Marsha berlari menyamakan langkahnya dengan brankar rumah sakit yang ia dorong beserta para petugas rumah sakit lain nya. Matanya menatap khawatir pada Zee yang kini tak sadarkan diri, sementara Christy masih terdengar menangis dan merintih di brangkar yang berbeda.
"Sha.. udah biarin Zee di tanganin dokter" Adel menangan bahu Marsha yang ingin menerobos masuk ruangan, pikiran nya tak tenang, berkali-kali ia menautkan jemarinya berdoa untuk Zee.
Dari kejauhan Jinan terlihat berlari dan menghampiri Shani yang kini masih menangis, ia memeluk Shani dan berusaha untuk menenangkan nya.
"Jinan.. anak aku.. "
"Ssttt udah, aku yakin Zee baik-baik aja, tapi Marsha telepon aku makanya aku langsung kesini"
"Gita gila.. dia perempuan gila... Dia tabrak taxi nya.. "
Jinan semakin mengeratkan pelukan nya, ia pun sama khawatir nya tapi saat ini sebagai teman ia harus bisa menguatkan Shani.
Di dalam, Christy yang masih sadar tak mau melepaskan genggaman nya di tangan Zee, ia terus menatap Zee yang masih tak sadarkan diri sambil berucap doa agar Zee baik-baik saja.
Setelah luka nya di obati, Shani, Marsha dan yang lain langsung masuk dan mengecek kondisi Zee. Christy hanya diam memperhatikan nya, betapa banyak orang-orang yang sayang dengan Zee, berbeda dengan nya.
Marsha sadar akan itu, ia menggeser tubuhnya dan tersenyum pada Christya.
"Apa aja yang sakit?" Tanya Marsha, Christy menimpalinya dengan senyum.
"Aku baik-baik aja, maaf buat Zee jadi seperti ini" wajah Christy semakin murung, sesekali ia melihat Shani yang tengah mengecup tangan Zee berkali-kali.
Marsha menyeka air mata Christy dengan telunjuknya.
"Semua akan baik-baik aja" ucap Marsha.
Perlahan Zee membuka matanya, beruntung ia hanya syok dan luka ringan saja. Kini semua mata tertuju pada Zee tapi yang di pikiran Zee saat ini hanya..
"Christy..."
"Aku disini" ucap Christy sambil tersenyum manis pada Zee.
Zee menghela nafas lega, ia sangat bersyukur karena mereka berdua selamat dalam kecelakaan itu.
"Mau kemana?" Tanya Marsha sambil menahan bahu Zee yang sepertinya ingin bangun.
"Pulang, aku ga punya uang buat biaya rumah sakit"
"Jangan pikirin itu.. mama..."
"Anda bukan ibu saya"
Lagi-lagi Shani dibuat bungkam, berkali kali mendengar kalimat itu dari putrinya semakin membuat hatinya terasa perih.
"Ada gue, lo lupa punya temen anak konglomerat? udah.. nurut aja apa kata dokter" ucap Adel tapi bukan Zee namanya jika tak keras kepala, ia justru dengan seenaknya mencabut infus di tangan nya yang membuat Shani dan Adel memekik kaget, sementara Marsha hanya bisa menghela nafas nya.
"Batu banget punya temen" kesal Adel.
"Ayo Toy, kamu pulang sama aku"
Christy hanya mengangguk dan menyambut uluran tangan Zee sementara Adel bersiaga menjaga tubuh kedua nya jika sama mereka masih lemas dan terjatuh.
"Tante.." Shani yang hendak mengikuti Zee kini menoleh pada Marsha.
"Tolong kasih Zee waktu, aku yakin cepat atau lambat Zee bisa menerima tante, tapi untuk sekarang tolong biarkan Zee dulu"
Sulit rasanya untuk jauh dari Zee sementara ia tau kondisi Zee saat ini tapi apa yang dikatakan Marsha benar, Zee mungkin perlu waktu untuk menerima nya.
![](https://img.wattpad.com/cover/351204222-288-k782430.jpg)