Sheza Alexio, merupakan gadis yang nyaris sempurna. Semua orang heran mengapa gadis yang hidup dengan penuh kehangatan sepertinya harus menjadi sosok perundung yang kasar dan begitu arogan.
Namun, bukankah orang-orang hanya menilai dari yang terliha...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🦋🦋🦋
Sean dan Sandra berangkat ke Bioskop. Aku menolak ajakan Sandra karena enggan mengganggu waktu PDKT mereka berdua. Begitu pula dengan Alvian yang tidak jadi ikut juga.
Bunda sudah menelepon orang untuk dimintai jasa memindahkan barang-barang Sandra dan Alvian sekaligus memasang CCTV.
Langit merah mulai meredup, sore hampir habis bersamaan dengan aku yang sudah selesai bersiap untuk menemui Julian. Yups, aku lebih memilih pergi bersama Julian daripada Alvian. Tak akan kubiarkan cowok itu benar-benar menjemputku ke rumah. Apalagi sampai bertemu Papa dan Bunda.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seperti inilah penampilanku hari ini.
Keluar dari kamar dengan langkah mengendap-endap, aku berharap Alvian tidak melihatku. Begitu langkahku hampir sampai di anak tangga....
"Sheza!"
Aku berbalik badan.
"Kok gapake dress yang gue kasih?" tanya Alvian berjalan mendekat.
Dia tampak sudah rapi.
"Gue mau ketemu Julian."
"Buat apa? Gak, malam ini lo jalan sama gue."
"Julian bakal nyamperin gue ke rumah kalo malam ini gue gak nemuin dia," jelasku.
"Gue yang bakal hadepin Julian."
"Gausah gegayaan, deh, semalem aja lo dibawa ambulan gara-gara Julian."
Raut wajah Alvian tampak tidak suka saat aku mengungkit tentang kekalahannya. Cowok itu menggandeng tanganku turun dari anak tangga.
Di ruang tamu kami berpapasan dengan Papa yang baru pulang dari kantor. Papa melihat aku dan Alvian dari atas sampai bawah. Sontak Alvian melepas gandengannya.
"Jadi ini yang pacaran?" tanya Papa dengan nada bercanda.
Tentu aku terperanjat. "Bunda, ya, yang ngasih tau?"
