(End) 🔞 Dunia Binatang Kuno (H Tinggi) 3p

16 Air mani kental mengalir ke lantai H

"Ah! Ahhh - begitu dalam -" Tak ada cahaya bintang di langit malam yang gelap, cahaya bulan bersinar terang melalui dahan-dahan pepohonan, diiringi kicauan serangga dan burung serta manisnya angin pegunungan yang bertiup melintasi hutan, Yuan Langtian merasa sudah ada tanda-tanda tangisan dalam erangan kenikmatannya.

Pinggangnya yang ramping terus berayun mengikuti irama yang didominasi oleh binatang raksasa, dan sepasang payudaranya yang gemuk juga ikut bergoyang karena penyisipan.Hutan lebat di bagian bawah tubuhnya lembab dan berkilau, dan dua kelopak merah mudanya benar-benar hilang. dan ditutup saat senjata laki-laki masuk dan keluar. Tanpa henti, vagina yang indah dan halus diregangkan secara maksimal, daging vagina merah dan lendir transparan terus-menerus dikeluarkan, percikan air dan busa beterbangan bersama, dan aromanya gerah.

Binatang raksasa itu melihat keindahan ekstrim dengan mata merah, dan merasakan tubuh bagian bawahnya membengkak, dia menggeram, mencondongkan tubuh dan menjilat wajah dan leher lawannya yang halus dan cerah beberapa kali, serta perutnya yang berotot dan berwarna perunggu. lebih cepat dan lebih keras seperti tukang tiang pancang.Setiap pukulan menembus leher rahim yang halus dan bersentuhan dekat dengan selaput lendir segar yang lembab dan panas...

Stimulasi ganda yang kuat ini memaksa Yuan Lang gemetar, vaginanya terus berkontraksi, mengencangkan binatang yang menyerang, dan cairan manis menyembur keluar. Dia sekali lagi ditembus oleh pria itu dan mencapai orgasme. Payudaranya didorong ke atas tanpa sadar, The puting susu berwarna merah cerah dimasukkan ke dalam mulut orang lain, dan suaranya menjadi panjang dan lembut, dengan air mata: "Ah...ah...uh ah, tolong..."

"Aum—" Binatang raksasa itu merasa dagingnya dicekik erat oleh lubang kecilnya, ekspresi wajahnya menjadi ganas dan merah, taringnya menjalar, dan pupilnya berubah menjadi garis vertikal, seolah ingin menelan Yuan Lang hidup-hidup .

Pria telanjang itu mengangkatnya dari batu dan berdiri, dia bergerak masuk dan keluar sedikit lebih lambat, dan pada saat yang sama mengunci spermanya dengan erat untuk mencegah dirinya ejakulasi begitu cepat. Dia memegang dua pantat putih seperti buah persik Yuan Lang dengan kedua tangannya, meremas dan memainkannya, dan buah persik montok itu mekar di tangannya.

Kabut di hutan berangsur-angsur menghilang, dan sinar bulan putih keperakan yang jatuh ke bumi menjadi lebih segar dan menyilaukan.Bunga bijak ungu tua dan bunga iris yang tumbuh di mana-mana menutupi tanah dengan cahaya kabur dan lembut.

“Hmm… um… kamu, kenapa kamu tidak tahu kalau kamu lelah?" Kesadaran Yuan Lang hilang selama setengah seperempat jam setelah vaginanya mencapai klimaks. Dia jatuh dengan lembut ke dada keras batu pria itu. , terengah-engah. Setelah mencerna sisa rasa orgasme, dia terus menahan tusukan stik daging yang tebal dan panjang itu, dan berkata dengan genit. Dia merasa cairan sinovial di tubuh bagian bawahnya berdeguk, dan alat kelaminnya terisi sampai penuh, meluas ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan terus-menerus bertabrakan dengan alat kelamin laki-laki.Suara itu bergema di hutan, sangat cabul dan keras sehingga dia tersipu tanpa sadar.

Setelah beberapa saat, Yuan Lang mengangkat kepalanya dan mengamati pria yang menggendongnya. Penampakan binatang raksasa itu setelah berubah menjadi manusia. Agar adil, bukan hanya dia tidak ganas dan kasar, tapi wajahnya juga tidak ganas. dalam dan tampan, dengan ciri-ciri yang tajam, mirip dengan yang dia temui selama perjalanan sebelumnya ke luar negeri. Mereka agak mirip dengan pria kulit putih di masa lalu. Mereka tinggi dan kuat, dengan otot yang kuat di sekujur tubuh mereka, memancarkan kejantanan yang kuat hormon.

"Ah... tidak, tolong jangan masuk ke dalam..." Merasakan penis besar di tubuh bagian bawahnya mendorong lebih cepat dan lebih dalam, Yuan Lang buru-buru mengulurkan tangan lembutnya dan memeluk bahunya erat-erat, Meninggalkan beberapa goresan gairah di punggungnya, dia menenangkan diri untuk mencegah dirinya terlempar. Reaksi familiar seorang pria sebelum ejakulasi membuatnya dengan lembut memohon belas kasihan.