"tapi aku mau liat kondisi Ayah bang... Hhh.. ya udah iya, jagain ayah ya bang, kalau ada apa-apa langsung telepon Zee"
Sambungan pun terputus, jika saja kakinya baik-baik saja, ia pasti sudah pergi ke rumah sakit tanpa memperdulikan perkataan Andre.
Zee melihat kakinya yang masih terbalut perban sederhana karya Marsha, nampak rapi seolah memang Marsha tau ilmunya
Dengan langkah pincang Zee berjalan ke luar dari kamar nya, ia melihat Marsha yang masih duduk di kursi rotan sambil sesekali memperhatikan seisi ruangan.
"Kenapa keluar?"
Zee mengangkat tangan nya memberi isyarat agar Marsha tak membantu nya.
Ia duduk di kursi tepat di hadapan Marsha."Makasih udah obatin kaki aku, makasih juga kamu udah ada niat mau jenguk ayah, tapi ini udah sore Sha, aku juga ga setuju cara kamu yang harus bolos"
"Kamu ngusir aku?"
Zee menatap jengah, rupanya wanita berkepribadian unik ini mulai menguji kesabaran nya.
"Ya udah, terserah kamu" Zee berucap pasrah sementara Marsha hanya mengangguk lalu berjalan kearah kamar Zee.
"Mau kemana?" Tanya Zee.
"Pinjem baju kamu, aku mau mandi, malam ini aku nginep " ucap Marsha dengan santai, sementara Zee semakin membuka mulutnya lebar, ia tak percaya ada sosok seperti Marsha yang bisa bersikap seenaknya, bahkan Ashel pun belum pernah menginap di rumah nya.
****
Sudah kesekian kali nya Zee mengeluarkan baju-baju nya dari dalam lemari, di hadapan nya masih ada Marsha yang hanya memakai celana hotpants dan tangtop hitam saja dengan rambut basah yang di cepol ke atas.
"Ini lengan nya kependekan, over size gitu ga ada ya?" Protes Marsha.
"Ada tapi bekas aku pakai, udahlah pakai piyama aja"
"Ga mau, ga nyaman"
"Ya terus nyaman nya kamu tidur tu gimana?" Zee terlihat geram kali ini, gadis di hadapan nya cukup pemilih dan sangat membuatnya pusing.
"Kayak gini doang sih, ya udah lah gini aja"
Zee kembali membuka mulut nya, mana mungkin bisa ia tidur dengan orang asing dengan hanya berpakaian hotpants dan tangtop saja.
"Enggak, ish ya udah nih" Zee memberikan kaos over size berwarna hitam kesayangan nya, sejujurnya ia tak suka jika barang kesayangan nya di pakai orang lain, tapi ia lebih memilih merelakan barang kesayangan nya dari pada harus tidur dengan Marsha dengan pakaian seperti itu.
"Ish, bau nya ga suka, terlalu wangi"
"Astaga!! Pake pake!"
Kalah sudah kali ini, Marsha mengerucutkan bibir nya dan dengan terpaksa memakai kaos milik Zee dengan wangi yang tak ia sukai.
Zee sepertinya terlalu berekspektasi lebih pada Marsha, ternyata Marsha tak seperti bayangan nya, ia sosok yang menyebalkan dan sangat mudah membuatnya kesal.
"Sejak kapan kamu suka astronomi?" Tutur Marsha yang sekarang tengah melihat beberapa lukisan bertema langit di dinding kamar Zee.
"Udah lama, tapi cuma sekedar suka, ga terlalu mendalami" jawab Zee
Marsha hanya mengangguk sambil terus melihat-lihat apa saja yang ada di kamar Zee, seperti tengah melihat sebuah musium barang antik.
"Dari kapan tuh?"
Zee terlihat berfikir, ia mencoba mengingat-ingat kapan pertama dia menyukai astronomi.
"Sejak aku baca biografi Galileo Galilei, Sd sih kayaknya" jawab Zee sambil terus mengingat ingat kembali kenangan di benak nya.