3

3.6K 301 7
                                    

Gerbang besar terbuka, tampak seorang lelaki paruh baya berbadan kurus sedikit membungkukkan badan nya dan tersenyum menyapa nona muda majikan nya yang baru saja datang.

"Jalan kaki non? Kok ga sama Pa Bowo?" Tanya nya.

Wanita muda itu tak lain adalah Marsha.
Marsha hanya menggelengkan kepalanya lalu berjalan begitu saja.
Rumah mewah dan megah itu rupanya punya kekurangan yang sangat nampak terlihat.

Sepi

Rumah mewah itu tampak sepi.
Ruangan yang luas membuat gema suara langkah kaki Marsha terdengar sampai ke arah dapur. Seorang wanita muda menghampiri Marsha yang kini tengah menaiki anak tangga menuju kamarnya.

"Sha, tadi ibu titip pesen"

Marsha menghentikan langkah nya, ia membalikan badan nya, bagaimanapun ia masih punya sopan santun pada orang yang lebih tua darinya.

"Mama ke luar kota, aku jangan telat makan, minum vitamin, jangan lupa minum obat sebelum tidur, itu kan Mba Viny?"

Viny tersenyum kecut, ia memang hanya menyampaikan pesan dari orang tua Marsha tapi selalu saja ada kesedihan yang ia rasakan setiap Marsha harus di tinggal sendirian oleh orang tua nya.

"Mbok sama aku udah masak, setelah bersih-bersih langsung turun buat makan ya"

Viny tersenyum hangat berbanding terbalik dengan Marsha yang masih menatap dingin tanpa ekpresi apapun.

"Iya" ucap Marsha lalu berbalik dan kembali  melangkah menuju kamar nya.

***

Merelakan itu sulit ya?
Setiap kisah memiliki kenangan yang mustahil bisa di anggap biasa begitu saja, sejauh apapun kita melangkah melawan arah, ga akan sepenuhnya lupa dengan rasa yang pernah kita rasakan dulu.

"Assalamu'alaikum"

Zee menoleh saat mendengar teriakan dari luar rumah nya, di tinggalkan nya laptop yang masih menyala itu lalu bergegas membuka pintu.

"Bang Andre"

"Nih ada nasi goreng buat lu sama bang Fadli"

Mata Zee berbinar menatap bungkusan putih yang kini ada di tangan nya, tentu saja Zee merasa senang, ia sudah sangat lapar sejak tadi.

"Makasih bang, masuk dulu.."

"Engga ah, mau lanjut ke mesjid, bang Fadli gimna?"

"Ya gitu bang, tapi udah mendingan sekarang"

"Alhamdulillah kalau gitu, ya udah Zee gue pamit ya"

Zee mengangguk dan tersenyum, di samping tetangga nya, Andre juga selalu peduli dengan Zee dan keluarga nya.

"Yah, makan yuk nih bang Andre bawain nasi goreng" ucap Zee sambil menata bungkusan itu diatas piring.

Hidup berdua dengan Ayah nya membuat Zee bukan termasuk gadis yang manja, ia bisa melakukan pekerjaan rumah, memasak, beres-beres, mencuci itu sudah hal yang setiap hari di lakukan Zee.

"Yah, bangun dulu, ayok makan"

Zee menepuk pelan lengan ayah nya, terlihat ayahnya masih tertidur lelap.

"Ayah.. makan dulu ayok"

Kali ini Zee mencoba mengguncangkan sedikit bahu sang Ayah berharap dengan itu Ayahnya bisa bangun, tapi sayang Ayahnya tak terusik sedikit pun.

"Ayah.." kali ini Zee sedikit meninggikan suaranya, ada rasa panik terselip di benak nya tapi ia masih bisa mengendalikan pikiran nya agar tidak berfikir buruk.

AludraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang