SHEZA | 10

44.6K 1.7K 127
                                    

10 : Vincent's Party

10 : Vincent's Party

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

Pukul 9 malam, aku pergi dari rumah secara diam-diam. Bisa gawat jika Mbok Karti atau Bik Jum memergokiku keluar selarut ini. Apalagi jika sampai melapor pada Bunda dan Papa.

Memakai rok pendek dan baju tanpa lengan dengan warna hitam selaras, aku melapisi pakaian itu dengan sweater oversize yang hoodie-nya kutudungkan di kepala, sudah seperti penyusup di dalam rumah sendiri.

Di depan gerbang sana aku mendapati mobil Echa sudah terparkir, segera saja aku masuk. Mengenakan sweater membuatku gerah, jadi aku melepasnya.

"Harus banget kayak maling gitu?" kekeh Inka di belakang kemudi seraya meraih sweater yang aku sodorkan untuk ditaruh belakang.

"Bangsat lo," balasku dengan tawa kecil.

"She, keknya lo aja, deh, yang bawa mobil. Gue gabisa ngebut," tutur Echa.

"Yaudah tuker tempat."

Gadis itu turun dari mobil, sedangkan aku langsung lompat ke samping untuk memosisikan diri di depan kemudi. Begitu memasuki jalan raya spontan kaki ini menginjak gas sedalam mungkin.

"Gak sengebut ini juga, She! Lo pikir kita kucing yang punya nyawa cadangan?" heboh Echa.

"Please, gue masih pengen nikah!" seru Inka.

"Gausah lebay, anjrit!" sahutku.

Tiba aku berhenti di lampu merah, dua gadis yang semula ngomel-ngomel ketakutan, tiba-tiba menagih omonganku saat di kelas pagi tadi. Echa dan Inka ingin aku menceritakan bagaimana bisa aku dan Alvian berpacaran. Dengan senang hati aku menceritakan semua dari awal.

"What?! Lo tendang beneran itunya?" sentak Inka.

"Gila lo, She!" sambung Echa.

"Gila mana sama dia yang katanya mau nusuk-nusuk gue? Cabul banget, gak, sih, tuh cowok?"

Sontak Echa dan Inka menanggapi aduanku dengan tertawa kencang. Mereka ini sepertinya sangat senang melihatku tertekan.

Asik mengobrol tak terasa bahwa kami sudah sampai di Mansion Vincent. Mobil-mobil mewah berjajar teratur tampak rapi. Saking niat membuat pesta, Vincent menyewa puluhan tukang parkir di halam Mansion yang luasnya hampir selebar lapangan bola untuk mengatur mobil orang-orang yang datang.

"She?" panggil Echa ragu, pandangannya fokus pada satu titik.

"Eumm?"

"Serius lo pacaran sama Alvian?"

"Jadi masih belom percaya?"

SHEZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang