Semenjak tau kenyataan yang sebenarnya tentang hidup nya, kini Zee semakin terlihat murung dan sering memilih untuk sendirian. Marsha pun sudah kembali ke rumah ibunya walaupun tetap setiap hari ia akan datang ke rumah Zee untuk sekedar memasak makanan untuk nya atau hanya sekedar berbincang kecil di teras rumah nya.
Motor Viny pun sudah Zee kembalikan walaupun Viny sempat menolak nya tapi Zee tetap bersikeras untuk tidak merepotkan orang lain di dalam hidup nya.
Dan semenjak itu ia kembali berangkat sekolah menggunakan bis, ia selalu berangkat tak tentu waktu karena Marsha pasti akan mampir untuk menjemputnya dan Zee selalu menghindari itu.Bis kali ini berjalan lambat, beruntung Zee pergi lebih pagi jadi ia tak khawatir jika terlambat. Penumpang semakin bertambah, banyak diantaranya gadis-gadis SMA sama seperti Zee dan Zee lebih memilih untuk berdiri di belakang, menghindari suara bising gadis-gadis yang sekedar berbincang atau mulai panas hingga gosip sekolahnya pun mereka ceritakan di tempat yang tidak semestinya.
Zee menghela nafas nya, semakin hari ia semakin tak nyaman dengan suara bising, rasanya telinga nya penuh sampai ke otak, tapi pandangan Zee beralih, menatap fokus sosok lelaki berjaket hitam di depan nya.
Gerak-gerik nya sangat mencurigakan.Pasti copet, begitu pikir Zee.
Lelaki itu mengeluarkan sebuah handphone dari saku jaket nya dan dengan sangat pelan mengarahkan handphone nya kebawah rok seorang gadis Sma di depan nya.
Mata Zee terbuka lebar melihat hal itu apalagi saat Zee menyadari jika lelaki itu menyalakan mode kamera di handphone nya.
Bugh.. traakk...
Semua orang berbalik melihat kearah belakang. Lelaki itu tersungkur dan handphone nya terjatuh setelah Zee menendang bokong nya.
Zee berdecak sebal saat mengambil handphone itu, ia memperlihatkan layar handphone itu pada gadis tadi, betapa terkejutnya gadis tadi bahkan matanya kini berkaca-kaca menahan tangis.
Zee mengetuk kaca jendela bis mengisyaratkan supir untuk berhenti.Sadar dengan yang di lakukan lelaki tadi, nyaris saja beberapa lelaki di bis itu menghajarnya tapi Zee langsung menahan nya dan meminta yang lain untuk tidak main hakim sendiri.
Bus berhenti dan lelaki tadi di usir begitu saja dari dalam bis. Gadis tadi masih diam dan sesekali menyeka air matanya.
"Duduk sini" dengan lembut Zee menarik tangan gadis tadi untuk duduk. Gadis itu hanya mengikuti apa yang Zee mau dan duduk di samping dekat jendela.
"Di bis emang suka ada lelaki kayak gitu, harus hati-hati" ucap Zee dan gadis itu hanya mengangguk tanpa berbicara sedikitpun.
"Aku Zee sekolah kita tetanggaan" ucap Zee sambil mengulurkan tangan nya.
Gadis itu sedikit terlihat ragu sebelum akhirnya menyambut uluran tangan Zee.
"Christy.. kenapa kamu bisa menyimpulkan kalau sekolah kita tetanggaan"
Zee tersenyum lalu menunjuk logo di seragam gadis bernama Christy itu.
"Oohh.." hanya itu tanggapan Christy.
Zee masih memperhatikan nya, sepertinya Christy gadis yang cukup introvert pikir nya.
"Lupain soal warna celana dalam ku ya"
"What??" Zee sedikit tak percaya karena Christy sejak tadi diam dan memikirkan hal ini.
"Kamu ga mau bilang makasih gitu karena aku udah hapus foto itu di handphone nya?" Tanya Zee tapi Christy sepertinya berpikir hal lain.
"Tapi kamu kan jadi liat punya ku warna apa!"
"Oke.. oke maaf" ucap Zee tapi sebenarnya ia sedang menahan diri agar tidak tertawa.
