27 : Anonim
🦋🦋🦋
Dua minggu sejak insiden kecelakaan Alvian, aku memutuskan untuk tidak keluar dari rumah sama sekali. Bahkan untuk sekolah, aku meminta Papa bicara dengan pihak sekolah agar bisa belajar dari rumah untuk sementara waktu.
Menurut yang aku dengar dari Inka dan Echa, dalam dua minggu ini pula Julian hanya sekali menampakkan batang hidungnya di sirkuit VA. Menanyakan keadaanku pada Inka, lalu tak terlihat lagi sejak hari itu.
Aku telah memblokir semua kontak dan akun sosial medianya, karena tindakan Julian waktu itu benar-benar membuatku takut. Monster jenis apa yang tega hampir menghilangkan nyawa seseorang dengan mudah dan tanpa pikir panjang? Huh... dia sangat mengerikan. Aku tidak mau berurusan dengan cowok gila itu lagi.
"Sayang, ada Inka sama Echa, nih!" seru Bunda dari depan pintu.
"Suruh masuk aja, Bun!"
Bunda membukakan pintu, lalu dua gadis itu masuk ke dalam kamarku.
"Mau minum apa?" tanya Bunda.
"Jus jeruk boleh, Tan-"
"Gausah, Tante, kita cuma mau jenguk Sheza," jawab Inka memotong ucapan Echa.
Bunda senyum tipis. "Nanti Tante suruh Mbok Karti buat anter jus jeruk sama camilan, ya?"
Bunda menutup pintu, lalu Echa dan Inka mendekatiku yang tengah duduk di ranjang sambil menonton drakor. Menutup laptop aku mengalihkan pandangan kepada dua gadis itu.
"She, dua minggu, loh, lo gak sekolah. Alvian juga. Emang separah apa Julian nyelakain kalian?" tanya Inka.
"Bukan gue, tapi Alvian doang. Rem mobilnya dibuat blong sama Lian, alhasil doi nabrak halte. Untung mobilnya meledak pas dia udah keluar."
Sejauh ini tentang pelaku yang menimbulkan kecelakaan Alvian, aku hanya memberi tahukannya pada Echa dan Inka.
"Alvian luka parah?" tanya Echa.
"Lumayan, kayaknya udah pulih dia. Bukannya tiap malem ke sirkuit?"
Dua gadis itu saling berpandangan, lalu menggeleng serempak.
"Enggak?"
"Enggak, tuh, dua minggu terakhir kalian itu ngilang bak ditelan bumi," jawab Inka.
"Terus dia ke mana? Gue sering kok mergokin dia keluar rumah tiap malem. Dia udah dibeliin mobil lagi sama om Alvaro."
Echa dan Inka menaikkan bahu bersamaan. Tak lama Mbok Karti masuk membawa nampan berisi tiga gelas jus jeruk dan beberapa macam makanan ringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHEZA
Fiksi RemajaSheza Alexio, merupakan gadis yang nyaris sempurna. Semua orang heran mengapa gadis yang hidup dengan penuh kehangatan sepertinya harus menjadi sosok perundung yang kasar dan begitu arogan. Namun, bukankah orang-orang hanya menilai dari yang terliha...