SHEZA | 39

29.1K 1.4K 626
                                    

39 : Kesempatan?

39 : Kesempatan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

"Bareng gak, She?" tanya Sean.

Cowok itu sudah selesai sarapan dan bersiap mau berangkat sekolah bersama pacarnya.

"Bentar dulu, kopi gue belom jadi. Tunggu Bik Jum bentar."

"Oke."

"Duluan aja, Sheza bareng gue," sahut Alvian seraya menarik kursi duduk di sampingku.

"B-bukannya udah putus?" tanya Sandra.

"Belom."

"Kak?" tegur Bunda, alisnya menaut.

"Jadi kalian ini sudah putus atau masih jalan?" tanya Papa memastikan.

"Kita udah putus, ya!" timpalku memelototi Alvian.

"Wajar 'kan, Pa, dalam hubungan ada selisih paham? Bunda, Alvian masih anggap Sheza pacar," terangnya pada kedua orang tuaku.

Apa-apaan ini? Mengapa seolah aku yang jahat? Padahal jelas dia duluan yang menyebabkan selisih paham ini terjadi.

"Alvian sedih semalam Sheza jalan sama cowok lain," lanjutnya seolah jadi yang paling tersakiti.

Jangan sampai dia memaksaku untuk membongkar tentang hubungannya dan Laura di depan Papa dan Bunda.

"Ryan bilang apa, Bang, jangan sama Sheza," jawab bocah lelaki itu lalu meneguk susu.

Sedangkan yang lain terdiam saling bertukar pandang.

"Kak, kalo ada masalah bicarain baik-baik dong," tegur Bunda.

"Bunda gamau tau masalah kita apa?"

Sontak Alvian batuk, wajahnya langsung pucat menatapku panik.

"Memang apa masalah kalian?" tanya Papa.

"She, kayaknya masalah ini cukup kita aja yang tau," sahut Alvian.

"Kenapa? Takut playing victim lo gagal?"

Satu meja memasang wajah bingung, aku segera berdiri.

"Pagi-pagi udah ngerusak mood," gerutuku. "Sheza berangkat naik taksi aja."

Meninggalkan meja makan, aku berjalan keluar rumah. Sampai di halaman, terdengar samar-samar dan semakin jelas suara deruman mobil Alvian keluar dari garasi. Cowok itu mengendarai mobilnya pelan menyamai kecepatan langkah kakiku.

SHEZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang