembut dan penyayang.
"Ini style Bu, biar keren gitu" sanggah Marsha.
"Kebanyakan nonton anime kamu nih, eh.. kebetulan kalau gitu, Zee bantu Marsha perbaikin nilai nya ya" pinta Bu Shania.
"Hah? Tapi Bu..." Zee sepertinya ingin menolak tapi...
"Waaah ibu pengertian, tau aja saya butuh guru les gratis" ucap Marsha, sepertinya menghabiskan waktu lebih lama dengan Zee akan sangat menyenangkan menurut Marsha.
"Ya udah, Zee kamu pulang aja ya, istirahat.."
Zee hanya mengangguk dan tersenyum.
Kini hanya tinggal Zee dan Marsha berdua di dalam ruang Uks. Wajah Zee semakin pucat bahkan tubuh nya sangatlah lemah.
Marsha mengangkat tangan nya, mengelus pelan pipi kanan Zee yang terasa sangat panas saat ini.
"Kenapa ga kamu biarin aja Ashel tampar aku" ucap Marsha.
"Entah, aku refleks"
Marsha tersenyum, ia merasa menang karena alam bawah sadar Zee sepertinya lebih menghawatirkan nya di bandingkan Ashel.
"Bangun dulu, minum teh manis nya ya" ucap Marsha. Zee hanya mengangguk dan berusaha untuk bangun tentunya Marsha dengan sigap membantunya.
Zee menyesap teh hangat nya dengan perlahan, Marsha masih betah menatap nya tapi entah kenapa ia jadi teringat ucapan Ashel tadi, apa benar dirinya hanya jadi pengaruh buruk untuk Zee.
"Sha.."
Panggilan Zee membuat lamunan Marsha buyar seketika.
"Bantu aku, aku mau ke kelas ambil tas" pinta Zee.
Marsha mengangguk dan membantu Zee untuk bangun dari ranjang Uks.
Belum sempat ia melangkah, Ashel masuk mata yang sembab, terlihat jelas pipinya masih basah, menunjukan jika Ashel telah menangis.Ashel langsung memeluk Zee, berkali-kali mulutnya berucap kata maaf, sementara Marsha kembali dengan tatapan dingin nya.
Tangan nya mengepal mencengkram ujung baju seragam nya."Sumpah aku ga maksud nampar kamu Zee, aku minta maaf" ucap Ashel penuh dengan rasa bersalah.
"Iyalah, target utama nya kan gue" ucap Marsha, ia memang sangat sulit untuk menyembunyikan ekpresi tak suka nya kepada siapapun.
"Aku gapapa Shel"
"Aku anter pulang ya" ucap Ashel
"Ga usah!" Marsha langsung saja memotong ucapan Ashel, ia menarik tangan Zee dan memapahnya untuk keluar, sengaja meninggalkan Ashel. Zee yang masih merasa lemas tak punya banyak tenaga untuk menahan Marsha.