47

1.4K 209 24
                                    

Suara bell terdengar nyaring di telinga Christy, biasanya tak pernah ada yang berkunjung selain Gurunya terlebih lagi Gita yang sangat sibuk dan tertutup membuat tetangga tak pernah terlihat menyapa nya.

Christy berjalan menuju pintu hanya untuk mengecek dari monitor siapa yang ada di luar, karena pintu selalu di kunci dan hanya asisten rumah tangga saja selain Gita yang di perbolehkan untuk memegang kunci.

"Mba.." Christy masih mencoba untuk memanggil asisten rumah tangga tapi tak ada jawaban.

"Udah ga ada kayak nya" ucap Christy ketika melihat layar yang tak menampilkan siapapun, tapi rupanya Christy menginjak sesuatu di depan pintu, sebuah amplop coklat yang mungkin di sisipkan di celah pintu karena tak ada orang yang membuka pintu.

"Pasti buat tante Gita"

Christy berjalan menuju kamar Gita untuk menyimpan amplop itu dan ini pertama kalinya ia masuk kedalam kamar itu.

"Rapi banget kamar nya" ucap Christy menatap takjub kamar Gita yang bernuansa monokrom itu.

"Ini kan foto aku" Christy menatap heran foto dirinya saat bayi yang di pajang di dalam figura kecil di samping tempat tidur Gita.

Christy menaruh amplop tadi diatas meja tapi tulisan yang tertera di atas amplop itu semakin membuatnya penasaran.

"Loh amplop ini untuk aku" Christy semakin dibuat heran saat tulisan di amplop itu tertera untuk nya.

Trak...

"Ngapain kamu di kamar saya!"

Christy menoleh, tangan bergetar saat ini, bukan karena kaget tapi karena dua lembar kertas yang saat ini ia genggam.

Dengan cepat Gita meraih kertas itu membaca nya lalu merobek nya begitu saja.

"Siapa yang izinin kamu masuk kamar saya!" Bentak Gita.

Christy hanya diam, ia terlihat tidak takut sama sekali dengan bentakan Gita.

"Kenapa di robek? Jadi hasil tes dna ini kah yang benar?"

Pandangan mata Christy semakin buram, banyak genangan air mata yang siap jatuh dengan sekali kedip saja dan Gita tak menjawab pertanyaan nya, ia sibuk mebolak balikan  amplop tadi, mencari nama pengirim nya tapi tak ada.

"Aku bisa langsung menerima mama Shani saat itu tapi kenapa rasanya sulit untuk menerima tante, aku ga pernah lihat tatapan tulus dari mata tante seperti yang sering aku liat di mata Mama Shani.."

"Stop panggil dia mama! Dia bukan ibu kamu!"

Berkali kali sudah Gita membentak Christy dan kali ini sukses membuat air mata Christy jatuh.

"Kamu bukan ibu kandung aku"

Christy mendorong tubuh Gita  lalu berlari keluar dan tentu Gita tak tinggal diam.

"Lepas!"

"Saya ga akan biarin kamu keluar dari rumah saya!"

Gita kalut, ia bahkan mencengkram erat tangan Christy tak peduli dengan rintihan Christy yang kesakitan.

"Kamu orang jahat! Aku ga mau disini!"

Christy menendang tubuh Gita hingga lagi-lagi Gita jatuh dan kali ini tubuhnya menabrak meja kaca hingga pecah.

Christy memanfaatkan kesempatan itu untuk membuka kunci dan berhasil berlari keluar, ia berlari tak tentu arah, rumah Gita benar-benar sudah membuatnya muak, bahkan masih sulit rasanya ia mengakui kenyataan jika Gita adalah ibu kandung nya bukan Shani.

"Aakh.." Christy mengerang kesakitan karena terjatuh saat menabrak seseorang.

Mata Christy berbinar, ia seperti melihat malaikat penolong di hadapan nya.

AludraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang