34

2.5K 268 43
                                    

"Vin, kamu liat Gracia?" Veranda yang baru saja keluar langsung menghampiri Viny yang sedang menyiram bunga.

"Sudah beberapa hari ini saya ga liat Gracia Bu" jawab Viny.

"Kenapa Ma?" Tanya Marsha yang juga baru  keluar dan bingung melihat wajah khawatir ibu nya.

"Tante mu ga pulang udah hampir satu minggu, ga ada kabar sama sekali, di hubungi pun susah"

Sangat jelas raut wajah khawatir di wajah Veranda. Marsha jadi teringat Shani, mungkin ia bisa menanyakan tentang keberadaan Gracia pada Shani.

"Ma.. Marsha pergi dulu ya"

"Kemana? Jangan mentang-mentang ujian akhir semester udah selesai jadi bisa main sepuas nya ya"

"Iyaa.. Marsha mau beli beberapa buku nanti, janji ga pulang terlalu sore"

Rupanya bujukan nya berhasil, Veranda dengan mudah nya langsung mengangguk  dan membiarkan Marsha pergi.

"Ga kerasa ya Marsha udah gede lagi" ucap Veranda tanpa mengalihkan pandangan nya dari mobil Marsha yang mulai keluar dari gerbang. Viny pun melihat kearah yang sama.

"Jadi inget dulu dia masih sering rusuhin Viny bu, selalu mau ikut kemana pun Viny pergi, eh sekarang udah bisa nyetir mobil sendiri" Viny terkekeh pelan, bagi nya Marsha adalah adik kecil dan sampai kapanpun akan terus menjadi adik kecil nya.

Tatapan Veranda berubah sendu, kembali teringat apa yang ia lihat di CCTV saat itu.
Umur Marsha saat ini memang sedang masa mengenal perasaan suka tapi kenyataan yang harus di hadapi Veranda cukup membuat hati nya sebagai seorang ibu terasa hancur.

**

"Mau kemana kamu?"

Freya yang sedang memasang kancing kemeja nya menoleh kearah kaca untuk melihat Kathrin yang tengah berdiri di ambang pintu kamar nya.

"Ke rumah sakit, jenguk Christy"

"Sejak kapan kamu peduli sama anak miskin itu?"

Freya kembali terlihat jengah, ia hanya merasa sudah rusak namanya karena menjadi saudara kembar seorang pembuat onar seperti Kathrin.

"Aku mau minta maaf ke dia atas tindakan kamu tempo hari" Freya meraih tas nya untuk bersiap pergi tapi Kathrin sengaja menghalanginya.

"Ga usah berurusan sama dia bisa? Aku ga suka anak itu!" Tegas Kathrin bahkan kini ia mencengkram lengan Freya sangat kuat.

"Karena dia pintar dan sangat dekat dengan Om Kenan? Kamu cemburu karena sudah mulai bisa menerima om Kenan sebagai Papa kita, di mata mu Christy cuma cari perhatian Om Kenan aja kan? Itu sebab nya kamu ga suka, iya kan?"

Kathrin terdiam tapi tatapan nya masih mengarah tajam pada Freya yang terlihat lebih tenang darinya itu.

"Aku benci lelaki itu, kamu jangan asal ngomong ya!"

"Iya kamu benci dia karena liat dia dengan perempuan lain sebelum menikah dengan mama kan? Kamu ga lebih dari seorang perempuan posesif yang terlalu banyak berbohong, kita kembar.. walaupun ga identik tapi aku selalu tau apa yang kamu rasa" kalimat terakhir Freya terdengar melemah

"Jangan pernah benci Papa tiri kalian" suara Naomi yang baru saja masuk membuat kedua nya kaget, ternyata Naomi sudah mendengar percakapan mereka berdua sejak tadi.

"Dia ga berbohong dengan masalalu nya, tapi mama lah yang rebut dia dari keluarga nya, mama tau dia sudah punya anak dan istri dan mama berhasil merebut dia dari keluarga kecil nya" tutur Naomi

Kathrin langsung menghempaskan tangan Freya dan berlari keluar, sementara Naomi langsung mengisyaratkan Freya untuk tak mengejarnya.

"Biarin aja, mama harap masih bisa dapat kepercayaan dari kamu Freya"

AludraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang