27

2.5K 269 11
                                    

Hari Senin seperti biasa Zee dan anak Osis yang lain lebih sibuk dari siswi biasa nya dan kali ini bagian Zee dan Ashel yang bertugas menelusuri kelas memastikan jika tak ada siswi yang bolos upacara di kelas.

"Nah ketauan kan, ayok keluar, jangan lupa pakai atribut nya" ucap Ashel sambil menggiring beberapa adik kelasnya yang ketahuan masih berada di kelas, sementara Zee mencatat nama-nama mereka yang tidak memakai atribut lengkap.

"Eehh mau kemana kamu!" Ashel berteriak memanggil Adel yang baru saja masuk ke kelas nya.

"Yaah ketauan" Adel menggerutu karena memang dia berniat untuk bolos upacara hari ini.

"Buruan ke lapangan!" Ucap Ashel

"Kali ini aja tolong lah, gue ga bawa atribut nih, bantuin yaah" Adel mengangkat kedua tangan nya di hadapan Ashel.

"Ga ada, ayok!"

Adel hanya bisa pasrah saat Ashel menarik lengan seragam nya dan itu tandanya ia harus mempersiapkan diri untuk di hukum hari ini sementara Zee berjalan di belakang nya. Mata Zee belum melihat Marsha dari tadi, bahkan di lapangan pun, ia melihat kearah jam tangan nya masih ada 10 menit sebelum upacara di mulai.

"Shel kamu duluan ya, aku mau cek di tempat lain" ucap Zee yang langsung di balas dengan jempol Ashel yang terangkat.

Zee pun membelokan langkah nya menuju tangga, tujuan nya kali ini adalah rooftop  sekolah.
Benar saja dugaan nya, ia bisa melihat punggung Marsha yang tengah berdiri dengan rambut nya yang bergoyang di terpa angin yang cukup kencang.

"Turun, kamu ga bisa bolos upacara"

Marsha masih tak bergerak, bahkan ia tak menoleh sedikit pun membuat Zee kini melangkah mendekatinya bermaksud untuk menyeret Marsha turun dari sini.
Langkah Zee sudah mentok berada di belakang Marsha dengan jarak yang cukup dekat dan hendak menarik tangan Marsha tapi Marsha langsung berbalik hingga tubuhnya sedikit menabrak tubuh Zee.
Mereka berada di jarak yang cukup dekat sekarang.

"A..ayo.." Zee memalingkan wajah nya, ia cukup gugup berada dengan Marsha di jarak sedekat ini, tapi Marsha justru menatap dalam wajah Zee di hadapan nya.

Zee memundurkan langkah nya tapi Marsha langsung menahan pinggang nya membuat Zee cukup kaget dan mencoba mengendalikan dirinya agak tak terlihat semakin gugup.

"Ss..Sha.."

"Ayok main, kamu sangat tau kan hasrat anak SMA itu seperti apa?"

Nafas Zee rasanya tersengal sementara Marsha semakin menarik pinggang nya hingga kedua perut mereka menempel.

Zee mengerjapkan matanya, tatapan mata Marsha kali ini berbeda, terkesan datar tapi ada sesuatu di dalam bola matanya seperti sebuah..

Kesedihan

Kesedihan yang tak bisa di tutupi sedikitpun.

Zee mendekatkan kepalanya, kali ini Marsha yang sedikit merespon kaget karena ini di luar ekpektasinya.
Marsha bisa merasakan kedua tangan Zee di bahunya lalu menuju leher dan kini telinganya bisa merasakan hembusan nafas Zee. Marsha terpaku, jarak ini membuat debaran jantung nya semakin berulah.

"Sudah.." ucap Zee

"Eh.." Marsha baru sadar jika sebuah dasi sudah terpasang rapi di tubuhnya, ternyata Zee yang memasangkan itu di seragam nya barusan, bahkan kini Zee mengambil topi nya yang tadi jatuh, menepuk nya untuk menghilangkan debu yang menempel lalu memakaikan pada Marsha yang masih saja terpaku.

"Atribut kamu udah lengkap, ayok turun"

Seperti terhipnotis Marsha hanya bisa melangkah menuruti kemana Zee membawanya terlebih lagi kini Zee menggenggam erat tangan nya.

AludraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang