Fokus Yudhi yang sedari tadi dirinya tujukan untuk membaca laporan hasil evaluasi kinerja akhir bulan, harus terbelah oleh datangnya bisik-bisik dari sisi samping kanan dan kiri meja rapat.
Sebenarnya Yudhi tak memedulikan akan apa yang biasa mereka bicarakan. Entah itu bergosip tentang karyawan satu divisi mereka sendiri, entah itu kabar terbaru akan kebijakan dari pemerintah pusat yang membuat mereka bingung sendiri, atau bahkan saling lempar curhat mereka pada masalah dan cerita keluarga sendiri.
Namun kali ini, untuk pertama kalinya Yudhi merasa sedikit terintimidasi pada bisik yang datang karena mereka berbicara mengenai hubungan dirinya dengan Ghea.
Sudah tiga hari berlalu sejak kejadian itu, sudah tiga hari berlalu pula dirinya merasa hidup sendiri setelah memutuskan untuk tak kembali ke rumah, namun berita hangat akan berpisahnya ia dan Ghea masih menjadi trending topik.
Ditambah bagaimana ada satu kabar terbaru mengenai gadis itu yang sudah blak-blakan untuk go-public mengenai hubungannya bersama Elnanda, semakin membuat batin Yudhi meradang.
Bukan apa-apa, hanya saja masih tak masuk di akal Yudhi sendiri pada berbagai alasan yang gadis itu beberkan.
Rasanya masih tidak mungkin setelah apa yang mereka lewati, setelah serangkaian momen kebahagiaan yang saling mereka habiskan, begitu enteng gadis itu mengaku bahwa ia hanya berpura-pura memiliki perasaan padanya.
Tapi kalau pun memang benar, sebegitu tegakah diri Ghea menghabiskan empat bulan bersama hanya berniat untuk memainkan perasaannya semata?
Dan kalau pun memang benar, mengapa harus dirinya yang gadis itu pilih sedangkan di luar sana masih banyak laki-laki yang jauh lebih baik dari dirinya, jauh bisa memberi gadis itu kebahagiaan tiada tara, dan mampu menyunggingkan senyum lebar bagi Ghea lebih dari apapun di dunia.
Yudhi memang tak melihati siapa saja orang yang saling bergosip di antara mereka, namun Yudhi masih bisa mendengarkan pasti lirih kalimat yang terlempar.
Tentang kebenaran status dirinya dan Ghea, mengapa Ghea mengumumkan bahwa dirinya berpacaran dengan Elnanda meski sudah blak-blakan memperlihatkan bahwa dirinya dan Yudhi sudah menikah, apakah kabar Ghea berpacaran dengan Elnanda hanyalah gimmick semata, sampai bisik-bisik dugaan bahwa dirinya hanya dijadikan mainan oleh Ghea, semuanya bercampur aduk membuat Yudhi tak mampu sedikit pun fokus pada apa yang dikerjakan.
"Pak Yudhi, laporannya udah selesai?" celetuk suara dari samping membuatnya kembali tersadar masih terdapat diri Pak Bahar di samping.
"Iya, pak. Masih saya coba evaluasi lagi."
"Oke, nanti coba di rekap juga ya."
"Siap, pak. Ini... harus diidentifikasi lagi..." gumam Yudhi menegakkan posisi duduk dan mencorat-coret seperlunya.
Namun Pak Bahar yang juga sudah mendengar akan kabar yang simpang siur tak jelas juntrungannya, mengamati bagaimana diri anak buah di sampingnya itu.
"Pak Yudhi katanya sekarang... sewa rumah dinas ya?"
"Oh, iya pak. Cuma opsional sementara. Soalnya saya juga masih punya PR banyak setelah acara Expo kebudayaan. Gak lama setelah ini nanti ada persiapan upacara hari kemerdekaan, jadi biar lebih mudah dan gampang buat saya bisa mobilitas dan berperan," balas Yudhi se-diplomatis mungkin.
"Oh gitu, di rumah dinas mana?"
"Rumah dinas kompleks samping. Ada Pak Tio, Pak Tono juga jadi satu. Kalo bapak mau mampir nanti saya bikinin kopi," undang guyon Yudhi diikuti kekehan mereka berdua.
"Hahah boleh, harus yang enak ya. Tapi betahji disana?"
"Ya... gak ada pilihan juga, pak."
"Oh gitu iya-iya..." angguk Pak Bahar kecil, "...tapi kalo saran saya... jangan terus-terusan terpaku sama kerjaan. Apa yang ada di kantor, ya kerjakan di kantor dan jadi tanggung jawab kamu dari jam delapan pagi sampai jam tiga sore aja. Selebihnya ya udah, kamu lepas. Santai, nikmatin hidup kamu sendiri. Apa yang kita punya sekarang Yudhi, mungkin gak akan kita dapatin lagi nantinya. Nikmati momen yang kita punya, nikmati bahagia yang kita dapetin dari orang-orang sekitar kita, terutama orang yang kita sayangi. Pikirkan juga diri kamu sendiri. Ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh Hati, Aparatur Sipil Negara
RomanceGhea Soedartono -- harus menerima takdir dan fakta bahwa ia diarak oleh warga bersama Yudhi Irfan sebagai kepala divisi humas kantor walikota, sekaligus atasan tempatnya magang untuk dinikahkan secara paksa. Selagi dirinya berusaha untuk melupakan...