Dari balik stir kemudi mobil, beragam pertanyaan muncul di kepala Dinda yang enggan untuk sekedar mengutarakannya kala melihati tatap khawatir dan panik setengah mati terpancar dari wajah gadis di sampingnya.
Masih tak ada satu percakapan datang dari mereka. Padahal Dinda sadar betul ada satu kesempatan baginya untuk kembali membahas mengenai permasalahan dirinya, Ghea, dengan Rama.
Namun bagaimana cara Ghea yang tak sadar menggoyang-goyangkan kaki, bagaimana cara Ghea berdecak kesal pada beberapa pengguna jalan yang membuat mobil mereka sempat terhenti, sampai cara Ghea yang menggumam memaki pada siapapun yang menghalangi jalan, membuat Dinda memutuskan untuk tutup mulut dan menuruti permintaan gadis itu untuk mengantarnya ke rumah sakit.
Namun sungguh bukan maksud Ghea untuk bersikap keras kali ini, hanya saja pikirnya yang kalut dengan awan hitam berarak menutupi akal logika, membuat Ghea tak terlintas hal lain di kepala selain ingin cepat sampai untuk bisa melihati keadaan Yudhi meski harus menghalalkan segala cara.
Ghea yang sudah tak mampu menahan ledakan berbagai perasaan tak jelas, sesekali menggigit bibir berusaha menahan isak tangis yang hendak pecah diiringi dentuman petir dan gerimis berjatuhan dari langit malam yang seolah sedang mencemoohnya.
Padahal dirinya belum tahu pasti mengenai keadaan Yudhi, namun mengingat kembali bagaimana cara Akbar berbicara mengenai keadaan laki-laki itu dengan penuh ketakutan, membuat Ghea tak henti untuk sekedar merapal doa dalam hati.
Sungguh dari segala kemungkinan yang akan terjadi, Ghea tak ingin hubungan dirinya dan Yudhi yang merenggang seperti ini menjadi saksi perpisahan, dan pertemuan terakhir mereka yang begitu kaku kemarin menjadi akhir kisah. Ghea tak ingin semua itu terjadi.
"Bisa lebih cepet lagi gak sih, Din?" ucap Ghea menurunkan kaca jendela meski keadaan di luar mulai turun hujan lebat.
"Iya ini udah gue injek gas-nya, Ghe—"
"Pak, pak... saya lewat duluan, kalo mau minggir tinggal minggir! Ah elah," seru Ghea menelungsupkan kepala keluar tak peduli pada jawaban klakson keras yang dilontarkan.
Dinda yang sudah tak memiliki pilihan lain, mulai mengencangkan sabuk pengaman dan mengambil keputusan nekat untuk menginjak pedal gas secepat mungkin memecah hujan deras dan tak menghiraukan nyawanya sendiri.
"Din, itu rumah sakitnya. Belok-belok!" tunjuk Ghea pada satu palang besar sontak membuat Dinda membanting stir untuk memasuki halaman ruang UGD.
Tanpa sempat menunggu mobil untuk benar-benar berhenti, Ghea yang sudah tak terpikir hal lain dengan nalarnya yang tak mampu bekerja, membuka pintu dan langsung berlari memasuki ruangan yang seharusnya tak sembarang orang bisa datangi.
Sampai tak butuh waktu lama dengan nafasnya yang memburu dan keringat dingin membasahi diri, Ghea yang sudah berada di ruang UGD luas mengedar pandang mencari petunjuk hingga tak lama mendapati sosok Akbar yang berjalan mondar-mandir layaknya orang yang khawatir, juga Pak Slamet yang tak henti menilik satu jendela ruangan disana.
Sialan, padahal sudah ada niatan jelas dari Ghea untuk langsung bisa menanyakan keadaan Yudhi, namun ketakutan yang kini benar-benar berhasil menguasai diri membuat Ghea tak mampu untuk sekedar menghampiri.
Tubuh Ghea serasa kaku dan gravitasi seperti enggan membuat kakinya untuk terus menapak bumi. Terlebih raut frustrasi yang ditampilkan oleh mereka berdua, semakin membuat Ghea yakin bahwa dirinya tak mampu menerima apapun jawaban yang akan mereka beri.
Lebih dari itu, suasana ruangan ini, kegelapan yang tiba-tiba mengisi relung hati, dan memori guncangan, tekanan mental, depresi dan gejolak diri yang tiba-tiba menghampiri benar-benar menjadi carut marut dalam kepala Ghea. Dirinya trauma akan masa lalu. Ghea pernah kehilangan seseorang di tempat ini, sungguh dirinya tak ingin mengulang kejadian yang sama.
![](https://img.wattpad.com/cover/343833397-288-k379462.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh Hati, Aparatur Sipil Negara
Roman d'amourGhea Soedartono -- harus menerima takdir dan fakta bahwa ia diarak oleh warga bersama Yudhi Irfan sebagai kepala divisi humas kantor walikota, sekaligus atasan tempatnya magang untuk dinikahkan secara paksa. Selagi dirinya berusaha untuk melupakan...