45 : Tato
“Tidak bisakah menyukai seseorang sewajarnya saja? Obsesimu itu mengerikan.”
— Sheza —
🦋🦋🦋
"Dari mana aja, sayang, baru pulang?" tegur Bunda. "Kayaknya CCTV di depan kamar perlu dipasang lagi, nih."
"Udah pada balikan, ya?" tanya Papa.
Pipiku merona, Alvian malah senyum-senyum seperti orang salah tingkah. Kami tidak menjawab celoteh Papa dan Bunda, kemudian aku memberikan setoples cookies kepada mereka berdua.
"Thank you, darling," ucap Bunda langsung menyicipinya bersama Papa. "Eumm ... enak banget, beli di mana?"
"Buatan Alvian," jawabku.
Bunda melebarkan mata. "Serius, Al?"
"Buatan Alvian sama Sheza, Bun."
"Bikinnya di mana?" tanya Papa.
"Di rumah Om Alvaro," jawabku. "Yaudah, Sheza masuk dulu, ya, Pa, Bun. Mau mandi."
"Sheza, tunggu!" tahan Papa.
Lelaki itu masuk ke dalam kamarnya, aku mengamati gerak-gerik Papa dengan heran, beberapa menit kemudian dia kembali lagi membawakan kunci mobil kesayanganku yang sudah sangat lama disita olehnya.
Mataku langsung berbinar menyambut Papa. Lelaki itu mengulurkan kunci tersebut, saat mau kuambil, seketika diangkat tinggi oleh Papa.
"Paaaa," rengekku.
"Inget, gaboleh keluyuran malem tanpa izin Papa dan Bunda lagi. Atau mobil kamu Papa jual biar gabisa ke mana-mana sekalian."
"Iya, Pa, iyaaa ... janji, deh."
Akhirnya aku mendapatkan sebagian hidupku lagi.
***
Mobilku sudah kembali, jadi tidak perlu repot-repot bangun pagi seperti beberapa waktu terakhir. Sesuai dugaan semua sudah berangkat, aku turun ke bawah bertemu Bunda.
"Berangkat, Bun!" pamitku.
"Gak sarapan dulu?"
"Sarapan di kantin aja."
"Alvian mana?"
Aku menggidikkan bahu. "Emang belom berangkat?"
Derap langkah kaki dari anak tangga seketika membuat aku dan Bunda menoleh kompak. Itu cowok yang sedang kami bicarakan. Dia berhenti di sampingku.
"Berangkat, ya, Bun? Ayo, She!"
"Gue naik mobil sendiri."
"Iya, gue iring lo dari belakang."
Di tengah jalan saat sedang berkendara santai, tiba-tiba Alvian menyamai laju mobilku. Cowok itu menurunkan kaca, lalu aku juga melakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHEZA
Roman pour AdolescentsSheza Alexio, merupakan gadis yang nyaris sempurna. Semua orang heran mengapa gadis yang hidup dengan penuh kehangatan sepertinya harus menjadi sosok perundung yang kasar dan begitu arogan. Namun, bukankah orang-orang hanya menilai dari yang terliha...