SHEZA | 42

28.9K 1.4K 615
                                    

42 : Rumah Urut

42 : Rumah Urut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

Untunglah akibat ulahnya yang memukuli siswa lain kemarin, Alvian hanya mendapat teguran keras dari pihak sekolah.

Membawa keranjang buah, aku mengetuk pintu kamar cowok itu. Tak berselang lama sang empu membukakan pintu. Alvian menatapku dari atas sampai bawah.

"Makasih buat kemaren," ucapku memberikan buah-buahan yang semalam aku beli.

"Gamau buah, yang gue mau cuma lo," balas Alvian.

Alisku menurun, mengulurkan tangan, aku mencengkeram lengan Alvian yang sontak membuatnya meringis nyeri segera menjauh mundur.

"Sayangnya gue udah gabisa lo permainin lagi, gue udah sadar kalo lo sebobrok itu!"

Aku hantamkan keranjang buah di tanganku ke dadanya, Alvian langsung memeluk pemberianku. Saat mau meninggalkan pintu kamar Alvian, aku teringat niat awalku selain mengucapkan terima kasih dan memberikan buah.

"Oh iya!" seruku.

Cowok itu manikkan satu alis.

"Cepet ganti baju, gue anter lo ke suatu tempat."

"Mau ngedate?"

Aku hanya membalas pertanyaan Alvian dengan senyum tipis.

Mengendarai mobil Alvian dengan aku yang menyetir sesekali melirik ponsel untuk memastikan rute di GPS. Cowok di samping kemudi sana terlihat pasrah mau di bawa ke mana pun olehku.

"Pasti dapet rekomendasi tempat dari sosmed, ya? Ke mana, sih, emang? Padahal pacaran di kafe yang baru buka dua hari lalu juga seru kayaknya."

Bersamaan dengan terkatupnya bibir cerewet Alvian, aku menghentikan mobil di titik lokasi. Sebuah bangunan yang memiliki plang bertuliskan "Rumah Urut" menyambut kami.

Alvian terkesiap. "Gak salah?"

"Sebagai penyebab lo cidera, gue berniat tanggung jawab."

"Lo tau tempat ini dari mana? Gimana kalo tempat ini abal-abal? Bisa-bisa dibikin patah beneran tangan gue."

"Dapet selebaran di halte depan sekolah."

"Tuh 'kan, lo nemuin tempat ini aja dengan cara gak jelas."

Mendengkus pelan, aku langsung turun dari mobil. Membuka pintu bagian Alvian, tanpa basa-basi menariknya keluar secara paksa.

Setelah mengisi formulir pendaftaran, aku dan Alvian duduk di kursi tunggu bersama dua orang bapak-bapak berumur yang sepertinya juga mau urut.

SHEZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang